Bab 7 - Pulang Sejenak

1 0 0
                                    

Edwin pun pulang melewati gunung pada malam hari Sunyi malam menemani kesendirian Edwin, suara para burung hantu yang bersautan, sambil berjalan Edwin memeriksa pedang yang diberi oleh Angelina tersebut, Pedang nya memang tidak terlalu bagus, terlihat masih ada kerak korosi pada pedang tersebut sambil dihiasi bercak bercak darah yang mengering,

"Pedang ini sebenarnya bagus, namun kok kelihatan tidak terawat ya"

Sambil mengelus ngelus ketajaman pedang, Edwin pun mengembalikan pedangnya di punggungnya,

"Sebentar Simbol apa ini"

Tatapan Edwin tertuju pada sebuah simbol yang agak aneh dan tidak bisa dijelaskan, bentuk figur logo nya bulat sedikit oval disertai lambang batu yang membara dengan api diatasnya, entah mengapa saat memegang pedang, logo tersebut selalu menyala merah kekuningan layaknya cahaya matahari namun Edwin sendiri tidak tahu apa artinya ini, membuat Edwin penasaran dan ingin meneliti lebih lanjut tentang senjata ini.

Tiba tiba saja ada segerombolan maling yang mirip bandit mengepung Edwin, dengan wajah yang disamarkan melalui topeng putih dengan lubang mata satu disertai motif bulan sabit di tengahnya,

"Serahkan barang berharga mu"

Dengan angkuhnya salah satu dari bandit merampok Edwin.

"Apa tujuan mu mengepung ku, aku hanyalah sosok lemah dan miskin yang hanya ingin pulang"

Bandit tersebut diam dan tanpa basa basi dua bandit maju dengan senjata mirip pisau melengkung yang mirip dengan karambit itu dan menghujamkan ke kepala Edwin, Namun edwin berhasil menghindar dan hanya merobek pakaian lusuh di dada nya,

"Aku tidak punya urusan dengan mu " Ujar Edwin dengan tatapan tajam, sambil memegang sebilah pedang dipunggungnya.

Layangan serangan bandit pun datang lagi namun ditangkis oleh pedang milik Edwin,

Melihat Edwin sedang kewalahan menghadapi pisau bandit itu, salah satu teman bandit tersebut melayangkan pedang bulan sabit nya dan mengenai sedikit goresan di kaki Edwin, sepertinya bandit tersebut tahu persis titik kelemahan Edwin, namun suasana berubah ketika sosok jubah putih bertopeng sama dengan tubuh yang bongsor menghampiri perkelahian mereka,

"Apa yang kau lakukan, kau membuang buang waktu saja, dasar bodoh, kembali ke misi" ujar sosok misterius itu.

Para bandit tersebut pun dengan anehnya menurut orang bertubuh besar tadi, dengan cepat meninggalkan tempat tersebut , sepertinya orang berjubah tadi adalah pemimpin atau bisa jadi jenderal sebuah misi dari bandit tersebut, nampaknya mereka adalah komplotan yang memiliki tujuan lain, bukan merampok dan mencegat orang, suasana pun hening kembali dengan segera Edwin pun bergegas berlari menuju ke rumah tempat tinggalnya.

Pagi pun tiba, Edwin pun tersenyum, akhirnya ia bisa kembali di tempat semula dan menjumpai teman temanya, Ia masuk rumah marchel dan mengetuk pintu rumah Marcell

"Permisi..."

Pintu pun terbuka,

"Heii Edwin aku kira kamu sudah tidak kembali lagi, kau hilang berburu kemarin, kita sudah sempat mencarimu namun kamu tidak ditemukan" Salam Marcel dibarengi Teman teman yang lain

Edwin pun masuk ke rumah, namun cukup aneh Rumah marcel yang dulunya banyak parabot sekarang banyak yang hilang,

"Hei kenapa rumah ini berantakan?" Tanya Edwin

Marcel pun menghela nafas panjang

"Kami habis di obrak abrik oleh sekelompok misterius yang datang di desa kami, banyak tetangga kami juga dirampok, dan berita sedihnya..." jawab Marcel

Dimen SeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang