Chantika ingin sekali tidur, namun matanya seakan tak mau tertutup membuat dirinya tetap terjaga malam ini, dengan di temani Candra dan Cakra yang sibuk dengan game onlinenya. Chantika memainkan handphone, Runa sudah tertidur pulas di ranjang pasien sebelahnya.
"Tidur, dek." Ujar Cakra.
"Gak bisa tidur."
Candra memasukkan handphonenya ke dalam saku celana, "gw ke depan dulu, nyari kopi." Belum sempat membuka pintu, terdengar suara dua orang yang berbincang di depan ruangan tersebut.
Begitu pintu di buka, Candra melangkah mundur dengan raut muka terkejut, Cakra spontan berdiri dari duduknya, sedangkan Chantika membulatkan matanya terkejut.
Di ambang pintu, terlihat sosok Harsa ayah mereka berdiri di sana dengan senyuman yang sudah lama tak Mereka lihat secara langsung.
"Surprise, peluk dong." Harsa merentangkan tangannya, tak ada yang datang memeluknya, ketiga anaknya itu masih dalam keterkejutannya.
Harsa mendengus kecewa, menurunkan tangannya, berjalan ke arah Chantika yang duduk di atas kasur rumah sakit, saat melewati Candra, dia menyempatkan untuk mengusap pucuk kepala anaknya itu.
Begitu Harsa berdiri di samping ranjang Chantika, dia memeluk anak perempuan satu-satunya. Chantika tak membalas pelukan tersebut, dia masih terkejut dengan kepulangan ayahnya.
Setelah melepas pelukannya, Chantika mencubit lengan Harsa, "eh sakit dek."
"Gak mimpi ternyata."
Harsa terkekeh kecil, mencubit hidung Chantika, " nggak, ini beneran ayah."
Harsa berganti mendekati anak sulungnya yang masih berdiri di depan sofa, " makasih udah jagain adek-adek kamu dan bunda." Mengusap pucuk kepala Cakra.
Sungguh, Cakra merasa lega begitu melihat ayahnya di depan mata, seakan beban yang dia tanggung selama ini menguap. Mungkin sekarang, dia akan bisa memiliki tempat bersandar dan berkeluh kesah lagi.
Candra berjalan mendekati Cakra dan Harsa, dia merangkul keduanya dengan senyuman yang merekah.
Rani melihat itu semua di depannya, tersenyum senang. Akhirnya keluarganya bisa berkumpul lengkap, walaupun dalam keadaan Chantika yang tidak begitu baik.
Runa melenguh membuka matanya perlahan, dia bangun karena merasa sedikit terganggu dengan suara Candra dan Cakra. Begitu mendudukkan dirinya, dia terkejut bukan main melihat Harsa sedang bermain Uno dengan Cakra dan Candra.
"Hah, Ayah?" Teriak Runa, membuat ketiga laki-laki yang sedang bermain itu menoleh kearahnya.
"Gak usah, teriak-teriak anying." Chantika melempar bantal lehernya ke arah Runa.
Harsa menghampiri Runa, " loh anak ayah yang satu ini udah bangun." Runa menerima air minum yang di berikan Harsa.
"Kapan datangnya?" Runa bertanya setelah meneguk air minum tersebut.
"Kemarin malem, sekitar jam dua belasan." Bukan Harsa yang menjawab, melainkan Chantika.
Runa mendekat ke arah Chantika, dia merangkul pundaknya membisikkan sesuatu yang membuat Chantika tersenyum sembari mengangguk dan mengucapkan kalimat terima kasih.