✦ᥲᥴᥴᥱ⍴𝗍
𖤍
Waktu sudah menunjukkan pukul 3 sore. Terlihat mobil kavi sudah terparkir rapi di parkiran rumah nya.
Ia membukakan pintu mobil untuk wanita asing tersebut, lalu membuka bagasi sambil mengeluarkan belanjaan yang di belinya di supermarket.
.
.
."MIMAA." Teriak kavi saat memasuki rumah nya, rumah nya terlihat sepi. sepertinya Mima sedang berada di kamar.
Kavi menyuruh wanita tersebut untuk duduk di sofa ruang tamu. kavi meninggalkan charifaw untuk menuju ke dapur, dan merapikan belanjaan yang ia beli tadi.
"Eh udah pulang anak mima ternyata." Ucap Mima yang baru turun dari tangga."Banyak banget sayang beli jajanan nya, bukannya kamu lagi ikut gym ya sekarang?" Celetuk Mima sambil mendekat ke arah kavi. Kavi yang mendengar itu langsung mencium tangan mima nya.
"Hehehe, sengaja beli banyak mi untuk Stock." Balas kavi sambil cengengesan dan menggaruk kepalanya.
Mima yang mendengar itu hanya menggelengkan kepalanya lalu berjalan menuju ruang tamu. kavi yang melihat itu sedikit was was, dan langsung mengikuti Mima nya dari belakang.
"Lahh kavi, anak siapa kamu bawa ini?" Teriak mimanya dari ruang tamu.Kavi yang mendengar itu langsung mendekat dan melihat muka bocah itu seperti ketakutan melihat mimanya.
"Eh anu mi.." kavi pun tiba tiba menjadi bingung ingin menjelaskan dari mana. Melihat kavi ngomong gugup, Mima langsung menatap wajah kavi dengan curiga.
"Jangan bilang kalau itu anak kamu?" Tanya Mima serius sambil menaikan alis nya ke atas.
Mata kavi langsung melotot mendengar tuduhan mimanya"Eh enggak kali mi. Mima ah malesin. duduk dulu mi biar kavi jelasin dari awal." Kavi pun menarik tangan Mima nya untuk duduk bersebelahan dengan bocah asing yang membuat mima nya salah paham. ruangan ini hening seketika. kavi menghela nafas, sebelum akhirnya membuka suara."jadi gini mi, waktu itu kan kavi lagi melukis di pantai, nah kavi denger ada suara orang nangis. Terus kavi cari siapa yang nangis, eh ternyata dia mi yang nangis." Ucap kavi dan menunjuk bocah yang Masi duduk sambil kebingungan di samping nya.
Khamaze masi menatap curiga putra semata wayangnya ini "Terus kamu langsung Bawak pulang?"
"Enggak mi, kavi ketemunya udah dari sebulan yang lalu. kemarin kavi juga udah bawa dia ke kantor polisi kok mi untuk di selidiki. Tapi polisi ga temuin apa apa tentang dia mi." Kavi Masi berusaha menjelaskan kepada mimanya yang curigaan ini.
"Kamu bilang polisi ga temuin apa apa? Kenapa langsung di bawa pulang anak orang, emang kamu tau asal usul nya?" Khamaze berkata tepat di telinga kavi agar bocah asing tersebut tidak mendengarkan ucapanya.
Kavi yang mendengar kan itu hanya cengengesan sambil geleng geleng.
"Ihhh kamu ini." Geram Mima pada kavi sambil mencubit pelan lengan kavi.
"tapi kan udah kavi adopsi mi, lagian Mima kenapa mikir aneh aneh si, dia cuma anak anak biasa kok, udah hilang sebulan juga orang tua nya ga nyariin." Balas kavi membujuk Mima nya.
Mima yang mendengarkan itu hanya menghempaskan napas dengan kesal, lalu melirik ke arah bocah wanita itu dengan lembut.
"Nama kamu siapa?" tanya mima kepada bocah wanita yang duduk di samping nya sambil mengelus rambut coklat charifaw dengan lembut.
"Gak bisa bicara dia mi." Suara spontan itu keluar dari mulut kavi.
Mima kavi yang mendengar, langsung menatap wajah bocah itu dengan tatapan kasian. "Hah, yang bener aja kamu. bisu?" Ucap mima sedikit berbisik kepada kavi.
"Eh enggak, maksud aku dia ga ngerti bahasa kita mi." Lanjut nya.
"Ih ngomong yang jelas." Geram Mima. "Udah sore, mandi sana kamu biar Mima aja yang urus dia." Ucap Mima sambil mengelus kembali rambut milih charifaw.
"Mima, kavi udah tau mau kasi nama dia siapa mi, wava rubiu aja ya mi." ucap kavi dengan semangat.
"Iya terserah kamu aja dah, nunggu persetujuan paio dulu. ini anak orang loh bukan anak kucing yang main adopsi adopsi." Jelas Mima sambil mengacak rambut kavi.
"Jadi kalau paio ga setuju Mima mau balikin ke kantor polisi?" Kavi yang mendengar itu sedikit sedih.
"Menurut kamu aja. Jaga manusia itu tanggung jawabnya besar sayang, bukan asal asalan aja, apalagi nge jaga orang asing." Jelas Mima pada kavi dengan sedikit gemas.
"Num"
Suara kecil itu berasal dari mulut wava.
"Num apaan?" Kavi sedikit kaget saat mendengar itu. itu adalah perkataan pertama wava yang kavi dengar.
Mima seolah paham, langsung menjawab "Minum ya? Tunggu Mima ambil air sebentar ya sayang." sambil mengelus rambut wava.
Wava yang mendengar itu hanya diam sambil menatap lugu wajah Mima kavi.
"Bisa bicara Lo ternyata, kirain ga bisa." Kekeh kavi, sengaja untuk menggoda wava. sepertinya wava sudah sedikit belajar saat di kantor polisi.
✦
✦
✦
KAMU SEDANG MEMBACA
WONDER
FantasyAnak nakal memang harus di hukum, apa hukuman memang begitu menyeramkan? Atau sebaliknya. Bukan kah hukuman itu membuat kita sadar dengan kesalahan? Menjadi dewasa memang sesulit itu. ʜᴜᴋᴜᴍᴀɴ ᴀᴋᴀɴ ᴍᴇᴍʙᴜᴀᴛ ᴋɪᴛᴀ ᴍᴇʀᴀꜱᴀᴋᴀɴ ᴀᴘᴀ ʏᴀɴɢ ᴛɪᴅᴀᴋ ᴘᴇʀɴᴀʜ ᴋɪᴛᴀ ʀᴀ...