Ms John yang terhormat,
Kami beritahukan bahwa tahun ajaran baru akan di mulai pada 1 September. Hogwarts express akan berangkat dari stasiun King's cross peron sembilan tiga perempat pada pukul dua belas siang.
Murid-murid kelas tiga diizinkan mengunjungi desa Hogsmeade pada akhir-akhir pekan tertentu. Mohon formulir perizinan terlampir ini di serahkan kepada orang tua atau walimu untuk di tanda tangani.
Hormat saya,
Professor Minerva McGonagall
Wakil Kepala Sekolah.Stela John Slytherin, keturunan penyihir dari sekolah terbesar di dunia sihir, Hogwarts School of Wizard. Namun tidak ada yang mengetahuinya. Saat ini dia tengah membaca surat dari wakil kepala sekolahnya disana, Professor McGonagall.
Dia sangat merindukan sekolahnya, asramanya, teman-temannya, dan Draco Malfoy. Entah sejak kapan Stela menyukainya, atau hanya sekedar mengaguminya.
Tapi jangan salah sangka jika Draco adalah most wanted wizard boy, kalian salah besar. Karena dia penyihir paling menyebalkan yang pernah ada dan dia sangat membenci Muggle. Bisa dibilang manusia normal tanpa ada darah penyihir di dalamnya. Untungnya Stela pureblood asli keturunan penyihir keluarga Slytherin.
Tak tak tak.
Terdengar suara langkah kaki menuju kamar Stela. Saat itu dia berada di dunia Muggle.
Ceklek! Pintu perlahan terbuka.
"We must go now, Stela," kata Stiven, kakak pertama Stela.
"One minutes," kata Stela sambil menyengir dengan satu jari di acungkan. Stiven mengembuskan nafas pelan. Sudah sejak tadi Stela tidak ingin keluar rumah dengan alasan sedang menunggu surat dari para sahabatnya. Harry Potter, Hermione Granger, dan Ronald Weasley.
Ternyata perkiraan Stela benar, tidak lama setelah Stiven keluar dari kamarnya. Datang tiga burung hantu melewati jendela kamarnya. Stela menghampirinya dan mengambil ketiga surat yang terikat di kaki masing-masing burung hantu.
"Thanks Hedwig, Errol dan Crookshank," kata Stela, memberikan bangkai tikus kepada ketiga burung hantu milik sahabatnya itu.
"Gua kira mereka lupa sama gua," Stela merebahkan badannya di atas kasur sambil membuka salah satu surat.
Dear Stela...
Aku rasa disini sepi tanpamu, tapi mom bilang dia ngundang kamu di acara pertunangan Bill. Aku harap kamu datang.
By the way, kamu ngasih apa di hari ulang tahun Harry kali ini? Kalau aku sih barang dari toko Fred dan George sekalian promosi.
Kurang seminggu lagi kita kembali ke Hogwarts dan kita akan mengunjungi Hogsmeade di akhir pekan, oh akhirnya aku bisa cuci mata.
Nb: Hermione marah padaku karena aku menghilangkan kalung pemberiannya
Salam hangat,
Ronald Weasley.
Stela tersenyum dengan apa yang ditulis Ron. Sejak kapan dia di beri kalung oleh Hermione? Sahabatnya yang satu lagi. Mereka kalau bertemu saja pasti bertengkar, apa yang membuat Hermione memberikan kalung itu kepadanya?
"Apa iya selama ini Mione sama Ron...wahh..kenapa gua gak tau ya?" Gumam Stela, mengambil surat yang lain.
Dear my lovely Stela,
Hai dear, i miss you so much.. Stela, entah kenapa akhir-akhir ini aku selalu kepikiran sama Ron. Waktu kita berpisah di stasiun King's cross semester lalu, aku memberinya kalung dan kau tahu apa yang dia lakukan? Bloody hell, dia menghilangkan kalung itu. Itu hasil dari aku menabung Stel, oh ayolah apa yang harus aku lakukan sekarang?
Sekarang kita murid tahun ketiga, lega rasanya kita tidak akan di ajar oleh Professor Snape. Kita juga akan sering ke Hogsmeade, i like it. Kudengar disana desa tanpa Muggle, semuanya penyihir aku tidak sabar untuk segera kesana.
Aku di undang Bill untuk menghadiri acara pertunanganny, aku bingung harus memakai gaun yang mana, setelah kau ke the burrow langsung temui aku, aku butuh bantuanmu!!
Your best friend,
Hermione Granger.
Stela masih setia dengan senyumannya sampai dia mengambil surat yang terakhir, tentunya dari Harry Potter.
Dear Stela,
Liburanku sangat menyenangkan, bagaimana denganmu? Sirius selalu mengajakku jalan-jalan di sekitar rumahnya. Aku senang berada disini, meskipun tetangganya sama saat aku di Privet Drive.
Tapi setidaknya aku serumah dengan orang yang mengganggap ku ada. Aku senang saat mendapat kabar dari Professor McGonagall. Akan ada pertandingan Quidditch sebentar lagi, aku harus siap karena Wood pasti akan membuat kami menang....kuharap.
Bagaimana dengan Hogsmeade di akhir pekan? Kurasa akan sangat menyenangkan kita ber-empat bisa kesana bersama.
NB : aku di undang Bill, lalu akan berangkat ke Hogwarts dari the burrow ku harap kau juga begitu
Salam sayang,
Harry Potter.
"Stel," panggil seseorang dari luar kamar Stela.
"Iya," Stela menyimpan surat-surat dari para sahabatnya. Hedwig dan yang lainnya ternyata sudah pergi saat Stela membaca surat dari Harry.
Dia akhirnya keluar dari kamar, di tunggu oleh kakak-kakaknya, Stiven dan Sasha yang anehnya dulu mereka tidak sekolah di dunia sihir melainkan di dunia normal layaknya seorang Muggle.
"Kita mau kemana?" Tanya Stela.
"Kita harus membeli kado, kau lupa?" Kata Sasha
"Oh kirain."
Tidak lama mereka sudah sampai di toko, tentunya toko Muggle. Banyak orang berlalu-lalang kesana kemari untuk membeli perlengkapan sehari-hari.
"Kak, emang kita mau ngado apaan?" Tanya Stela.
"Eh, iya juga ya. Gak kepikiran juga," jawab Sasha.
"Kalo kak Steve?"
"Gua sih palingan...apaya...urusan laki-laki sih dek, gak perlu tahu kamu."
"Idih main rahasia-rahasia an."
"Yaudah sih nanti tinggal tanya Fleur aja," Sasha menengahi.
Selang beberapa jam mereka kembali ke rumah yang sudah disambut oleh ayah dan ibunya, Joane dan Rachel.
"Mom, Dad, kapan pulang?" Tanya Stiven.
"Baru aja sayang, kalian kemana aja?" Tanya Rachel.
"Cari kado buat Bill sama Fleur," sahut Sasha.
"Oiya, Dad pengen ngobrol sama Stela," kata Joane menepuk bahu Stela, memberi kode pada anak dan istrinya untuk meninggalkan mereka berdua.
Terlihat ada kegusaran di raut wajah Joane saat menatap anak bungsunya itu. Bahkan nadi yang berada di pelipisnya berdenyut menandakan dia sedang berfikir keras.
"Everything okay, Dad?" Stela menatap ayahnya, cemas.
"Nanti malam kamu sama Sam berangkat ke The burrow."
To be continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
Dracosta ➤ Draco Malfoy
FanfictionStela J. S. Slytherin adalah keturunan dari penyihir pendiri Hogwarts, Salazar Slytherin. Dia memasuki Hogwarts seperti penyihir pada umumnya. Di tahun ketiganya bersekolah di Hogwarts, mulailah tugas yang sudah di bebankan kepadanya harus segera d...