"Aku tidak akan kembali ke bandung sampai masalah ini selesai, aku akan memperpanjang cuti."
"Maafkan aku selalu merepotkan mu Satria."
Aku dan Satria berada di panti asuhan rumahnya Satria, hanya tempat ini yang paling aman dan nyaman untuk kami bicara.
Kondisi kak Dianna terus membaik setelah kedatangan Satria, dan kini mama Ira juga terus membujukku agar aku mau meninggalkan Satria untuk kak Dianna. Bukan tanpa alasan mama Ira meminta hal ini tapi karena kak Dianna bilang pada mama Ira kalau dia ingin sekali menikah dengan Satria sebelum penyakit merenggut nyawanya. Mama Ira sungguh tidak sanggup mendengar permintaan kak Dianna begitu juga denganku, bahkan saat ini aku sudah rela jika Satria dan kak Dianna kembali bersama tapi aku tidak bisa menyakiti Satria.
"Ku lihat-lihat kau semakin gendut saja, pipimu ini kenapa chubby sekali."
Ucap Satria sambil mencubit pipiku.Entah kenapa sejak tadi aku mual mencium parfum Satria, padahal sebelumnya aku tidak memperdulikan itu.
"Hueekkk."
"Satria, menjauhlah dariku parfum mu tidak enak bau nya."
Ucapku mendorong Satria untuk menjauh."Parfum apa?aku tidak pakai parfum sama sekali, bajuku bau sabun laundry biasa."
Jawab Satria bingung."Hueeekk, aku tidak tahan lagi."
Aku lari ke kamar mandi karena tidak tahan menahan mual.
"Bintang sepertinya kau sakit."
Satria mengecek suhu tubuhku dengan menempelkan punggung tangannya di kening ku."Tapi badanmu tidak demam."
Lanjutnya bingung."Memang tidak, aku juga tidak tahu kenapa setiap pagi aku selalu mual tidak jelas."
"Setiap pagi?."
Tanya Satria serius."Iya setiap pagi, selalu saja."
Jawabku jujur."Kau ingat tidak di malam saat kau menginap di apartemen ku?."
"Ingat, aku tidak bisa pulang karena hujan."
Sambungku."Ingat apa yang kita lakukan di apartemen?."
Aku ingat dan sampai sekarang tidak bisa melupakan kejadian malam itu.
"Kita bercinta malam itu."
Jelasku singkat."Kau tahu akibat dari semua itu?mungkinkah kau hamil Bintang?."
"Tidak, tidak mungkin aku hamil."
Aku sangat panik mendengar ucapan Satria dan mencoba mengelak.Satria menangkupkan wajahku dengan kedua tangannya lalu mencium keningku.
"Tapi kau mengalami morning sick, ayo kita kerumah sakit untuk mengeceknya."
"Cukup Satria!aku tidak mungkin hamil!."
"Kau mengalami morning sick setiap hari Bintang, itu adalah ciri-ciri orang hamil."
Jelas Satria sambil mengusap kepala ku, dia mencoba menenangkanku."Aku tidak mau ke dokter, kita cek dengan testpack saja."
"Baiklah."
Satria dan aku pergi ke apartemen miliknya, kita tidak mungkin mengecek kehamilan di rumah panti asuhan karena disana ada ibunya Satria dan anak-anak panti, pasti hal seperti ini tidak bisa di sembunyikan. Satria sudah membeli banyak sekali alat tes kehamilan karena dia tidak tahu mana alat yang bagus jadi dia beli semuanya, aku tidak menemaninya karena mood ku sudah sangat hancur, aku tidak bisa lagi berpikir karena aku sangat takut kalau aku memang sedang hamil.
"Bagaimana hasilnya?."
Tanya Satria saat aku keluar dari kamar mandi.Aku menunjukkan tiga testpack yang hasilnya positif, aku benar-benar hamil anaknya Satria. Aku hamil di luar pernikahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Endless Love
RomanceHidupku baik-baik saja sebelum aku dan kakakku jatuh cinta, itu karena kami mencintai orang yang sama. Aku yang membuat diriku berada di antara kisah cinta mereka, sampai aku mengorbankan banyak perasaan. Menutup mata dan telinga demi bersama seseor...