ʚPROLOGɞ
"Charifaw, sudah waktu nya berhenti bermain." Suara lembut itu berasal dari Eurydice sýnnefo yaitu ibunya Charifaw.
Eurydice terbang menghampiri charifaw yang sedang bermain bersama kelinci kelinci bersayap, di atas pohon.
Charifaw menyadari panggilan tersebut, langsung beranjak terbang menghindari ibunya.
"Kamu ini kenapa nakal sekali ya?" kesal Eurydice saat melihat Charifaw terbang menghindari nya. Eurydice pun menggunakan kekuatan nya untuk menghentikan putri semata wayangnya itu agar berhenti terbang.
Sayap Charifaw pun tiba tiba tidak bisa berkepak dan kakinya pun perlahan menyentuh rumput.
"IIIIH AKHGRR." Teriak nya.
Dengan muka kesal, ia membalikan bola matanya saat sang ibu menghampiri nya dengan cepat.
"Makin lama makin nakal ya kamu. Kamu ini udah besar Charifaw, tolong berhenti untuk bermain dan fokus lah untuk mempelajari Terci." Celetuk Eurydice dengan sikap elegan nya.
𝗘𝘅𝗽𝗹𝗮𝗻𝗮𝘁𝗶𝗼𝗻, "𝙏𝙚𝙧𝙘𝙞" 𝙖𝙧𝙩𝙞𝙣𝙮𝙖 𝙖𝙙𝙖𝙡𝙖𝙝 𝙠𝙚𝙠𝙪𝙖𝙩𝙖𝙣 𝙖𝙩𝙖𝙪 𝙨𝙞𝙝𝙞𝙧, 𝙗𝙖𝙝𝙖𝙨𝙖 𝙞𝙣𝙞 𝙗𝙚𝙧𝙖𝙨𝙖𝙡 𝙙𝙖𝙧𝙞 𝙥𝙡𝙖𝙣𝙚𝙩 𝙃𝙚𝙖𝙫𝙚𝙣𝙡𝙮 𝙎𝙖𝙣𝙘𝙩𝙪𝙖𝙧𝙮.
"Aku enggak mau, ibu." kesalnya sambil menghentakkan kaki akibat selalu di suruh berhenti bermain oleh sang ibu.
"Kamu tau kan kalau kamu satu satu nya anak ibu dan dady? Kamu itu pewaris kerjaan nak, keselamatan bangsa ini cuma ada di tangan kamu. Tolong sekali saja ngertiin ibu dan dady, kamu hanya harus mempelajari Terci untuk berjaga jaga jika ada yang ingin menggangu kehidupan bangsa Heavenly Sanctuary saat ibu dan Dady sudah tiada." Ucap sang ibu berusaha tetap sabar dengan tingkah Charifaw yang semakin lama semakin pembangkang.
"Hanya keturunan kerajaan yang mempunyai Terci, fairy lain tentunya tidak bisa, jadi ibu mohon charifaw sýnnefo." Sang ibu sudah letih memberi tahu anak semata wayangnya yang sangat keras kepala, betapa sangat penting nya belajar Terci demi melindungi bangsa Heavenly Sanctuary kedepannya.
Charifaw yang mendengar itu hanya diam dan tidak berniat untuk menjawab perkataan sang ibu. dia sudah mendengar perkataan itu yang ke seribu kalinya, betapa muak nya dia harus mendengarkan itu setiap hari.
Karena melihat Charifaw yang hanya diam dan seperti tidak berniat untuk menjawab, Eurydice pun pergi begitu saja tanpa mengucapkan satu kata pun.
Charifaw enggan melihat kepergian sang ibu, ia hanya menatap sepatu pink nya sambil menghembuskan nafas dengan kesal. Dia pun mendudukan bokong nya ke atas rumput, dengan kepala yang masih menunduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
WONDER
FantasiAnak nakal memang harus di hukum, apa hukuman memang begitu menyeramkan? Atau sebaliknya. Bukan kah hukuman itu membuat kita sadar dengan kesalahan? Menjadi dewasa memang sesulit itu. ʜᴜᴋᴜᴍᴀɴ ᴀᴋᴀɴ ᴍᴇᴍʙᴜᴀᴛ ᴋɪᴛᴀ ᴍᴇʀᴀꜱᴀᴋᴀɴ ᴀᴘᴀ ʏᴀɴɢ ᴛɪᴅᴀᴋ ᴘᴇʀɴᴀʜ ᴋɪᴛᴀ ʀᴀ...