Entah kenapa pelajaran yang diberi Pak Daven cukup bikin gue antusias dan gue merasa penjelasan yang Ia berikan hampir 80 persen bisa masuk ke otak gue. padahal ketika Pak Sugeng yang mengajar, gue merasa biasa aja ( justru cenderung bosan dan ujung-ujungnya kadang tertidur) mendengar penjelasan yang dia berikan.
Oiya, gue kuliah di salah satu fakultas yang cukup dikenal di Indonesia dan gue mengambil jurusan Kedokteran ( disamping otak gue yang dipenuhi hal-hal liar, gue pinter juga ya!!) Sebut saja universitas G.
Gak terasa waktu menunjukkan pukul 12 siang. Saatnya mengisi perut gue yang udah keroncongan banget karena gak makan sama sekali dari pagi.
Semua teman sekelas gue langsung berhamburan keluar dan sibuk dengan circle mereka masing-masing.
Gue membereskan barang-barang gue terlebih dahulu. Gue bukan tipe yang rapih, tapi gue nggak mau barang-barang gue hilang atau diotak-atik orang lain.
Saat gue membereskan barang - barang gue, gue merasa seseorang menghampiri gue.
Gue menoleh dan langsung berbicara dengan sinis
" Ya kenapa?!"
Gue terkejut dan langsung tertunduk malu setelah tau ternyata itu adalah Pak Devan.
" Eh.. euhhh maaf Pak."
" Muka nya memerah tuh. "
Ucap Pak DevanPak Devan tersenyum melihat gue yang kembali salting. Entah apa yang dilakukan Pak Devan, Ia mengangkat dagu gue dengan lembut Dan kemudian memegang pipi gue.
Seketika jantung gue kembali berdetak kencang." Kamu lucu ya kalo lagi salting." Katanya sambil mengelus pipi gue
Tangan gue mulai terasa dingin. Rasa takut mengelilingi gue. Pak Devan kemudian beralih memegang kedua tangan gue yang sedang gemetar.
Seakan tau kalo gue ketakutan, Tangannya yang cukup besar mulai mengelus tanganku dengan halus.
Kami berpandangan satu sama lain. Tatapannya tajam Seakan menembus jiwa gue. Misterius namun gue gak merasa terancam. Tatapan yang seolah mengatakan ke gue untuk gak perlu takut.Dan kemudian perasaan takut itu berubah...
Gue hanya terdiam gak bisa bergerak. Perasaan yang belum pernah gue rasakan sama sekali.
Hangat Dan nyaman, namun asing.
Perlahan namun pasti, wajahnya mulai mendekati wajah gue. Kita kembali berpandangan sebelum akhirnya...
Pak Devan mencium bibir gue
Wait what?!!!
WTF!!!!!
Gue sangat terkejut dan gak nyangka dengan tindakan pak Devan yang berani sampai sejauh ini. Entah apa yang ada di pikiran gue, gak sedikitpun gue berusaha untuk melawan.
Kita terdiam beberapa saat sebelum gue mulai bergumam.
" Eumm pak... Nanti ada yang lihat." Kata gue dengan suara lirih
" Memang kamu mau kita make out disini?" Katanya sambil tersenyum
Hah??? Make out??? ML???
" Hahaha saya cuma bercanda." Ucapnya yang langsung menyangkal semua pemikiran gue
" Pak Devan Gay juga?? Tanyaku dengan lugu
" Hahaha benar berarti perkiraan saya. Kamu memang gay." Jawabnya
Gue langsung menutup mulut. Dasar mulut bego. Kenapa harus keceplosan sih?!
" Muka kamu merah lagi tuh. Cuma lucu saya suka. "
Suka??
" Kamu gak perlu malu, Dewa. Bersikap biasa aja ke saya ya? Anggap saja yang tadi perkenalan antara kita berdua " Sambil mengedipkan sebelah mata.
Perkenalan???
Kita???
WHAT THE HELL IS THAT EVEN MEAN???!!!
Gak peduli dengan pertanyaan yang gue lontarkan tadi, gue langsung bergegas pergi meninggalkan pak Devan yang Masih tersenyum melihat tingkah laku gue
Halo gaes maaf banget karena kelamaan nggak update karena Masih mengumpulkan keinginan untuk menulis
part yang selanjutnya bakal sedikit lebih greget jadi ditunggu yaa
Peaceeee ✌️✌️✌️
KAMU SEDANG MEMBACA
Sex, Love & Addiction
RomanceWarning ⚠️🔞 : NSFW, BDSM, BL Stories Pak Devan melihat wajah gue yang mungkin terlihat sedikit memerah. Tatapan misteriusnya menusuk hingga ke jiwa gue. Tanpa sadar, gue justru merasa nyaman dengan tatapan itu. Pak Devan pun mendekat ke wajah gue...