Gue terbangun karena sedikit guncangan di sekujur badan gue. Sebelum membuka mata, gue dikejutkan dengan suara lembut yang memanggil nama gue.
" Dek... Dek.... Bangun yuk, saya udah beliin nasi kuning."
Ternyata Mas Taufik sudah bangun terlebih dahulu dan membelikan gue sarapan.
" Hnggh.... Iya mas..."
" Cuci muka dulu dek... Biar seger dikit makan nya." Perintah Mas Taufik.
Gue hanya mengangguk dan segera menuju ke kamar mandi untuk mencuci muka dan buang air.
Gue pun menghampiri Mas Taufik yang sedang makan dan hanya terdiam. Mas Taufik pun tertawa melihat sikap random gue.
" Hahahahaha... Kamu ngapain toh dek?? Mau jadi mannequin?? Duduk sini sarapan." Canda Mas Taufik
Masih terdiam, gue lalu duduk dan membuka bungkusan nasi kuning yang dibelikan Mas Taufik tadi. Gue terus terdiam hingga membuat suasana sedikit canggung.
" Masih sedih sama cerita kemarin dek?? Saya minta maaf ya bikin adek sedih..."
" Ehh... Enggak kok mas... Cuma Masih ngantuk aja hehehe.." jawab gue ngeles
" Gausah ditahan dek... Pokoknya kalo ada masalah apa cerita ke saya. Jangan sampe nggak."
" Iya kok mas pasti saya bakal cerita."
Gue kembali menikmati nasi kuning yang tersedia. Walaupun didalam hati gue Masih terasa sedih, tapi gue merasa nggak sendirian kayak biasanya.
" Ehh mas.."
" Dekk..."
Kami langsung terdiam ketika memanggil satu sama lain bersamaan.
" Ehhh mas duluan deh." Kata gue mempersilahkan
" Eummm... kamu mau tanya ke Pak Devan nggak soal yang kemarin?" Tanya mas Taufik
" Iya mas, cuma pas nanti aja kalo ketemu. Hari ini kan libur."
" Mungkin kalo mau, mumpung ada waktunya, kamu ketemuan aja sekarang." Saran Mas Taufik
" Gimana cara janjiannya mas tapi?"
" Saya dapet nomornya nih dek. Kalo mau nih saya kasih. Daripada berlarut - larut masalahnya nggak selesai."
" Iya sih mas... Tapi emang mas dapet nomornya darimana?" Tanya gue sedikit kepo
" Dapet dari bu Melissa dek. Saya nanya lewat whatsapp ke dia dan kebetulan dia punya nomor Pak Devan."
" Ohh yaudah deh mas... Saya minta nomornya. Mungkin Pak Devan ada waktu buat ngobrol."
Mas Taufik pun mengambil handphone nya dan segera menunjukkan nomor handphone Pak Devan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sex, Love & Addiction
RomanceWarning ⚠️🔞 : NSFW, BDSM, BL Stories Pak Devan melihat wajah gue yang mungkin terlihat sedikit memerah. Tatapan misteriusnya menusuk hingga ke jiwa gue. Tanpa sadar, gue justru merasa nyaman dengan tatapan itu. Pak Devan pun mendekat ke wajah gue...