3

193 27 1
                                    

"gimana kalau kamu main bareng aku."

Junghwan hanya diam, anak ini berbicara terus menerus tanpa lelah bahkan Junghwan saja yang dengar lelah di buatnya.

Setelah seharian kemarin di jaga Hyunsuk sekarang orang bernama Jaehyuk ini yang menjaganya.

Padahal kalau dipikir-pikir dia sudah tidak papa kok.

"Aku sudah baik-baik saja, apakah aku bisa pulang?"

"Tidak."

"Kenapa?"

"Karena rumahmu ya disini, kamu mau pulang kemana memangnya?"

"Tentu saja kerumahku tapi rumahku bukan ini."

"Ini rumahmu dan seterusnya akan menjadi rumahmu, bagaimana kalau kita main catur? Kamu mau?"

Orang ini aneh, fikir Junghwan dalam hatinya.

Dia tidak suka orang ini, di bandingkan dia, Junghwan lebih suka Hyunsuk.

Walau orang itu banyak menghabiskan waktunya dengan leptop dari pada Junghwan menurutnya itu lebih baik dari pada di ajak bicara tanpa memberinya ruang untuk berbicara juga.

"Aku tidak mau, boleh aku tidur?"

"Tentu, tidurlah aku akan kembali saat makan siang."

Orang itu beranjak pergi meninggalkannya tanpa menoleh kebelakang lagi.

Junghwan menghela nafas dibuatnya, energi orang itu sangat banyak sampai dia susah untuk mengimbanginya.

"Aku mau pulang, sungguh."

Tak lama matanya terpejam begitu saja, membuat Junghwan masuk kedalam mimpi hingga waktu berlalu sangat cepat.

"Junghwan... Junghwan... Junghwan bangunlah, kamu harus makan siang."

Padahal dia masih mau tidur tapi kenapa orang ini sangat mengganggu tidurnya?

Jadi mau tidak mau dia harus membuka matanya dengan terpaksa.

"Ya?"

"Aku Mashiho kembarannya Hyunsuk, aku mengantikan Jaehyuk untuk menjagamu, dia ada urusan di pekerjaan."

Junghwan mengangguk mengerti lalu melihat menu makanan apa yang di berikan.

Dan ternyata.....?

"Kamu suka makan mie kan?"

Jangan tanya itu hampir jadi makanan sehari-harinya tau.

"Ya, aku suka kok."

"Baguslah, aku tidak bisa masak kecuali ini, jadi makanlah."

"Terimakasih."

Padahal jika di fikir-fikir dia orang kaya kenapa tidak pesan saja? Namun itu hanya pemikiran di otak saja, Junghwan malah beruntung disini masih di kasih makan walau itu hanya mie sekalipun.

Mie itu rasanya hambar, airnya terlalu banyak tapi Junghwan tidak mau berkomentar biarkan saja.

Sampai suapan terakhir Mashi memberinya minum.

"Kamu sudah kenyang?"

Pertanyaan itu cukup menyebalkan tentu saja dia kenyang, bagaimana tidak jika mie yang dia buatkannya setara dengan porsi tiga orang?

Bukannya rakus tapi Junghwan hanya mencoba menghormati pemberian orang, dia takut jika tidak di habiskan maka tidak ada jatah makan lagi untuknya.

Junghwan tidak mau mati hanya karena kelaparan disini.

Jauhkan itu ya tuhan.

"Terimakasih makanannya."

"Sama-sama, oh ya apa kamu tidak bosan di sini?"

Jika di tanya bosan atau tidak tentu saja dirinya bosan tapi Junghwan lebih malas jika harus banyak berdrama karena menurutnya ketenangan adalah yang paling utama.

"Ya sedikit."

"Bagaimana kalau kita jalan-jalan?"

Akh Junghwan malas....

"Baiklah."

Sekali lagi Junghwan ingatkan dia tidak suka menolak sesuatu yang di berikan padanya.

Makanya disini mereka sekarang, jalan-jalan mengitari rumah bak istana yang Junghwan baru sadar punya 5 tingkatan dan kamarnya? ada di lantai 5.

Satu persatu lantai mereka telusuri dan satu kata yang bisa menjelaskan adalah rumah ini memang keren.

Junghwan bahkan tidak sadar bahwa dia tinggal di istana.

Sampai 4 jam berlalu rasa lelah akhirnya hinggap di tubuh keduanya.

"Kita istirahat di sini saja, berbaringlah jika kamu mau."

"Terimakasih."

Dan ya, Junghwan mulai mengistirahatkan tubuhnya di sana.

TANPA TAU, Bahwa dia sudah terlelap.

Entahlah dia jadi banyak tidur setelah di bawa kesini.

Dan juga entah berapa lama dia tertidur yang pasti sekarang Junghwan sudah ada di kamarnya lagi.

Tidak melihat adanya Mashi membuat dia berfikir bahwa Mashi meninggalkannya sendiri disini.

"Hahhhhh, kapan semaunya berakhir."

"Apanya yang berakhir?"

"Heh?"

....

Tbc....

Not youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang