9

141 22 4
                                    

Sudah 10 menit berlalu dan kedatangan Mashiho membuat atensi Junghwan yang semula fokus jadi teralihkan.

Apa yang dia lakukan disini, hanya saja Mashiho tidak memperdulikan tatapan bingung Junghwan.

Dia berjalan terus menuju ke arah tempat duduk Junkyu yang sedang fokus.

Bahkan kedatangan Mashi yang cukup bising itu tidak membuat fokusnya teralih.

Dia benar-benar sangat fokus.

"Junkyu?"

"Hemm."

Hanya itu yang di dapatkan Mashi namun dirinya tidak menyerah.

Masih berjalan semakin dekat yang awalnya hanya di depan meja kerja sekarang tepat di samping Junkyu.

Dia memegang bahu Junkyu lalu sedikit menariknya agar bersender pada kursi.

Junghwan masih anteng melihat walau sesekali masih menulis di kertasnya.

"Ada apa kak?"

Junkyu mulai memberikan atensinya, Namum Mashi tidak langsung menjawab dia duduk dulu di pangkuan Junkyu kemudian tangannya sedikit mengelus dada bidang tersebut.

"CK." Decakan itu keras terdengar bahkan Junghwan yang jauh saja bisa mendengarnya.

"Jika kedatangan mu untuk menyelamatkannya aku tidak menerima alasan apapun."

Masih tersenyum sudah dia duga, hanya karena menatap Asahi membuat Junkyu semarah ini.

Asahi benar-benar punya folume yang berbeda di hati Junkyu inilah kenapa dia sedikit kesal hanya sedikit!!

"Tidakkah kamu merasa semakin lama Junghwan disini akan semakin berbahaya?"

Junkyu tidak menjawab tapi wajahnya menunjukkan sebuah pertanyaan.

"Dengar Junkyu, aku harus membawa Junghwan kembali ke kamarnya sebelum malam tiba kamu tau kan malam ini malam apa?"

Junkyu tau, sangat tau malah hanya saja?

"Kamu tenang saja, dia akan melanjutkan hukumannya di kamar, dan aku yang akan mengawasi bagaimana?"

Junkyu terlihat berfikir namun Mashi tidak butuh jawaban, jika sudah malam tiba mau tidak mau anak itu harus kembali ke kamarnya.

Biar Junkyu marah ada Jihoon yang bisa mengatasi dan ada hyunsuk yang menangani Asahi.

"Ayo Junghwan."

"Tapi?"

"Bawa kertasmu sekalian kamu bisa melanjutkan itu di kamar."

Tanpa ba-bi-bu Junghwan mengikuti Mashi di belakang dengan tangan yang penuh setumpuk kertas beserta satu pulpen antik.

Kepergian Mereke hanya dia tatapi datar Junkyu yang memilih diam.

Jika bukan karena Joonseo dia tidak akan seperti ini, anak itu sudah mati sebelum dia sempat batuk karena melihat Asahi.

Jika mengingat Asahi, anak itu sudah tidur selama 3 bulan.

Apa tidak ada tanda-tanda akan bangun? Sepertinya tidak, anak itu lebih suka di alam mimpi dari pada di dunia nyata.

Inilah yang membuat dia kesal, tidakkah Asahi tau bahwa Junkyu sangat merindukan darahnya?

...

Di tempat lain, maksudnya kamar Junghwan Mashi sudah duduk di kasur dengan Junghwan yang duduk di meja kecil tempat dia makan tadi pagi.

"Lanjutkan, kamu harus selesaikan malam ini jika tidak Junkyu akan marah besar, bisa jadi hukumanmu akan bertambah."

Not youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang