[Sepuluh]

6.8K 543 94
                                    

«────── « ⋅ʚ♡ɞ⋅ » ──────»

Oke~

Sebelum ceritanya di mulai ..
Aku mau berterimakasih buat salah satu pembaca ceritaku yang telah memberikan saran buat kelanjutan cerita ini ☆(ノ◕ヮ◕)ノ*.

Kalau bukan karena dia, mungkin cerita ini akan lama up nya                  ヾ(・m・*)ノ゛

Makasih ya buat  saranya

Avarshaa

≻───── ⋆✩⋆ ─────≺

Kembali lagi ke acara peluk-pelukan antara Rafael dan Mikaela, yang sedang dalam suasana hati yang haru dan membahagiakan.

Di sana Rafael tak henti -hentinya mengecek keadaan sang anak.
Namun, seberapa banyak apapun Rafael mengecek keadaan Mikaela  tetaplah sama karena sang bayi dalam keadaan sehat bugar, malahan tambah berisi dia.

"Ayah siapa dia? " bisik Erick kepada sang ayah yang memperhatikan seberapa sayangnya Rafael kepada Mikaela.

Kevan menunduk dan menatap putra sulungnya yang kini menatap tajam ke arah Rafael yang dengan beraninya langsung menggendong adik bungsunya.

Kevan paham akan pertanyaan dan tatapan dari sang anak pun , menjelaskan siapa Orang yang menggendong Mikaela.

Di elusnya kepala Erick dengan pelan dan menatap sang anak dengan tatapan lembut.

"Dia ayahnya mika kak, dan dia mau jemput adek buat balik sama keluarganya" jelas Kevan yang tentu langsung mendapatkan tatapan kaget dan tak percaya dari anak tersebut.

Tak jauh berbeda dengan  Aidan yang mendengar penuturan sang ayahnya pun ikut kaget, karena dengan begitu secara garis besarnya bahwa Mikaela akan di bawa pulang bersama orang tuanya dan mereka pun tak bisa lagi bersama dengan sang bungsu.

"Raf, pulang yu" panggil Jovanka sambil mengusap sisa air matanya yang mengalir saat melihat pemandangan mengharukan ini.

"Iya ni, biar mika cepat pulang ke rumahnya " setuju Gilang merangkul  2 bestie Sengkleknya.

Rafael  menganggukkan kepalanya dan berbalik menatap Kevan yang berdiri di belakangnya bersama kedua Anak laki-laki nya.

" pak Kevan, saya berterimakasih sebesar-besarnya karena anda telah mau merawat dan menjaga putri saya dengan  baik " kata Rafael menepuk-nepuk punggung Mikaela yang sedang bersandar di dadanya.

"Kalau bukan anda mungkin Putri saya entah bagaimana nasib nya di luara sana" kata Rafael berterimakasih kepada Kevan sambil sedikit membungkukkan badannya  dan hal tersebut membuat Kevan gelagapan.

"Ahh! Tidak perlu sampai segitunya!? Saya juga merawat Mikaela seperti anak saya sendiri dan jangan menunduk untuk itu"  kata Kevan tak enak sambil memegang pundak Rafael untuk memperbaiki posisi Rafael agar kembali berdiri tegak namun santai.

Rafael mendongakkan kepalanya menatap kevan dengan senyuman tipis tercipta di wajahnya.

"Sekali lagi saya berterimakasih dan saya akan membalas budi anda pak kevan" kata Rafael  menatap sang penolong putri semata wayang nya.

Papa AntagonisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang