Setelah membuka pintu rooftop, [name] tiduran di sofa panjang yang sudah tidak dipakai itu menghadap langit, menikmati angin sepoi sepoi.
"Kalau semua membenciku, kenapa aku tidak dikeluarkan saja" ucap [name] sambil memjamkan mata.
"Ohh, aku lupa, mereka kan menjadikan nilai dan prestasiku untuk mengangkat nama sekolah, hahaha menyedihkan sekali sekolah ini" ucapnya lagi dengan tertawa hambar.
[name] yang lelah pun tertidur ditemani angin sepoi sepoi.
Waktu berlalu, [name] perlahan membuka mata lalu menguceknya. Sudah jam pulang sekolah, terlihat dari langit senja dan burung burung beterbangan kembali ke habitatnya.
"Hoamm... Enak juga seharian bolos" Ucap [name] sambil meregangkan tangannya keatas
"Tapi bentar lagi ujian kelulusan, harus masuk agar aku lulus dengan nilai sempurna, yoshhhh" Ucap [name] kembali bersemangat. Ia akan mempersembahkan nilai terbaiknya agar kakaknya bangga dengannya.
[name] merapikan seragam dan rambutnya lalu turun kebawah dan menuju gerbang sekolah dengan ransel di pundak kanannya. Ketika melewati pos satpam, dia dipanggil oleh satpam yang bernama Sazuki.
"[name], kenapa baru pulang?" Tanya pak Sazuki
"Aku? Tadi ketiduran di rooftop hehehe"
Perkataanya disambut gelengan kepala satpam itu.
"Dasar kau ini"
"Hehe, oh iya kenapa Sazuki san memanggilku?"
"Ohh ini ada titipan buku catatan untukmu dari Suma, dia bilang kau harus menyalin catatannya, dan mengerjakan soal yang dia beri sebagai hukuman karena membolos seharian, kalau sudah taruh saja di sini besok pagi seperti biasanya" Ucap Sazuki
"Heee, baiklahh" ucap [name] sambil menerima buku milik Suma.
Suma adalah teman sekolah yang mau berteman tulus dengannya dan ia satu kelas dengan [name].
"Oh iya, ini ada kue kering buatan istriku, katanya untukmu agar semangat belajar" Ucap Sazuki menyodorkan plastik yg berisi kue kering dengan pita diatasnya.
"Uwohhh, arigatou Sazuki san, tolong sampaikan terimakasih untuk Suma dan Yuka san" ucap [name] yang menerima dengan perasaan gembira.
"Maaf [name], kami tidak bisa membantumu lebih dari ini, posisiku sekarang tidak memungkinkan untuk memprotes tindakan para guru guru itu" ucap Sazuki sendu.
[name] tersenyum tulus
"Tidak... itu sesuatu yang tidak perlu Sazuki san lakukan, dengan kalian yang tidak membenciku saja aku sudah senang kok, setidaknya kalianlah alasanku supaya tetap bertahan di sekolah ini. Sazuki san dan Yuka san adalah orang tua terbaik, dan Suma sudah kuanggap seperti kakakku sendiri"
Mendengar itu Sazuki tersenyum, dia sangat bangga kepada teman anaknya itu yang tetap tegar melewati seluruh masalahnya. Sazuki juga tau, seperti apa [name] diperlakukan di rumah.
Saat Sazuki menyuruh Suma untuk membela [name] dari pembully, [name] menolak tegas, karena [name] tidak ingin jika nanti Suma terkena bully juga, dan sebagai gantinya, [name] memperbolehkan Suma membantunya dengan hal lainnya, seperti sekarang ini.
"Yasudah aku pulang dulu, arigatou Sazuki san" ucap [name] melambaikan tangan sambil berjalan pulang ke rumahnya, dan dibalas lambaian tangan dari Sazuki.
Sesampainya di rumah dia membuka pintu dan melangkah menuju kamarnya. Setelah membersihkan diri dan mengobati lukanya, [name] menyalin catatan dan mengerjakan latihan soal yang diberi Suma lewat Sazuki tadi, tentu saja bagi [name] mengerjakannya sangat mudah, karena gen keluarganya yang genius ditambah [name] yang rajin belajar. Setelah selesai, dia langsung beranjak ke tempat tidurnya dan tertidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
What's My Fault? [HAIKYUU X READER X OC X KUROKO NO BASKET]
Random"Ternyata kalian berdua sama saja, hanya menyusahkanku dan kaa san. Benar kata kaa san, lebih baik kau ikut tou san pergi dari sini [name] dan aku bukan nii sanmu lagi" ucap kakak [name] dingin. Kurosaki [name], gadis berumur 12 tahun yang sudah dib...