Bab 10 - Petunjuk

1 0 0
                                    

Edwin pun mengarahkan teman temanya untuk kembali menuju jalan yang tadi ia lewati, dan Edwin berpikir mungkin saja Para bandit tersebut mengarah ke desa Angelina.

Matahari pun sudah mulai terbenam menandakan sudah saatnya peranya digantikan oleh bulan dan para bintang, angin sore berhembus menerpa mereka bertiga.

"hei Marcel apakah persediaan kita masih aman?," tanya Zion

"Kurasa persediaan makanan kita hanya bertahan untuk 2 hari kedepan, jika kita bergegas lalu menemukan desa lagi, kita dapat mengisi persediaan makanan kita" jawab Marcell.

"Jika kau ingin beristirahat silahkan saja"pinta Edwin.

Mereka pun beristirahat dibawah pohon yang rindang ini, sambil memakan bekal persediaan nya"

*

Malam pun tiba Edwin memutuskan untuk membuat api unggun.

"Apa kau ingin berlama lama disini?" tanya Marcell

"Ayolah..Kita hanya istirahat sejenak" jawab zion

Angin dingin mulai menyelimuti suasana malam hari,

Tiba tiba saja mereka mendengar sebuah suara di semak semak,

"Hei kalian dengar itu?" tanya Edwin sambil memegang pedangnya untuk berjaga jaga

*

"Serahkan barang berharga mu" benar saja ada sosok berjumlah lima orang, awalnya Edwin mengira bahwa bandit tersebut adalah bagian dari bandit bulan sabit, namun anehnya para bandit tersebut tidak mengenakan topeng putih dan hanya memakai pakaian gelap serta membawa pedang di pinggangnya,

"Apa yang kau mau?" tanya edwin

"Aku tidak suka dengan basa basi mu keparat!!!.." Saut bandit ninja tersebut sambil melayangkan pedang ke arah kepala Edwin Namun edwin sudah menebak serangannya sehingga dengan mudah edwin menahan tenaga pedang tersebut dengan menggunakan pedang sabitnya.

Situasi memanas, Zion pun tidak hanya tinggal diam, dia mengangkat kapak nya dan langsung menghujamkan ke kaki bandit tersebut, namun bandit tersebut berhasil melompat dan menghindari ayunan kapak dari Zion.

"zrakkk!!!....." sebuah anak panah menembus dan menusuk tepat ditengah dada di tubuh bandit tersebut, Ternyata kemampuan memanah Marcell mengenai sasaran.

Satu target telah tumbang, tersisa 4 lagi dan sebenarnya Edwin merasa kewalahan, karena memang di situasi tersebut dalam keadaan kalah jumlah.

Marcell pun mengalihkan skill busurnya dengan menggunakan anak panah sebagai senjata kecil layaknya pisau lempar yang dapat menusuk dan melukai para ninja tersebut, Marcell pun melayangkan anak panah tersebut dan berharap mengenai kepala ninja tersebut, namun cukup aneh panah tersebut berhasil ditangkis oleh pedang bandit tersebut.

"Apa..? Mustahil..apa apaan ini" gumam Marcell

"Zrekk..."tiba tiba ninja itu dengan cepat berada di belakang Marcell dan melukai kaki yang menjadi penopang tubuh Marcell, entah mengapa gerakan ninja tersebut sangat cepat sekali sehingga mampu melumpuhkan kaki Marcell, marcell pun tergeletak lemas lumpuh dan tidak dapat bangkit lagi, sekarang hanya tersisa zion yang sudah mulai kelelahan dengan beberapa luka sayatan di wajahnya dan Edwin yang sudah kehabisan tenaga menghadapi gesitnya Ninja tersebut, harapan pun sudah habis, Tinggal Zion dan Edwin saja yang mampu bertahan.

Tiba tiba saja ada seseorang dengan gerakan yang sangat cepat menghampiri Zion dan Edwin, sosok yang mengenakan jubah hitam sambil membawa 2 bilah belati di tangannya, Zion pun kaget.

"Siapa kau?" Tanya Zion.

Namun sosok itu tidak menjawab, namun samar samar Edwin sepertinya mengenal orang dibalik jubah tersebut, dan dengan sedikit pengalihan sosok jubah misterius terseput pun memanfaatkan situasi dengan segera menolong dan menuntun Edwin. Dengan sigap sang berjubah itu menikam tubuh para bandit tersebut dengan menggunakan belati nya, satu persatu bandit pun jatuh lumpuh dan dengan singkatnya duel itu ditutup dengan adegan sosok berjubah itu melempar belatinya tepat di mata ninja bandit tersebut.

Dimen SeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang