Happy Reading
Jisa deg degan bukan main. Walau makanan sudah sampai Jisa masih belum memakannya.
"Kenapa diem hem? Dimakan ntar dingin ramennya," Suruh Joshua.
Jisa diam.
"Jangan takut sayang.. Jean pasti ngerti." Joshua memegang tangan Jisa yang dingin.
Tak lama Jean dan Wonwoo datang. Mereka duduk diseberang.
"Jisaaaaa hello?!?! Malah ngelamun!" Teriak Jean.
"By diliatin!" Peringatan Wonwoo.
"Tumben banget ngajak ke mall?" Heran Wonwoo.
"Mana udah pesen makanan lagi! Gak nungguin!" Kesal Jean.
"Kelamaan si," Balas Joshua.
"Jisa lo kenapa diem aja anjir???"
"Diapain lo sama Joshua?!?! Bilang sama gue!!!" Kata Jean.
"Je... Gue mau ngomong serius," Jisa mulai membuka suaranya.
Jean dan Wonwoo saling pandang tak paham.
"Apa? Kok hawa nya jadi beda gini? Lo gapapa kan?"
"Tegang banget!" Celetuk Wonwoo.
"Ada apa si Jo?" Tanya Wonwoo kepo tapi Joshua memilih diam saja.
"Ye kamprett!" Wonwoo memukul lengan Joshua.
"Gue sama Joshua mau ke Aussie," Ucap Jisa lalu menutup matanya melihat ke bawah.
Jean dan Wonwoo saling pandang lagi. Kini mereka memandang Joshua meminta kejelasan.
"Ha?" Jean tak paham.
"Gue sama Jisa mutusin buat kuliah di Aussie," Akhirnya Joshua buka suara.
"Tiba tiba gini?" Wonwoo masih tak paham.
"Jisa lo lagi bercanda kan?" Jean pura pura tertawa.
"Gak lucu jis!"
"Beneran, kita udah daftar dan diterima disana," Joshua memberikan bukti melihatkan hpnya.
Jean dan Wonwoo jelas kaget. Jantung mereka hampir copot.
"Maafin gue Jean...." Jisa menunduk.
"Jisaaa???? Demi apa? Lo hebat banget Jisa!!!" Jean bangga.
Jisa dan Joshua memandang serius ke arah Jean.
"Sahabat gue hebat banget! Bisa keterima kuliah di Aussie. Congrats!" Kata Jean lalu memeluk Jisa.
Wonwoo hanya diam.
"Lo gak marah?" Tanya Jisa.
"Ngapain gue marah?"
"Je..." Jisa memeluk Jean balik dan menangis.
"Jujur gue gak mau ninggalin lo...."
Jean ikutan menangis.
"Nggak papa, demi masa depan lo! Kita masih bisa vc kok."
Jujur kedua cowok yang dari tadi ngeliatin mereka alias Joshua sama Wonwoo sama sama gak tega.
"Lo jangan lupain gue je," Jisa makin tersendu sendu.
"Apaan sih? Nggak akan lah lo tuh sahabat gue yang paling gue sayang tau gak?"
"Anjing gak tega gue," Kata Wonwoo ikutan sedih.
"Kenapa lo baru bilang kampret?" Kesal Wonwoo pada Joshua.
"Jisa takut Jean marah nu.." Balas Joshua tak enak.
"Aaaa Jean makasih pokoknya!"
"Kenapa lo nggak bilang dari kemarin kemarin?" Tanya Jean.
"Gue takut lo marah je."
"Astaga jis! Orang mau kuliah di luar negeri kenapa gue harus marah? Harusnya gue bangga dong sahabat gue bisa keterima disana apa gak bangga banget gue punya lo!"
"By udah by aku ikutan sedih!" Kata Wonwoo tak tega.
Jean akhirnya melepaskan pelukannya dan duduk kembali. Sambil menyeka air matanya.
"Gapapa Jisa semangat!" Kata Jean.
"Dari pada sedih mending kita ke time zone yuk? Ngabisin waktu bareng sebelum kita berangkat," Ajak Joshua.
"Bener! Ayo!" Kata Wonwoo.
Jisa dan Jean tersenyum lalu mereka akhirnya pergi ke time zone. Setelah membeli kartu mereka buru buru bermain.
Pertama mereka main capit boneka. Wonwoo menggesekan kartunya ke tempat tersebut lalu mulai menyalakan mesinnya.
Percobaan pertama gagal. Tetapi percobaan kedua dia bisa mengambil salah satu boneka tersebut berwarna kuning.
"Aaa by pinter banget!" Kata Jean.
"Kamu nggak boleh kalah!" Kata Jisa pada Joshua.
"Hem."
Kini giliran Joshua. Baru percobaan pertama ia sudah dapat. Emang anaknya genius. Pantes Jisa suka.
Setelah main beberapa permainan terakhir mereka berfoto di photobooth.
"Gaya nya beda beda!"
"SATU"
"DUA"
"TIGA"
Cekrek
Cekrek
Gemec bgt kapal ini huee :( 😫💝 don't forget buat vote and comment yaw!
KAMU SEDANG MEMBACA
Basketball Diaries
Short StoryIni tentang Joshua si ketua basket yang bucin angkut sama Jisa si ketua dancer. (Short Story)