🧙 - eight

56 3 0
                                    

Professor McGonagall dan Dumbledore terlihat berfikir keras. Haruskah mereka menyetujui atau malah tidak, akhirnya mereka memilih.

"Baiklah, kami setuju. Segala hal yang ingin kau lakukan silahkan. Selama itu masih ada di Hogwarts, jika tidak, aku tidak bisa bertanggung jawab," kata Professor Dumbledore.

"Baiklah, aku juga ingin mempunyai akses pergi kemana saja. Mengingat salah satu dari keluargaku yang membangun sekolah ini."

"Itu adalah hakmu Ms. Slytherin, dan mungkin....kamu akan membocorkan identitasmu yang sebenarnya, tapi dengan cara kami sendiri," kata Professor McGonagall.

"Kenapa tidak malam ini? Saat makan malam, mungkin. Jika kalian ingin ada keributan di kastil ini. Mereka akan menduga kalian bekerjasama dengan keturunan Salazar Slytherin yang sangat tidak menyukai muggle. Reputasi kalian akan buruk, bukan?"

"Dia benar, Minerva. Tapi bukan reputasiku yang ku khawatirkan. Melainkan para murid disini, mereka akan ketakutan, sebaiknya biarkan saja tidak ada yang mengetahui identitas Ms. Slytherin. Biarkan saja waktu yang menentukan," saut Professor Dumbledore.

Sore menjelang malam, Stela kembali ke asramanya yang sudah ramai dihuni para murid yang kelelahan sehabis mengikuti kegiatan belajar.

"Stel, kemana aja lo?" Tanya Ginny, berhamburan memeluk Stela, diikuti Harry, Ron, dan Hermione di belakangnya.

"Tugas dadakan," Stela berbohong. Ron menyikut lengan Hermione begitupun sebaliknya.

"Kenapa lo berdua?" Tanya Stela. Ron dan Hermione terkejut, Harry menarik lengan Stela untuk menjauh dari ruang rekreasi.

"Kemana aja lo?" Tanyanya.

"Rumah Draco."

"Stel, kalian belum resmi. Masa lo udah main ke rumahnya?" Tanya Ron.

"Gua kesana karena ketemu sama Voldemort," Harry, Ron, dan Hermione bungkam seketika. Mereka mempunyai pikiran yang sama kali ini, apakah Stela akan membantu Voldemort?

"Apa yang dia bilang?" Tanya Ron.

"Gua gak bisa ngasih tahu kalian. Sekarang, gua ngasih pilihan buat kalian. Kalo gak mau lagi temenan sama gua, gua lepasin. Malahan itu yang terbaik buat kita ber-empat," kata Stela, meninggalkan ketiga temannya yang masih mematung.

***

Keesokan harinya, saat pelajaran Herbology atau biologi jika di dunia Muggle. Hermione dan Ginny tidak bersama dengan Stela, bukan karena mereka tidak mau, tapi karena Stela sendiri yang menjauh.

"Lo kenapa sih, Stel?" Tanya Ron, yang saat itu satu kelompok dengan Stela.

"Gua? Gua gak kenapa-kenapa tuh," kata Stela.

"Maksud gua, kenapa lo gak sama Ginny atau Hermione?" Tanya Ron.

"Gak kenapa-kenapa, gua pengen ngejauh aja emang kenapa?"

"Stel, kita masih sahabatan, kan?" Tanya Ron agak keras. Membuat seluruh orang yang berada di kelas menatap ke arah mereka berdua, bahkan Draco yang tengah mencuci akar Mandrake menoleh ke arahnya.

"Ada masalah, Mr. Weasley?" Tanya Professor Sprout, guru Herbology.

"Tidak, Professor," katanya, merasa malu. Stela malah melamun dan tanpa di sadarinya....

"Stel, tangan lo!!" Teriak Ron. Sontak Stela terkejut melihat tangannya yang bercucuran darah. Rupanya dia tidak sengaja menyayat tangannya yang seharusnya dia menyayat akar Mandrake.

"Mr. Weasley, tolong antar Ms. John ke madam Pomfrey!" Perintah Professor Sprout.

Stela dan Ron berjalan ke arah rumah sakit yang berada di ujung lorong.

"Lo mikir apaan sih?" Tanya Ron.

"Mikirin lo," canda Stela.

"Gak usah bercanda, siniin tangan lo. Madam Pomfrey lagi ada rapat jadi gua yang ngobatin," Ron meraih tangan Stela dengan hati-hati dan mulai mencoba menghentikan darah yang mengalir.

"Sakit gak?" Tanyanya.

"Enggak. Ron, kalau gua gak ada Harry sama Hermione nyariin gak?" Tiba-tiba saja pertanyaan itu keluar dari mulut Stela.

"Lo ngomong apaan sih?!"

"Santai dong, kan gua cuma nanya."

"Gimana gua gak marah? Soalnya apapun yang lo tanyain pasti kejadian. Kaya lo bilang kalau misalnya lo keturunan Slytherin."

"Tenang, Ron. Iya emang gua keturunannya, tapi bukan berarti gua kaya dia. Eh, tapi kalau gua jadi jahat gimana? Lo masih mau gak jadi temen gua?"

"Gua temen lo, Stel. Mau siapapun lo, dari mana asal lo, gua tetep jadi temen lo. Lo nanya sekali lagi gua tinggal disini."

***

Malam harinya, Professor Dumbledore menyuruh Stela untuk menemuinya di ruang kerjanya.

"Selamat malam, Miss Slytherin," kata Dumbledore, menyambut kedatangan Stela.

"Malam, Professor. Apa yang ingin Anda bicarakan dengan saya?"

"Bagaimana jika malam ini kau tunjukkan dimana tempatnya?"

"Professor....itu, saya...."

"Kenapa?"

"Tempat itu biasa di kunjungi jika kita butuh sesuatu dan tidak ada yang menyadari keberadaannya. Hanya itu yang bisa saya sampaikan Professor, saya permisi," ucap Stela.

Stela meninggalkan ruangan Professor Dumbledore, dia menuju ke suatu tempat yang jarang di kunjungi, kamar mandi Moaning Myrtle.

"Stela," kata Draco yang sudah menunggunya daritadi.

"Kenapa kita ketemuannya disini sih?" Tanya Stela.

"Gak ada orang."

"Kau melupakanku?!" Teriak Moaning Myrtle. Hantu perempuan yang menghuni kamar mandi itu, dia terbang memutari Stela dan Draco.

"Aku udah bilang, kita ketemuan di tempat yang lain. Masih aja ngeyel disini, kangen sama Myrtle ya kamu?" Tanya Stela.

"Cemburu?"

"Gak."

"Bener?"

"Drace...aku mau putus!" Stela meninggalkan Draco yang di temani Moaning Myrtle.

***

Hari telah berlalu sangat cepat, kini teror demi teror dilakukan Voldemort yang berusaha mengajak para penyihir untuk menjadi pengikutnya, serta membunuh anak yang dari dulu ingin dia lenyapkan.

Sementara Stela semakin menjauh dari teman-temannya, bahkan dia sering membolos saat pelajaran dimulai.

Professor Dumbledore berhasil menemukan The Chamber Of Secrets yang kedua, yang berarti hantu Salazar Slytherin telah kembali.

Saat itu seluruh penghuni Hogwarts sedang makan malam di aula utama. Stela duduk dicketar murid tahun pertama, jauh dari teman-temannya.

Tiba-tiba saja pintu aula terbuka dengan sangat kerasnya hingga membuat seluruh orang yang ada di ruangan menatap ke arah pintu. Disana ada sesosok laki-laki berambut panjang berpakaian layaknya penyihir bangsawan, dialah Salazar Slytherin.

"Where is my descendant?!" Teriaknya, hantu Salazar Slytherin menatap setiap wajah yang duduk di ruangan itu.

"Mr. Slytherin?"

To be continued....

Dracosta ➤ Draco Malfoy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang