Bab 4 - Tempat Tinggal

1 0 0
                                    

Dimalam yang tenang Edwin duduk di teras rumahnya, ia merindukan suasana tempat tinggalnya yang dulu.

"Apakah aku bisa kembali kesana?(rumah yang dulu)" Ucap Edwin

Hutan ini memang tenang dan nyaman namun ia tetap merindukan suasana di rumah lama.

Ia berbaring di kursi panjang depan rumahnya.

Tanpa sengaja, air mata Edwin menetes karena memikirkan dan merindukan rumah yang lama.

Edwin bermimpi

Dalam mimpinya....

Ia kembali mengalami kecelakaan seperti saat ia didunia yang dulu

Edwin bangun dengan kaget

Keesokan harinya

Edwin berjalan tidak jauh dari rumahnya, ia menemukan beberapa pohon buah-buahan tak jauh dari rumahnya. Jadi, ia merawat pohon-pohon tersebut, agar saat buahnya matang ia bisa mengambilnya sebelum didahului hewan-hewan.

Beberapa hari kemudian buah-buahan tersebut sudah matang, Edwin memetik buah yang matang, setelah ia memakan buahnya bijinya tidak langsung dibuang, namun ia mengumpulkan untuk ditanam kembali.

"TIK TIK TIK"

Tetesan air hujan yang jatuh diatas pipi Edwin, dan udara dingin membangunkan Edwin dipagi itu. Rumah yang ditinggali Edwin adalah rumah kosong yang sudah lama kosong, jadi tidak heran kondisi rumah tersebut ada yang rusak. Untungnya kerusakan rumah tersebut tidak parah, Edwin hanya perlu memperbaiki beberapa genteng yang bocor.

Edwin ingin segera memperbaiki kerusakan atap, namun ia bingung mendapatkan genteng dari mana?

Ia mengelilingi sekitar rumah dengan harapan menemukan genteng cadangan dari pemilik rumah sebelumnya. Edwin mencoba mencari di gudang, ruangan yang terletak dibagian paling belakang rumah. Saat ia membuka gudang ia menemukan beberapa genteng lama. Segeralah Edwin mengambil potongan genteng tersebut dan membawa ke depan, untuk segera dipasang

Tanpa sadar hari sudah siang, Edwin kelelahan setelah memperbaiki atap yang bocor, ia berbaring sebentar di tempat tidurnya.

"KRUCUK KRUCUK KRUCUK" suara lapar perut Edwin.

Ia terbangun karena perutnya yang kosong. Edwin memutuskan untuk pergi memancing ikan di sungai, ia membakarnya langsung di tepi sungai tersebut dan memakannya sebagai santapan pertama di hari itu.

"lumayan besar dan segar juga ikan disini, tidak sia sia aku bangun rumah dekat sungai ini".

Edwin pun mulai melangkahan kakinya dan beranjak pergi dari tempat memancing tersebut.

Sebelum pulang ke rumah ia memetik beberapa buah yang sudah matang, sebelum disantap hewan nocturnal, Pohonnya pun tidak jauh dari rumah Edwin, jadi Edwin membawa cukup banyak untuk dimakan beberapa hari kedepan.

Suatu sore, saat Edwin berjalan ingin mencari kayu bakar, dia dikejutkan dengan ular raksasa yang menghadangnya.

"SSSTTT"

"SSSTTT"

Ular itu langsung melilitnya.

Kemudian Edwin bertanya-tanya :"Ada apa ini?" Sambil berusaha melepaskan tubuhnya dari lilitan ular.

"APA YANG SEDANG KAU LAKUKAN DI WILAYAHKU?" Ucap ular ajaib.

"K-Kenapa kamu bisa berbicara?!" Jawab Edwin dengan kaget.

"KAMU TIDAK PERLU TAHU!!" Ucap ular dengan nada kesal.

"TO-LONGG!"

"TOLOONGGG" Teriak Edwin sambil berusaha kabur dari lilitan ular.

Dimen SeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang