Lima hari berlalu dan lima hari juga Ronald Weasley menghilang tanpa ada jejak. Hermione terakhir melihatnya ketika di toilet Moaning Myrtle. Ada Stela juga disana, dia mengira Stela lah yang membawa Ron pergi.
Sementara itu dunia sihir menjadi semakin suram ketika meninggalnya Harry Potter.
Banyak penyihir yang dulunya baik kini berubah dan bergabung menjadi pelahap maut, orang yang rela mati demi Voldemort. Ada yang melakukannya secara terpaksa, ada juga yang secara sukarela menyerahkan dirinya untuk mengabdi kepada pangeran kegelapan.
"Kita gak boleh diem aja," kata Hermione yang saat ini berada di rumah keluarga Weasley. Saat itu disana ada Ginny, Fred, George, dan Percy yang sedang berkumpul setelah seharian penuh mencari saudara mereka, Ron.
"Lo pikir kita seharian ngapain?" Tanya George.
"Maksud gua, terakhir kali gua liat dia itu sama Stela. Siapa tau sekarang dia ada sama dia," Hermione menjelaskan.
"Udah gua bilang kan si Stela ini emang mencurigakan dari awal," kata Ginny.
"Lo bukannya emang gak suka dia sejak awal?" Tanya Fred.
"Yeah, sejak dia deket sama Harry," ucap George. Ada benarnya. Ginny Weasley menyukai Harry Potter sejak pertama kali dia menginjakkan kaki di rumah keluarga Weasley.
"Ayolah, itu gak penting. Sekarang gimana caranya kita bisa nyari Stela?"
"Andai Harry disini," ucap Hermione, menatap menerawang ke arah pintu. Hingga dia merasa melihat Harry disana.
"Harry," ucapnya, pandangannya sedikit kabur karena dia tidak terlalu fokus melihat ke arah pintu.
"Hai," ucap orang yang berada di pintu, melambai ke arah Hermione. Barulah dia sadar jika itu memang Harry Potter.
"Harry!!" Teriak Hermione. Membuat anak-anak Weasley terkejut lalu mereka melihat arah pandang Hermione.
Dua kali terkejut ketika melihat ada Harry Potter di rumah mereka.
"Gua gak mimpi kan?" Tanya Fred. Seketika Percy menamparnya. "Bangsat gak gini!" Teriaknya.
Harry Potter menceritakan semuanya, rencana Stela dan juga dirinya. Saat dia dan Stela akan pergi berbelanja, di situlah Stela menceritakan niatnya.
"Dia bilang, dia harus buat gua seolah-olah ke jebak. Jadi waktu di toko kue, gua di bawa ke Malfoy Manor dan Stela juga disana," Harry bercerita.
"Tapi Draco ada di Hogwarts kan?" Tanya George yang pernah berpapasan dengan Draco selama dirinya masih berada di sekolah.
"Iya dia gak tahu. Setelah itu, sesuai rencana. Gua di bunuh," lanjut Harry.
"Gimana caranya lo bisa selamat untuk kedua kalinya?" Tanya Percy penasaran.
"Gua gak selamat, tapi Stela ngasih gua ini," Harry mengeluarkan sebuah batu berwarna merah delima. Yang diyakini bisa menghidupkannya kembali dari kematian.
"Batu bertuah," saut Hermione, masih tidak percaya dengan apa yang di lihatnya.
"Jadi itu yang buat lo balik lagi kesini?" Tanya Fred. Harry mengangguk mengiyakan.
Harry juga menceritakan jika Stela sengaja membawa Ron agar Hermione bisa memecahkan masalah yang mereka hadapi.
Setelah pembunuhan Harry Potter dilaksanakan, sesuai janji Stela dibawa pergi oleh Salazar. Untuk tempatnya Harry tidak tahu, yang dia tahu hanyalah Ron juga ikut dibawa.
***
Sementara itu Stela dan Ron berada di ruang rahasia yang sempat dibuka oleh Ginny Weasley tahun lalu.
Disana masih ada jasad ular raksasa yang sudah di bunuh Harry. Ron sendiri bergidik ngeri ketika melihatnya.
"Kenapa lo bawa gua?" Tanya Ron, sejak semalam hanya itu yang ada di pikirannya.
"Menurut gua Hermione pasti ngerti kenapa gua bawa lo bukannya dia," jawab Stela.
"Iya emang gua gak paham sama pemikiran cewek," Ron terlihat kesal, tapi lagi-lagi dibuat ngeri ketika melihat ular yang sudah mati itu.
"Bisa gak sih lo hilangin aja ini ular," mintanya, tapi Stela mengatakan tidak bisa karena Basilisk lahir dan mati disitu. Dia merasa tidak berhak jika harus melenyapkan tanda-tandanya disini.
Malfoy Manor.
Draco sedari tadi hanya mondar-mandir di kamarnya. Berfikir bagaimana caranya dia bisa menemukan Stela sementara kedua orang tuanya tidak memberi bantuan apapun kepadanya.
Tiba-tiba saja dari luar jendela kamarnya ada seekor burung hantu yang mengetuk kaca jendela.
Draco membuka jendela itu dan seketika burung hantu itu menjatuhkan sepucuk surat di kasurnya. Dari pengamatannya, burung hantu itu milik Hermione Granger.
"Buat apa mudblood mengirimiku surat?" Tanyanya kepada dirinya sendiri, tangannya sudah bergerak untuk membuka surat dari Hermione.
Dear Malfoy,
Aku tahu kau pasti memikirkan berbagai cara untuk mencari Stela, dan akupun begitu.
Bagaimana kalau kita mencarinya bersama-sama? Aku jamin kau tidak akan kecewa, sebenarnya...aku membutuhkan bantuanmu. Karena kau yang dekat dengan kau-tahu-siapa kan?
Balas surat ini jika kau setuju dengan tawaranku.
Salam,
Hermione.
Draco menaikkan sebelah alisnya, merasa curiga. Namun Hermione adalah teman baik Stela, tapi setelah apa yang dia perbuat bagaimana bisa Hermione masih tetap santai dan ingin menyelamatkan Stela.
Dia mengambil perkamen dan menulis :
Dear Hermione,
Baik, tawaranmu aku terima, tapi beneran kau akan membantuku? Kau tahu kan apa yang dilakukan Stela kepada Harry? Jangan sampai kau menipuku!
Dimana kita bisa bertemu agar bisa berdiskusi secara layak. Tidak mungkin kita akan terus berkirim surat, bisa-bisa para pelahap maut tahu dan mereka akan menghabisi ku juga.
Kutunggu balasanmu secepatnya, aku tidak bisa menunggu lama karena Stela pasti akan segera menghilang dari dunia ini kalau kita tidak segera bertindak.
Regard,
The Pureblood.
Hermione bergidik ketika membaca akhir surat dari Draco, tapi dia mengira pasti dia tidak ingin di ketahui identitasnya ketika surat ini di temukan oleh para pelahap maut.
Dear Pure-Blood yang terhormat,
Kita bertemu di sekolah malam ini juga, kalau kau bisa. Kastil di sebelah asramaku sepertinya tidak berpenghuni. Jadi kita bertemu disana. See you soon!
Best regard,
Muggleborn.
To be continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
Dracosta ➤ Draco Malfoy
FanficStela J. S. Slytherin adalah keturunan dari penyihir pendiri Hogwarts, Salazar Slytherin. Dia memasuki Hogwarts seperti penyihir pada umumnya. Di tahun ketiganya bersekolah di Hogwarts, mulailah tugas yang sudah di bebankan kepadanya harus segera d...