Bab 11 - Penyergapan

1 0 0
                                    

Pagi hari menyinari dan membangunkan mereka berempat, pagi ini cukup berbeda pada pagi hari biasanya, cuaca nya yang agak redup mendung, disertai angin dingin mengingat gunung evolved adalah gunung yang cukup tinggi, dan sangat wajar tentunya jika pada pagi hari gunung ini terasa dingin,

"Kurasa matahari terbit inilah menjadi tanda bahwa kita harus berangkat"

"Kemasi barang kalian, perjalanan kita tinggal selangkah lagi" ucap Edwin dengan percaya diri

Edwin pun mengasah pedang sabitnya sambil memperbaiki kerusakan ringan pedang tersebut, mengingat pedang ini adalah pemberian calon istrinya yaitu Angelina, zion pun juga terlihat masih menempa ulang kapak nya sambil memperbaiki perisainya, sedangkan Marcel sudah menenteng busur silangnya dan Yaejin dengan kedua belati pamungkas nya nya, keempat pemecah terjadinya perang inilah yang akan berusaha menyelamatkan dunia di dimensi ini.

"Sudah siap Zion?" tanya Edwin dengan Marcel dan Yaejin yang sudah bersiap siap.

"Ayo berangkat" saut Zion

"Let's burn out " Ucap Edwin.

Mereka berempat pun menuju desa Archimes dengan menyusuri hutan, memang sebenarnya tidak jauh letak desa Archimes ini dari lokasi gunung yang ditempati Edwin dan teman temanya istirahat, tak butuh waktu lama mereka pun sampai pada lembah yang berpemandangan gemuruh kerusuhan keributan dan kekacauan campur aduk terdengar di desa Archimes tersebut,

"Kau lihat?..satu satunya desa yang masih tersisa ras matahari terbit ini menjadi medan pertempuran dan ajang penghabisan darah, hanya karena mitos yang tidak benar oleh aliran yang dipercayai ras bulan sabit" ucap Yaejin.

Edwin hanya bisa terdiam bagaimana kabar Angelina sekarang, ia tidak sanggup memikirkan Angelina lagi, hatinya hampir pecah karena kekhawatiran Edwin terhadap Angelina.

"Kau tahu aku sudah muak dengan ini, cepatlah akhiri siklus perang ini" tiba tiba edwin bergegas berdiri sambil mengambil pedang sabit dipunggungnya dan berjalan cepat menuju desa Archimes tersebut.

"tunggu Edwin kau jangan gegabah" teriak Yaejin

Ketiga teman Edwin tersebut pun langsung menyusul edwin.

*

Mereka berempat pun tiba di gerbang desa, suara riuh, jeritan dan suara suara pondasi bangunan yang dihancurkan menambah suasana buruk di desa itu,

Edwin pun tanpa basa basi langsung menebas pedang sabitnya itu dengan mengincar para bandit bulan sabit yang berkeliaran itu.

Tak tinggal diam Marcell pun memberikan puluhan hujan panah bertubi tubi menggunakan busur silang miliknya, Zion dengan kapakmya dia melompat menghancurkan tubuh tubuh para bandit tersebut sambil bertahan menggunakan tameng yang sudah dipoles dan diganti materialnya menjadi tembaga, Yaejin dengan ilmu sihir yang dimilikinya memungkinkan ia menumpas secara cepat menggunakan belati nya layaknya bayangan hitam yang gesit dan terkesan seperti membunuh tanpa menyentuh.

Edwin mencengkram salah satu bandit yang ia tangkap

"Dimana pemimpin mu!!!!...." Tanya Edwin dengan nada kasar dan matanya yang melotot.

"Kau keparat dasar bocah ingusan.." balas bandit tersebut.

"Kau telah memilih keputusan bodoh wahai pengecut!.." Edwin pun membilah tubuhnya menjadi dua terhadap bandit yang ia cengkram tersebut.

Edwin pun mulai berkeliling lagi mencari bandit lain dan mengintrogasinya, namun pandangan Edwin tertuju pada sauatu rumah bambu yang sudah reot dan porak poranda, dan memang tak lain dan tak bukan adalah rumah Angelina, sosok yang dicintai oleh Edwin, tubuhnya mematung dan matanya terbuka besar sambil terengah engah.

"Angelinaa.." teriak Edwin berharap Angelina masih ada di bangunan tersebut, Edwin pun mengobrak abrik material yang ada di bangunan roboh tersebut, namun nihil tiada apapun selain kayu kayu yang berserakan.

"Hei edwin apa yang kau lakukan disini?" teriak Zion marcell dan yaejin,

"Kau akan terbunuh jika termenung disitu, perhatikan bandit yang berkeliaran ini..." teriak Yaejin sekali lagi, namun Edwin tidak menggubris perintah tersebut, Yaejin pun menarik paksa lengan edwin

"Kau akan terbunuh bodoh jik-..."

"Kau tidak tahu apa yang kurasakan dasar setan!!!...."

"Aku kehilangan sosok penting bagi ku, dia yang menolongku saat ada bahaya, dan memberiku sebuah senjata yang sampai sekarang aku rawat dengan hati hati!!!!....."

"Jika tadi malam kita tidak berhenti sejenak, kita sudah pasti mengambil alih kekuasaan desa ini dari ras bulan sabit keparatt...!!!"

"Sekarang siapa yang bodoh...!!!!?!" Tegas Edwin

Suasana menjadi aneh, ketiga teman edwin hanya bisa diam dan sunyi tiada suara, "pikirkan juga teman mu yang terluka karena ajakan dirimu hanya untuk mencari Gabriel, sudah jelas Gabriel mati ditangan bandit itu, kau masih saja sok menjadi pahlawan, apa yang kau kejar sebenarnya??!!?!...." Bantah Marcell

"Kau tidak akan pernah mengerti bodoh..!!!!, tidak akan pernah" ucap Edwin meninggalkan tempat tersebut sambil mencabut pedangnya.

"Kemana kau akan per-...."

Ucap Zion berteriak namun tangan nya di pegang oleh Yaejin.

"Semua akan baik baik saja" Jawab Yaejin

"Darimana kau tahu?.." tanya Marcell

"Sudahlah mari kita cari perlindungan dulu"

Dimen SeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang