6

143 21 1
                                    

Seperti yang di rencanakan Yedam tadi, dia ingin mendekatkan diri dengan Junghwan.

Mumpung hari ini dia luang entah hari apalagi dia bisa menghabiskan banyak waktu karena tentunya harus sekolah dan bekerja?

Dia membawa Junghwan keluar mansion mewah ini, keluar yang benar-benar keluar.

Junghwan hanya ikut dalam diam tapi saat sudah dalam mobil baru di bertanya.

"Sebenarnya kita akan kemana kak?"

"Kita akan ke butik."

Dalam pikiran Junghwan, mungkin Yedam ingin membeli baju dan dirinya di suruh menemani.

Walau begitu ini adalah hal bagus dia bisa mengamati sekitar lalu selama perjalanan yang di lewati tempat ini begitu asing.

Hanya ada pohon pohon tinggi di pinggir jalan itupun harus di lewati hampir 15 menit lamanya.

Baru setelah belokan mereka mulai memasuki pedesaan dan beberapa menit kemudian sampailah mereka di kota besar.

Junghwan mulai bisa melihat gedung-gedung tinggi yang tidak pernah di lihat sebelumnya.

Tempat dirinya tinggal dulu juga kota tapi tidak semaju di kota ini.

Junghwan benar-benar di buat takjub.

Bahkan tanpa sadar dirinya menganga melihat semua ini.

Yedam yang ada di sebelahnya pun hanya menggeleng pelan.

Sepertinya jika dia mendapatkan jadwal bersama Junghwan, Yedam harus sering-sering mengajak jalan anak ini.

Melihat bagaimana ekspresinya yang  kagum dan eksaitid membuat jiwanya terasa hangat.

Anak ini benar-benar berbeda dia sangat menyukai Junghwan lebih dari anak-anak sebelumnya.

Sampai akhir mobil yang mereka kendarai berhenti di sebuah butik paling terkenal di kota tersebut.

Yedam keluar lebih dulu melihat itu Junghwan bergegas mengikuti.

"Ayo Junghwan."

Junghwan menerima uluran tangan Yedam padanya.

Mereka memasuki butik mewah itu dan langsung di suguhkan baju-baju keren layaknya seorang artis.

Ada banyak baju di tempat ini seperti toko baju bukan butik.

Junghwan yang  melihat sekitarnya merasa bingung emangnya ini butik.

"Kenapa melamun Hem?"

Junghwan menggeleng pelan di bingung tapi malas bertanya.

"Pilih baju yang kamu inginkan baru kita ke atas di sana ada butik yang ingin aku kunjungi."

Akh begitu rupanya, Junghwan mengerti.

Junghwan tidak akan menjadi orang miskin hari ini yang harus susah payah melihat harga barang.

Dia tau Yedam kaya jadi harus di manfaatkan sebaik mungkin selagi bisa, itu adalah pemikirannya saat ini.

Jadi dengan perasaan senang Junghwan mulai melihat-lihat, ada banyak baju disini Sampai dia bingung mau yang mana.

Jadilah dia pergi ke arah jajaran jenis jaket ada banyak.

Dia mengingat-ingat kalau di lemari bajunya sekarang hanya ada beberapa pasang baju yang dia pakai berulang-ulang karena memang orang-orang yang menyebut dirinya kakak itu tidak pernah memberinya baju lagi.

Walau begitu Junghwan tidak pernah mengeluh karena dulu dia bisa menggunakan bajunya Sampai dua hari tanpa mengganti sama sekali.

Jadi selagi masih bisa pake baju dia sangat bersyukur apalagi baju yang tidak seberapa banyak itu bisa dia gunakan setiap hari dengan mengganti setiap dia mandi.

Hoodie dengan warnah hitam, abu dan cream adalah pilihan Junghwan lalu menuju kaos warnah hitam 4 kaos warna hijau 3 dan celana jeans wanah biru dan hitam sama-sama 2 dan celana pendek biasa' 8 lalu tidak ketinggalan dalaman Junghwan ambil secukupnya.

Dia memberikan semua itu langsung di hadapan Yedam.

"Kau tidak ingin mencoba dulu?"

"Tidak perlu aku yakin semua muat kalau celana aman aku sudah coba tadi."

Yedam mengangguk mengerti dia memberi perintah pada salah satu bodyguard yang di bawa tadi.

Maksudnya supir mereka tadi merangkap juga jadi bodyguard Yedam.

Yedam tidak suka perhatian banyak orang mengarah padanya jadi seminim mungkin untuk tidak terlihat menonjol dengan membawa satu bodyguard kepercayaan kakak Jihoon-nya itu sudah cukup.

Perintah untuk membayar langsung di angguki, selagi menunggu bodyguard itu bayar Yedam langsung menarik Junghwan ke atas.

Tepatnya lantai dua.

Setelah mereka sampai mata Junghwan di buat kagum lagi dan lagi, ini baru yang namanya butik.

Semua pakaian disini benar-benar cantik, elegan dan mewah.

Junghwan suka melihat model-model pada pakaian wanita yang di pajang lalu jas para lelaki yang terlihat begitu mewah sangat menggoda iman untuk mencoba.

Hanya saja Junghwan sadar dia tidak cocok menggunakan jas jas tersebut.

Jadi Sekarang dia hanya akan mengikuti kemana Yedam jalan.

Dan ternyata Mereka menemui sang pemilik butik namanya Madam Jua.

Melihat keduanya berbicara serius dengan bahasa yang tidak di mengerti Junghwan akhirnya memilih duduk di kursi yang di sediakan wanita atau sekertaris Madam Jua.

"Nama kakak cantik siapa?"

Wanita itu sebenarnya sudah akan pergi dari sana tapi mendengar penuturan Junghwan dirinya jadi urung.

"Namaku Lisa, lalu namamu?"

"Namaku Bang Junghwan."

Perkataan Junghwan berhasil membuat Yedam berhenti berbicara lalu menoleh cepat pada Junghwan yang sekarang sedang menerima permen kecil dari Lisa.

Di awalnya kaget saat Junghwan menggunakan marganya sebagai perkenalan diri, entah kenapa rasanya sangat membahagiakan.

Lalu setelahnya suara Madam Jua terdengar lagi.

"Apa dia adikmu tuan muda?"

Yedam diam beberapa saat kemudian mengangguk.

"Ya, bisakah buatkan satu baju yang sama seperti milikku untuknya kau bisa mengukurnya sekarang."

"Tentu tuan, Lisa tolong."

Lisa mendengar apa yang di bicarakan Madam jadi dengan lincah mengikuti perintah madam.

"Mari tuan muda kita ukur badan untuk baju anda."

Junghwan Hanya ikut setelah melihat Yedam mengangguk sebagai bentuk persetujuan.

Kemudian dia di bawa keruangan berbeda dari yang tadi, dan saat ini hanya tersisa mereka berdua Madam Jua dengan Yedam di ruangan tersebut.

"Aku tidak tau bahwa kalian kembali tertarik dengan anak laki-laki dulu bukannya wanita."

"Kami ingin sesuatu yang berbeda dan anak itu benar berbeda aku bisa melihat semuanya dan aku penasaran dengan rasanya."

"Aku harap anak itu tidak mati dalam waktu cepat."

Madam Jua tidak perduli dengan tatapan mata Yedam yang seperti akan menguliti dirinya hidup-hidup.

Karena Yedam sendiri tidak mungkin berani menyaki ibu dari kakak kembarnya.

Sial

Hanya itu yang ada di pikirannya saat ini.

Tbc..

Not youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang