29 Mei 2019
Hari di mana Chantika merayakan kelulusannya, dengan kebaya yang di buat sendiri oleh Rani. Pukul tujuh pagi, setelah selesai make up, Chantika segera menuju ke gedung tempat perpisahannya di selenggarakan, bersama Emilia, atau yang kerap di panggil dengan nama Lia, kakak kandung Rani.
"Gak ada yang ketinggalan kan?" Tanya Lia.
Chantika menggeleng, "Nggak, Tan." Dia sibuk berkutat dengan ponselnya, di mana panggilan video call nya tak segera di angkat oleh sang kakak kembar.
"Hello, hello, hellow! Weh cantik adik, mas." Wajah Cakra muncul di layar ponsel.
"Iya lah. Mas Candra, di mana?"
"Jangan cari yang gak ada." Sewot Cakra.
"Kan cuman nanya."
"Cak, nanti ke sana gak?" Celetuk Lia.
Chantika mengarahkan ponselnya ke arah Lia yang sedang menyetir mobil.
"Nggak tau, Tante. Candra masih nyusun strategi buat keluar." Balas Cakra.
"Ya kalau gak bisa, gak papa." Ujar Lia.
"Ya harus bisa sih." Timpal Chantika.
"Iya tuan putri, akan kami usahakan." Ucap Cakra.
Cakra mematikan sambungan video call mereka, karena guru yang mengajar sudah datang.
Lia membelokkan mobilnya, memasuki area parkiran gedung. Sudah banyak kendaraan yang terparkir di sana, setelah memarkirkan mobil, mereka beranjak keluar dari mobil dan berjalan berdampingan memasuki gedung.
Sesuai tatanan acara, jam delapan acara perpisahan tersebut sudah di mulai, dengan di awali sambutan dari kepala sekolah dan kesan pesan dari perwakilan angkatan yang lulus.
Chantika menjadi perwakilan siswi dari angkatannya untuk menyampaikan kesan ketika bersekolah di sekolahnya dan pesan untuk teman-temannya yang akan berpisah untuk mengejar mimpi mereka masing-masing.
"Saya masih tak percaya jika waktu perpisahan kita semua telah tiba, seakan baru kemarin kita semua mengikuti upacara penerimaan siswa baru. Bahkan saya masih merasa jika baru kemarin kita bermain hujan ketika hari terakhir MPLS." Chantika tersenyum, menatap teman-temannya yang hadir di ruangan ini.
"Saya berharap ini bukan akhir untuk kita berkumpul bersama, semoga kelak akan ada waktunya kita kembali bersama, duduk bersama sembari bercanda dan melupakan hari-hari yang melelahkan." Lanjutnya.
Chantika mengepalkan tangan ke atas, "ANGKATAN DUA PULUH DUA!" Teriakan Chantika di balas serentak oleh seluruh teman satu angkatannya.
"YANG PENTING SOLIDARITAS!"
Suara gemuruh tepuk tangan memenuhi ruangan, Memang angkatan ini memiliki semangat dan kehebohan tersendiri dari angkatan lainnya.
Setelah beberapa penampilan seperti, tarian daerah, menyanyi, puisi dan terakhir pengalungan Medali kelulusan dan foto bersama, sebagai penutup.
Chantika masih sibuk berfoto bersama teman-temannya, sebelum Runa berjalan tergopoh-gopoh ke arahnya.
"Chantika." Panggilnya dari jarak dua ratus meter dari Chantika.
"Kenapa-kenapa?" Tanya Chantika begitu Runa berdiri di depannya.
Chantika menunjuk pintu masuk gedung, "Lo harus keluar dan lihat yang di lakuin sama si kembar."
Chantika bergegas keluar gedung, di pintu masuk banyak orang yang terlihat antusias untuk melihat keributan di luar sana. Dengan kelincahannya menyelip sana sini, akhirnya Chantika bisa keluar dari gedung tersebut.
Baru sedetik bernafas lega, Chantika ternganga melihat Candra dan Cakra membawa bener besar bertuliskan Happy graduation dengan wajahnya yang terpampang jelas di sana.
Belum lagi, beberapa orang yang Chantika yakini sebagai teman-teman Candra dan Cakra, memukul-mukul galon dan bernyanyi begitu keras.
Belum selesai dengan keterkejutannya, Tristan berlari bergabung dengan gerombolan tersebut, dia mengambil smoke bomb dari tangan Candra.
Dia meloncat-loncat kegirangan, melihat Tristan yang menikmati kejutan dari Candra dan Cakra, membuat beberapa temannya ikut bergabung dengannya, tak terkecuali Runa, dia bahkan sudah melepas high heels yang dia kenakan.
Chantika masih terdiam di tempatnya, dia terkejut begitu Galang menyenggol bahunya ketika berlari menuju kerumunan tersebut.
"Kenapa gak ikut?" Tanya Lia.
Chantika menoleh, "ini mau ke sana, nitip heels nya bunda, Tante." Dia berlari setelah melepas high heels nya.
Hal ini tak pernah terbayangkan oleh Chantika, dia kira saat kelulusannya ini Candra dan Cakra datang dengan sebuket bunga untuknya, ternyata semua itu salah. Tetapi ini lebih seru.