Sejak ingatanku kembali setiap malam aku tidak bisa tidur apalagi ditambah masalah yang aku hadapi sekarang ini, memikirkan nya tidak cukup hanya satu malam saja sebab itulah malam-malam ku tidak pernah tenang, mungkin mata ini terpejam tapi hati dan pikiranku melayang kemana-mana.
Malam ini pun Satria tidak menghubungi ku setelah pertemuan kami dengan Mario di rumah sakit, aku harus mengatakan yang sejujurnya bahwa aku dan Mario memang punya hubungan sebelum aku bertemu Satria. Aku benar-benar menghadapi ini sendirian, tak ada siapapun yang bisa aku ajak bicara untuk mendengarkan masalah ku ini.
Tok tok tok.
Pintu kamar ku terbuka dan ternyata Oma Eni lah yang datang, untuk sementara ini oma Eni memutuskan untuk tinggal dirumah ku."Sudah jam segini kenapa belum tidur?."
Tanyanya menghampiri ku yang sedang melamun duduk di atas tempat tidur."Tidak bisa tidur Oma."
Oma Eni membawaku tidur di pangkuannya sambil dia mengusap-usap kepala ku, ini adalah momen favorit ku bersama Oma Eni."Apa yang kamu pikirkan sehingga tidak bisa tidur cucuku?."
"Aku memikirkan segalanya Oma, aku, kak Dianna, Satria dan Mario."
"Kamu harus mengambil keputusan, bagaimanapun juga Mario berhak atas dirimu karena kamu sudah menerima lamarannya dulu dan kalau kamu memilih Satria maka jujurlah pada semuanya, termasuk pada Dianna dan Mario."
Oma Eni benar aku harus segera mengambil keputusan, tapi apapun keputusan yang aku ambil tetap saja akan menyakiti salah satu dari kami.
Misalkan aku memilih Satria, maka kak Dianna dan Mario yang akan tersakiti dan jika aku memilih Mario makan Satria dan aku sendiri akan tersakiti."Menurut Oma Eni aku harus memilih Satria atau Mario?."
Tanyaku serius."Kenapa bertanya padaku?itu kan perasaanmu."
"Ya menurut Oma saja gitu."
Oma Eni geleng-geleng kepala mendengar ucapan ku.
"Kalau menurut Oma ,ikuti kata hatimu tapi Oma ingin bertanya apa kamu masih mencintai Mario?."
"Saat ini aku mencintai Satria tapi aku memikirkan kak Dianna Oma, dia pasti sakit hati kalau tahu hubungan ku dengan Satria."
"Huhhh sulit juga sih keadaannya."
Jiwa dramatis Oma Eni keluar.Karena kasihan kepada ku akhirnya Oma Eni tidur bersamaku di kamarku, rasanya lega juga sudah mengungkapkan isi hatiku pada orang lain walaupun Oma Eni tidak bisa memberikan solusi yang pasti setidaknya dia bisa mendengar kan.
______
"Selamat pagi my bii."
Aku melihat Mario berada di hadapanku saat aku membuka mata, ya ampun dia datang pagi sekali atau memang aku yang bangun kesiangan.
"Jam berapa ini Mario?."Tanyaku sambil mengucek-ngucek mata khas orang bangun tidur.
"Tujuh pagi, ayo kita sarapan my bii, Oma Eni sudah menunggu di bawah."
Ucap Mario setelah itu dia ingin pergi tapi aku menarik tangannya."Kenapa kamu datang sepagi ini Mario?."
"Aku hanya ingin menemani mu disini."
Mario duduk di pinggir ranjang ku.Aku hanya diam memperhatikan Mario, kalau di pikir-pikir dulu aku dan Mario sangat dekat namun sekarang seperti ada jarak yang memisahkan kami, rasanya tak senyaman dulu saat aku berada di dekatnya. Dia sih tidak berubah tapi akulah yang berubah dan aku merasa ini semua salah. Walaupun aku tidak sengaja telah mengkhianati cinta nya tapi tetap saja yang aku lakukan padanya itu jahat, sedangkan saat ini dia sangat peduli padaku. Seandainya dulu kami tidak merubah status persahabatan kami.
KAMU SEDANG MEMBACA
Endless Love
RomanceHidupku baik-baik saja sebelum aku dan kakakku jatuh cinta, itu karena kami mencintai orang yang sama. Aku yang membuat diriku berada di antara kisah cinta mereka, sampai aku mengorbankan banyak perasaan. Menutup mata dan telinga demi bersama seseor...