Katakan bahwa Haruto gila saat ini, bagaimana bisa dia membuat Junghwan merasakan sesuatu yang begitu sakit.
Dan hal itu malah membuatnya senang, bukankah dia terlihat mengerikan.
Beberapa saat yang lalu Junghwan hanya menghabiskan waktunya dengan menatap keluar jendela dengan Haruto yang main game.
Mareka memang sibuk sendiri-sendiri sampai sebuah pulpen mendarat mulus di kening Junghwan.
Junghwan kesakitan tapi orang yang melempar malah tertawa terbahak-bahak.
Ini sungguh tidak lucu, keningnya yang mulus jadi merah karena pulpen itu.
"Kenapa melemparku."
"Mau saja."
Alasan aneh, dia tidak menyukai orang satu ini.
"Kemari."
Itu bukan permintaan tapi perintah mutlak entah sejak kapan aura Haruto berubah menjadi mengerikan bahkan lebih mengerikan dari jeongwoo yang sedang kesal tadi.
Junghwan jadi takut untuk mendekat tapi suara Haruto kembali terdengar mau tidak mau dia harus menghampiri pemuda gila tersebut.
Namun sebelum dirinya sampai, pintu kamar kembali terbuka dan terlihat seseorang yang menatap Haruto datar.
"Kau di panggil kak hyunsuk untuk keruangannya Travis."
Bisa Junghwan dengar dengan jelas decakan kesal yang Haruto atau Travis sebenarnya dia itu siapa?
Tadi dia memperkenalkan diri sebagai Haruto kenapa orang yang baru datang ini malah memanggil dirinya Travis.
Kepergian Travis tetap membuat luka di tubuh Junghwan contohnya dia memukul kuat pantat berisi itu hingga membuatnya terkejut belum lagi cubitan kencang di pipinya otomatis Junghwan berteriak sangat kencang.
Melihat itu Travis atau Haruto tertawa sangat keras meninggalkan Junghwan dengan gerutunya dengan pemuda yang masih betah di ambang pintu sambil bersender.
Dapat Junghwan liat Travis menatap tajam pemuda satunya sedangkan yang di tatap hanya membalas datar dia seperti tidak takut sama sekali.
Kepergian Travis meninggalkan dirinya dengan pemuda asing tersebut.
Junghwan tidak perduli dia pergi ke arah kasur empuknya lalu berbaring disana, btw dia lapar tapi tidak berani meminta makan.
Pemuda yang bersamanya saat ini sangat mengerikan walau sebenarnya dia terlihat agak imut tetap saja mata tajamnya masih membuat nya bergidik ngeri.
"Apa kakak masih mau menatapku seperti itu? Aku takut."
Entah keberanian dari mana Junghwan memanggil orang ini dengan sebutan kakak sambil mengutarakan rasa takutnya.
Dan sekian detik bisa Junghwan lihat walau sekilas perubahan wajah pemuda tersebut.
"Kau memanggilku apa tadi?"
Junghwan yang sudah akan memejamkan matanya kembali menatap pemuda yang tidak dia tau namanya tersebut.
"Kakak?"
Junghwan menjawab pelan lalu hal itu berhasil membuat senyum yang akan merekah terlihat.
Tapi Junghwan tidak sadar dia malah berbalik memunggungi sambil berkata.
"Aku tidak tau namamu jadi aku memanggilmu kakak."
Luntur seketika senyum itu setelah tau alasan Junghwan memanggilnya kakak.
Dia berjalan pelan tanpa suara lalu melihat Junghwan akan segera tidur.
"Namaku Yoshi, Junghwan dan selamat malam."
Meninggalkan Junghwan yang masih sadar dengan mata terpejam akhirnya dia tau siapa nama pemuda itu.
Yoshi? Entah kenapa Junghwan tidak asing dengan nama tersebut dia seperti pernah mendengar tapi tidak tau di mana.
...
Pagi hari kembali Junghwan di hadirkan dengan sesosok pemuda yang sedang bernyanyi sambil melihat dunia luar dari arah jendela.
Suara itu merdu, Junghwan suka. Dia diam mendengarkan sampai menit demi menit berlalu akhirnya dia berhenti sendiri.
Menoleh kearah Junghwan lalu tersenyum manis.
"Selamat pagi Junghwan."
Junghwan membalas senyum manis itu dengan senyumnya yang tak kalah manis.
"Bagaimana tidurmu apa baik?"
Nah kalau bertanya itu yang begini jangan malah bertanya sudah bangunkah atau hal lain yang sebenarnya dia tau jawabannya.
"Baik, tapi aku lapar."
Berperankan? Junghwan akan ikuti alurnya.
Pemuda itu mengangguk mengerti sebelum dia pergi untuk mengambilkan makan untuk Junghwan dirinya menyempatkan untuk memperkenalkan diri.
"Namaku Bang Yedam salam kenal adikku."
Junghwan mengangguk sembari menunggu Yedam mengambilkan makan untuknya Junghwan memutuskan untuk mandi.
Dia sudah bilangkan tadi akan ikut berperan maka dari itu biarkan dia berusaha mendapatkan haknya.
Menjadi anak penurut dan lugu adalah peran yang akan Junghwan ambil.
Bukan anak yang cengeng dan mudah tersakiti dia tetap akan melawan jika dirinya benar jadi bersiaplah dunia tipu tipu Junghwan akan mulai melangkah maju mendapatkan jawaban dari pertanyaannya selama ini.
Selama mandi Junghwan mulai merencanakan banyak hal dari mencari tau diamana dia sebenarnya sampai siapa orang-orang yang mengaku menjadi kakak-kakaknya tersebut.
Membutuhkan waktu 10 menit untuk Junghwan mandi saat keluar dia melihat Yedam sudah duduk di sofa.
Ada meja makan khusus di dekat sofa itu namun sejak kapan ada?
Walau begitu dia tidak perduli dia berjalan ke arah lemari mencari baju yang cocok setelahnya mengganti tepat di hadapan Yedam.
Dan hal itu terus di perhatikan Yedam sampai selesai lalu dalam benaknya.
"Anak ini lebih menarik."
Hanya itu yang ada di benaknya setelah beberapa saat berinteraksi kecil dengan Junghwan.
Sepertinya Yedam punya sesuatu yang bisa membuat dirinya lebih dekat dengan Junghwan.
Melihat anak itu mendekat lalu duduk di kursi dan di depan ada meja yang penuh makanan tanpa banyak tanya Junghwan mulai makan setelah mengucapkan terimakasih.
Anak ini tidak pilih-pilih soal makanan berbeda dengan anak sebelumnya.
"Hahahaha."
Tawa itu berhasil membuat Junghwan berhenti makan namun melihat wajah datar Yedam dengan tatapan tajam Junghwan memutuskan untuk tidak bertanya lalu kembali memakan makanannya dalam diam.
...
Tbc..
Bisa gak ya kalau votenya nyampe 50?
Hmmmmmm.....kalau bisa baru aku lanjut AHAHAHAHAHAA.
