Sudah beberapa hari sejak kejadian Draco menyuapi Stela. Kini mereka sudah berada di Hogwarts. Stela dan Hermione sedang bersiap untuk menuju ke ruangan Professor Snape karena pelajaran pertama mereka adalah ramuan.
"Mione, gimana sama Ron, berhasil gak?" Tanya Stela di sela-sela mereka menyiapkan keperluan untuk pelajaran ramuan.
"Setelah gua ngomong gua suka sama dia, kemaren dia ngeresmiin hubungan kita Stel. Makasih banyak karena lo, sahabat terbaik gua. Lo mau apa nanti gua turutin deh," kata Hermione.
"Kalau gua butuh aja deh ,haha. Lagian gua gak bisa ngeliat sahabat gua musti nahan perasaannya."
"Jadi curhat," kata Hermione, menyikut lengan Stela.
"Udah deh ayo! Ini udah jam berapa, nanti kita telat bisa hancur deh poin Gryffindoor gara-gara kita."
Mereka berangkat tergesa-gesa menuju ruangan Professor Snape, karena tahu betul jika Professor Snape sangat tidak suka jika muridnya terlambat, apalagi dari asrama Gryffindoor yang sudah di anggapnya seperti musuh bebuyutan, karena dia adalah kepala asrama Slytherin.
"Mione, udah ada Professor Snape gimana dong?" Tanya Stela, mengintip di balik pintu ruang kelas Professor Snape.
"Yaudah ayo, dari pada kita kena detensi. Nanti gua cari poin dari guru yang lain deh," kata Hermione memberi solusi.
Akhirnya mereka memasuki ruang kelas yang sangat sepi, karena semua murid telah sibuk menulis dari buku yang lumayan tebal. Professor Snape awalnya sedang membaca buku, kemudian mendongak menatap ke arah Stela dan Hermione dengan tatapan horornya.
"Maaf Professor, kamu terlambat," ucap Stela, membuat seluruh kelas mendongak dan kini menatapnya.
"Selalu kalian, Miss Granger dan John. Cepat duduk dan buka buku kalian materi polyjus karena sebentar lagi ada praktek," kata Professor Snape, baik Hermione maupun Stela sangat terkejut. Biasanya jika mereka berdua terlambat Professor Snape akan sangat senang memberikan detensi atau pengurangan poin asrama.
Stela dan Hermione dengan senang hati duduk di bangku yang kosong. Sayangnya bangku itu dekat dengan anak-anak Slytherin. Yang pastinya ada Draco Malfoy.
Belum lama Stela dan Hermione mendaratkan pantatnya di kursi, sudah ada ocehan yang menyambut kedatangan mereka berdua.
"Terlambat lagi Ms. John, kau bukannya seorang pure-blood? Mungkin karena kau sering bergaul dengan Mudblood tingkahmu jadi sama seperti mereka," kata Pansy Parkinson, anak Slytherin: seorang pure-blood, sangat membenci Muggle karena orang tuanya tidak sengaja terbunuh oleh seorang Muggle, itupun karena kesalahannya sendiri.
"Shut up, Pansy!" Bentak Draco yang membuat Pansy bungkam seketika. Draco memandang Stela, begitupun sebaliknya. Mereka menampilkan senyuman terbaik mereka ketika bertatapan, meskipun singkat karena Professor Snape mulai berbicara.
"Baiklah, kalian berkelompok beranggotakan empat orang, membuat polyjus tentunya. Yang berhasil akan mendapatkan nilai tambahan, dan yang tidak akan mendapat hukuman dariku," kata Professor Snape.
Tidak disangka Stela satu kelompok dengan anak yang tersisa saat itu. Draco Malfoy, Pansy Parkinson, dan Oliver Wood. Sementara di kelompok Harry ada Ron, Hermione, dan Ginny.
Semuanya sudah berada di tempat masing-masing, mengambil beberapa perlengkapan untuk membuat Polyjus atau ramuan peniru.
Hal yang pertama harus mereka lakukan adalah memotong ulat gemuk berwarna hijau yang tidak berbulu, Draco menyuruh Pansy dan Oliver untuk melakukannya. Sementara Draco dan Stela mengambil Mandrake di tempat penyimpanan.
"Draco, kita nitip aja sama Hermione," tawar Stela.
"Oke."
"Lo tunggu sini," Stela menghampiri Hermione dan Ginny yang berjalan di depannya.
"Mione, gua nitip ya?" Kata Stela dengan raut wajah memelas.
"Iya, selamat bersenang-senang Mrs. Malfoy," ejeknya.
***
Kini mereka telah selesai membuat ramuan polyjus, seluruh siswa menuju aula utama untuk makan siang. Belum selesai Stela merapikan buku-bukunya.
"Misa John, tunggu sebentar," kata Professor Snape.
"Ada apa Professor?" Tanya Stela.
"Kau dapat hukuman karena tidak jujur Miss John," geram Professor Snape.
"Maksut Anda?" Stela masih tidak mengerti.
"Kau menyuruh Miss Granger untuk mengambilkan Mandrake, apa saya benar?" Tanyanya dengan nada mengintimidasi.
"Benar Professor, dan saya yang menyuruh," ini bukan Stela, melainkan Draco Malfoy yang ternyata belum keluar dari ruang kelas Professor Snape.
"Benar Miss John?" Tanya Professor Snape. Draco memberi kode pada Stela untuk mengatakan ya.
"Benar, Professor."
"Baiklah, Draco dan kau juga dihukum. Setelah makan siang datanglah ke ruanganku, minta ijinlah pada Professor McGonagall karena mata pelajaran kalian selanjutnya transfigurasi, benarkan?"
"Ya Professor," jawab Stela dan Draco bersamaan, Professor Snape hanya tersenyum tipis.
Draco dan Stela menuju aula utama, hanya berdua. Membuat yang melihat mereka banyak yang menerka-nerka ada apa dengan mereka berdua.
Yang mereka tahu Draco biasanya bersama kedua sahabatnya Crabbe dan Goyle, tapi entah kenapa beberapa hari ini mereka tidak bersama seperti biasanya.
Hermione yang melihat mereka pertama kali hanya tersenyum penuh arti kepada Stela. Dia mulai menyadari kenapa Stela sangat dekat dengan Draco, ( dia menemukan surat dari ayah Stela yang tidak sengaja jatuh. )
"Stel, ikut gua," ajak Sam yang tidak pernah muncul.
"Kemana?" Tanya Stela.
"Penting, cepetan!" Sam mulai kehilangan kesabaran, terlihat dari keringat yang bercucuran di dahinya. Stela sekilas melihat ke arah Draco, dia memberi kode untuk tetap menunggunya nanti dan mulai mengikuti Sam yang menuju astronomi tower.
Sam terdiam, mereka sampai di astronomi tower ditemani pemandangan danau hitam, juga beberapa burung yang sedang asyik berenang di danau.
"Ngapain bawa aku kesini kalau gak ngomong apa-apa?" Kata Stela.
"Dek, lu mau di jodohin sama Draco Malfoy, dad udah bilang?" Tanya Samuel.
"Dad gak langsung bilang kalau aku bakal di jodohin, tapi aku juga ngerasa gitu. Apa ini alasan kakak gak mau bales surat dari dad?"
"Iya, lu tuh masih kecil dek. Umur juga masih enam belas main di jodohin. Iya kalau disini dunia Muggle, masih banyak perjodohan lah ini di dunia sihir. Aneh tahu, gua aja belum nikah masa lu duluan?"
"Enak aja, gak mau nikah muda."
"Tolak aja."
"Apanya yang di tolak orang dad kalau bilang cuma suruh nurut aja. Masa aku langsung nolak."
"Bilang aja lu suka Malfoy, ya, kan?"
"Tau deh, aku mau pergi."
"Kemana?"
"Ruangan Snape."
"Sama?"
"Malfoy."
"Tuhkan apa gua bilang."
"Emang apaan?"
"Mau kencan?"
"Udah gila emang, di pikir kencan di ruangannya si Snape enak kali ya."
Stela meninggalkan Samuel yang masih berdiri di pagar astronomi tower, melihat ikan duyung yang ke tepian melihat langit biru berpadukan dengan awan seputih salju.
"Semoga Draco bisa bantuin lu dek," gumam Sam, menatap langit.
To be continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
Dracosta ➤ Draco Malfoy
FanficStela J. S. Slytherin adalah keturunan dari penyihir pendiri Hogwarts, Salazar Slytherin. Dia memasuki Hogwarts seperti penyihir pada umumnya. Di tahun ketiganya bersekolah di Hogwarts, mulailah tugas yang sudah di bebankan kepadanya harus segera d...