[Depan]

7.1K 567 39
                                    

↷✦; w e l c o m e ❞

Saat ini Mikaela sedang di asuh oleh kedua kakak angkatnya yang baru.

Awalnya kedua anak laki-laki itu diminta menjaga Mikaela di rumah, jangan kemana-mana.
Namun pasti kita tau kalau sifat anak kecil itu tidak mau mendengar perkataan orang.

Kevan atau ayah Erick sedang pergi ke ladang miliknya untuk  berkebun sebentar.

"Adek Aidan imut banget!! "

"Ia, adek idan bule ya? "

"Ih kamu laki-laki atau perempuan? "

"Matanya biru"

Tanya teman-teman Aidan saat mereka melihat  , kedua anak kevan itu membawa bayi dengan kulit putih bersih, mata biru, pipi berisi dan rambut hitam malam.

"Ia dong! Adek Aidan itu bule dong, udah kelihatan dari mata adek biru" sombong Aidan sambil memamerkan keimutan bak boneka mahal yang terpahat pada wajah Mikaela.

Sedangkan Mikaela yang ada di pangkuan Aidan hanya bisa tersenyum lelah.

"Ia! Boleh aku gendong? "

"Enggak boleh, nanti adek nangis!! ! " bantah Aidan yang tak mau adiknya di pegang orang lain, kecuali ayah dan kakanya Erick.

"Ih sombong"

"Biarin! Wleee"

Erick hanya bisa menatap datar sang adik yang tengah memperdebatkan tentang bayi yang  mungkin  belum mengerti apa yang mereka katakan.

"Dan! Udah, jangan gitu " peringat Erick kepada adiknya saat melihat anak yang di ajak Aidan debat ingin menangis.

"Hemm, iya" balas Aidan berjalan mendekati Erick dengan Mikaela yang ia gendong.

Erick mengambil alih Mikaela dari gendongan sang adik, saat melihat Aidan yang kerepotan menggendong bayi yang sedang anteng ayem.

"Sana main, biar kakak jaga adeknya" kata Erick kepada adik laki-laki nya itu, dengan tangan yang asik menepuk-nepuk pelan punggung Mikaela supaya tidur.

Aidan tanpa protes langsung berlari menuju temannya yang sedang bermain petak umpet.

Erick yang melihat adiknya ikut bermain  dengan teman-temanya pun berjalan ke bawah pohon rindang untuk duduk dan berteduh.

"Buu aa " kata Mikaela tak jelas sambil menunjuk ke atas pohon itu.

Erick hanya diam dan memangku Mikaela , ia menatap ke arah Mikaela yang masih menatap atas dengan tangan yang menunjuk sesuatu.

"Udah biarin,  hantunya enggak akan ganggu, kan kakak udah permisi tadi"  ternyata oh ternyata hal yang ditunjuk Mikaela adalah sosok penunggu pohon lebat ini.

Mikaela yang mendengar perkataan Erick pun menatap sang pemilik nama dengan tatapan polos, namun setelah nya ia menganggukan kepala paham.

"Yaaaa " pekik Mikaela sambil menepuk-nepuk tangannya dan tertawa gemas.

Erick tersenyum kecil dan kembali menatap adiknya  Aidan sambil memainkan rambut hitam tebal nan harum milik Mikaela.

Papa AntagonisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang