Gue gak salah denger kan?
Ngelamar gue?
Nggak, nggak
Pak Devan pasti bercanda
Gue cuma bisa terdiam karena gak bisa ketemu alasan yang logis. Secepet itu??? Dia gila apa gimana sih??!!!
Kita aja baru ketemu kemarin. Dan dia bikin awal perkenalan yang gak baik sama sekali.
" Saya gak perlu jawaban kamu sekarang. Kamu bisa pertimbangin dulu aja jawabann-"
" Kalo Pak Devan tau saya bakal nolak kenapa bapak tanya sekarang?" Tanya gue langsung ngegas
Pak Devan terdiam sejenak
" Seperti yang saya bilang tadi, Saya tau semuanya tentang kamu. Saya gak punya keraguan lagi tentang kamu. Dan Saya yakin dengan pilihan saya." Jawab Pak Devan dengan tegas
Gue cuma terdiam mendengar jawaban Pak Devan.
Pak Devan menarik Kursi kerjanya dan menempatkannya menghadap samping kursi gue, duduj dengan tegak, menyilangkan kakinya dan menyandarkan tangannya di lengan kursi.
" Saya memang keliatan keras, tapi Saya sabar kok. Saya gak akan memaksakan kehendak saya, tapi saya akan buat kamu suka Sama saya." Tegas Pak Devan sambil menatap gue.
Gue berpura - pura tidak menghiraukan ucapan Pak Devan. Gue mengambil teh gue dan meminumnya pelan - pelan.
Pak Devan hanya tersenyum melihat gue.
" Tehnya udah Abis tuh, Mau dibikinin lagi?" Tanya Pak Devan sedikit tertawa
Gak Sadar, gue daritadi cuma menyeruput angin.
" Bu Astii. " Teriak Pak Devan
Gak lama kemudian, Bu Asti pun mengetuk pintu
" Masuk Aja bu."
" Iya Pak, Ada yang bisa dibantu?" Tanya bu Asti
" Bikinin es teh ya bu. Bikin 1 teko aja, Sama mau cookies cokelat ya bu. " Pinta Pak Devan
" Baik pak. "
" Makasih ya bu."
Bu Asti pun langsung bergegas pergi dan menutup pintu.
Gue kembali terdiam
Pak Devan memutar Kursi gue, mengarahkan arah Kursi gue ke hadapannya dan mendekatkan wajahnya ke wajah gue.
Gue sedikit terkejut namun mencoba untuk terlihat biasa aja.
Pak Devan memegang leher gue dan menempelkan dahi gue ke dahinya.
" Saya yakin kamu gak Pernah kayak Gini sebelumnya. Karena setiap Saya kayak Gini, muka kamu selalu Merah walaupun kamu coba buat sembunyiin."
Pak Devan kemudian meletakkan tangan Kanannya di dada gue
" Detak jantung yang lumayan cepat bisa nandain Kalo kamu lagi nervous."
Gue pun memejamkan mata dengan erat.
" Gak perlu takut. Saya gak gigit Kok hahahaha."
Pak Devan menurunkan tangan Kanannya dari dada gue
Gue pun membuka mata
Terlihat wajah Pak Devan yang sangat dekat dengan wajah gue. Ia menatap mata gue dengan serius. Tatapan yang Sama dengan awal gue bertemu dengannya.
" Nah kalo kayak gini kan lebih romantis." Ucap Pak Devan dengan nada pelan
Pak Devan kemudian menjauhkan wajahnya dari gue.
Ia membuka vest dan kemeja putihnya. Memperlihatkan dada bidangnya yang basah dan cukup lebar dengan perut sixpack yang terlihat seksi.
Pak Devan menggengam tangan kanan gue, mengarahkan tangan gue ke Dadanya.
Dengan perasaan sedikit gugup, Gue langsung menunduk
Gue merasakan detak jantung Pak Devan yang sangat kencang. Pak Devan mengencangkan genggamannya, isyarat untuk mengeratkan genggaman tangan gue di Dadanya.
Sesaat, gue Gak bisa merasakan detak jantung gue sendiri dan hanya mendengar detak jantung Pak Devan.
Gue pun mendongak keatas untuk melihat wajah Pak Devan.
Pak Devan menatap wajah gue sambil tersenyum hangat.
" Saya punya waktu banyak untuk hal kayak gini dan Saya harap kedepannya Kita bisa sering kayak gini. "
Pak Devan memeluk kemudian mengangkat tubuh gue, menggendong gue dan mendudukkan gue ke meja kerjanya.
Pelukannya yang erat sedikit membuat gue sesak. Pak Devan yang sadar akan itu, langsung melonggarkan pelukannya. Bau keringat yang membasahi seluruh bagian dada dan perutnya membuat gue sedikit terangsang.
Pak Devan mendekatkan bibirnya ke bibir gue. Detak jantungnya semakin menderu kencang.
" Please accept me to be yours and you are mine."
Pak Devan mencium bibir gue dengan lembut..
" Permisi Pak, ini teh Sama cookies nya."
Halo gaes, udah lama Gak ketemu ya hehehe
Udah Mau sebulan kayaknya Gak update. Atau malah lebih Dari sebulan ya.
Jujur lagi agak Mager buat nulis dan lagi gaada inspirasi. Makanya lama banget Gak update. Makasih banyak ya buat Yang udah nunggu selama ini
Monmaafin kemageran Saya 🙃🙃
Tetap setia nunggu part selanjutnya yaa 😊😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Sex, Love & Addiction
RomanceWarning ⚠️🔞 : NSFW, BDSM, BL Stories Pak Devan melihat wajah gue yang mungkin terlihat sedikit memerah. Tatapan misteriusnya menusuk hingga ke jiwa gue. Tanpa sadar, gue justru merasa nyaman dengan tatapan itu. Pak Devan pun mendekat ke wajah gue...