2

270 25 0
                                    

Pertama kali yang kali ia rasakan setelah bangun adalah sakit yang menghantam keras di area belakang kepalanya, belum lagi tubuh yang lemas lesu membuatnya kesulitan untuk bangun.

Dia hanya bisa mengangkat satu tangan untuk membantunya memijat pelan area kepala yang sakit, lalu melihat sekitarnya yang terasa asing.

"Ini sakit, dimana?"

Dia bertanya sendiri walau sebenarnya tau jawaban dari yang ia perlukan tidak akan dia dapatkan.

"Aku mau pulang."

Gumaman itu membawa ia merasa lebih baik walau sebenarnya dia takut bukan main.

Cklek

Anggap saja itu suara pintu yang terbuka, Junghwan hanya bisa melirik dari ekor matanya.

Dia merasa jika menggerakkan sedikit saja, kepalanya pasti akan pecah dia jadi takut dengan pemikirannya sendiri.

"Kamu sudah bangun?"

Pertanyaannya aneh, ingin sekali Junghwan menjawab dia masih tidur saat ini.

Namun orang ini terlihat lebih baik di bandingkan dua orang yang menculiknya.

"Siapa?"

"Ouh? Kau bisa memanggilku Kakak? Atau Hyunsuk juga boleh, terserah padamu mana yang membuatmu nyaman."

Orang aneh hanya itu yang ada di benak Junghwan sekarang.

"Kenapa aku di sini?"

"Sebelum aku menjawab itu, bagaimana jika kamu bangun setelah itu makan?"

Junghwan ingin menolak dia takut di racuni.

"Tenang saja ini tidak beracun kok?"

"Heh?"

"Hahahaha, liat aku makan duluan agar kamu percaya."

Junghwan yang sudah di bantu bangun dan duduk dengan bersandar kepala ranjang melihat bagaimana Hyunsuk memakan beberapa suap bubur yang ia bawa.

"Bagaimana? Jika ini di racun bukan kamu saja yang akan keracunan tapi aku juga."

Baiklah Junghwan percaya saja, jikapun dia mati tidak akan ada yang menangisi nya.

Suap demi suapan Junghwan terima dalam diam sampai akhirnya bubur itu tandas dan terakhir meminum air putihnya hingga setengah gelas.

"Wahhhh, sepertinya kamu sangat lapar ya tapi wajar sih kamu sudah tidur hampir dua hari."

Junghwan membesarkan pupil matanya hanya saja rasa terkejut itu sebentar datang karena setelahnya hampir 10 orang masuk kedalam kamar yang cukup luas ini.

"Kenapa kalian semua masuk? Bukannya kalian harus sekolah?"

"Bukan kamu saja yang ingin melihatnya tapi kami juga."

Hyunsuk hanya bisa menghela nafas mendengar penuturan dari kembarannya yang tak lain dan tak bukan adalah Mashiho.

"Baik baik jadi?"

"Kami hanya mau lihat dan ayok sekolah."

Perkataan Jihoon di ikuti, mereka benar-benar hanya melihat tanpa menyapa membuat Junghwan heran seribu bahasa.

"Jangan terlalu di fikirkan, mereka memang seperti itu tapi bukan berarti mereka tidak menyayangimu."

"Memangnya kalian siapa?"

"Kita keluarga."

"Keluarga?"

"Ya, dan kamu adalah adikku."

Junghwan diam, rasanya ini seperti mimpi saja, apa tidak apa jika seperti ini?

Sekarang Junghwan sedang menikmati makan siangnya, ada nasi sayur dan ayam goreng yang menjadi menu hari ini.

Sangat lezat Junghwan sangat menyukainya walau sayurnya sedikit asin Junghwan tetap menyukainya.

Hyunsuk adalah orang yang memasak untuknya dia sangat berterimakasih walau dia tidak tau sampai kapan dia di sini tapi Junghwan fikit tidak masalah jika harus menikmatinya.

Selagi masih di beri makan Junghwan akan dengan senang hati tetap di sini, hanya saja? Apakah dia harus membayar? Bagaimana jika itu mahal? Junghwan tidak memiliki uang untuk membayarnya.

Jadi sembari menghabiskan makanannya Junghwan menunggu Hyunsuk yang sibuk dengan leptopnya sedari tadi.

Setelah makanan itu habis Junghwan tidak menggangu Hyunsuk dia diam sampai setengah jam berlalu.

"Sudah selesai ya? Kenapa tidak beritahu aku?"

"Tidak enak jika mengganggumu."

"Ahahahaha tidak papa santai saja ini sudah jadi tanggung jawabku "

Baru saja Hyunsuk ingin pergi dari kamar itu suara Junghwan membuatnya berhenti.

"Apa ini semua harus ku bayar? Dengan apa aku harus membayarnya? Aku tidak punya apapun jika kamu ingin tahu."

Hyunsuk berbalik lalu tersenyum simpul.

"Bayarlah dengan kebahagiaanmu."

Setelah itu Hyunsuk pergi meninggalkan Junghwan dengan banyak fikirkan di otaknya.

"Apakah kebahagiaanku sepadan dengan ini?"

Kan dia jadi ragu lagi hahhhh....
.....

Tbc...

Not youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang