8. Tangisan Di Malam Hari

37 7 6
                                    

Suasana di luar kelas kala itu sangat sepi, untuk pertama kalinya aku tak melihat satu siswa pun yang berkeliaran di luar kelas saat jam belajar berlangsung. Langkah demi langkah ku berjalan himgga aku tiba di sebuah gedung yang bertuliskan Ruang Perpustakaan. Kemudian, aku duduk di sebuah lantai teras. Setelah itu aku segera beranjak memasuki ruang perpustakaan, suasana di dalam sana sangat menggeliat ramai. Suara bising dari beberapa siswa dan guru sontak membuatku sedikit kaget. Setelah itu, aku memgisi data pengunjung perpustakaan, aku duduk disebuah bangku yang tersedia di dalam area perpustakaan. Aku membuka buku dan mengerjakan tugas yang diberikan bu Emilda tadi di kelas, sambil menyalakan chrome book yang merupakan salah satu fasilitas untuk memudahkan para siswa untuk mengerjakan tugas. Sembari mengerjakan tugas aku mendengarkan beberapa lagu indie di playlist youtube. Beberapa saat kemudian, beberapa siswa datang mengunjungi perpustakaan dan menyapaku.

"Halo kak Wan, lagi kerjain apa nih?"tanya siswa berambut panjang itu sembari mengisi data diri pengunjung perpustakaan.

"Biasa, lagi ngerjain tugas haha"jawabku singkat sambil tertawa kecil dan menulis beberapa kalimat di buku tulis ku.

"Semangat kak, kakak hebat"pinta siswa tersebut sambil berjalan menuju ke sebuah lorong rak buku.

"Iya hehe, kamu juga ya. Inget rajin belajar jangan malas hehe"jawabku sambil menatap chrome book dan tersenyum lebar.

Kemudian, aku melanjutkan pekerjaanku. Waktu demi waktu terus berlalu. Aku merasa hari ini cukup singkat, mengapa tidak? Mungkin ini disebabkan oleh rugasku yang lumayan menumpuk. Lagu demi lagu habis begitu saja, dari kejauhan terdengar suara seorang guru yang masuk ke dalam ruangan. Guru yang melihatku itu sontak tersenyum lebar. Beberapa saat kemudian terdengar suara pengumuman dari speaker yang tertera di atas plafon ruangan perpustakaan.

PERHATIAN! BAGI SELURUH SISWA YANG BERADA DI LUAR KELAS DIHARAPKAN MASUK KEMBALI KE DALAM KELASNYA MASING-MASING, DAN BAGI KELAS YANG TIDAK ADA GURUNYA SILAHKAN DI PANGGIL KE RUANG GURU, SEKIAN TERIMA KASIH.

Beberapa siswa yang ada di dalam perpustakaan sontak merasa kaget untuk beberapa saat, namun tidak bagiku. Aku bertingkah seperti tidak ada satu pun hal yang terjadi. Kemudian, para siswa tersebut keluar dari ruang perpustakaan dan memutuskan untuk kembali ke kelasnya masing-masing. Guru yang melihatku tidak kunjung bergegas menuju ke kelas, sontak ia mendatangiku.

"Ikhwan siapa guru di kelasmu?"tanya guru wanita berjilbab biru muda itu sambil mentapku dan sedikit tersenyum.

"Bu Emilda bu, kebetulan beliau sedang ada keperluan yang harus diselesaikan dan saya memutuskan untuk datang ke sini untuk mengerjakan tugas saya bu"jawabku jelas sembari menulis beberapa kalimat di sebuah buku.

"Kenapa kamu tidak mengerjakannya di kelasmu saja wan?"tanya guru itu singkat sambari terkejut heran atas jawabanku.

"Biasalah bu, saya malas mendengar gosip-gosip dari teman-teman sekelas saya bu. Saya risih dengan perlakuan mereka, belum lagi ada siswa dari kelas sebelah yang selalu saja menengok pacarnya bu. Melihatnya saja saya tak sanggup bu"jelasku panjang lebar sembari menatapnya dengan muka memelas kesal.

"Haha, biarkan saja Wan jangan kamu pikirkan. Anggap saja itu sebagai angin yang berlalu begitu saja"jawabnya sembari tertawa lebar di pagi itu.

"Hmm... Sebenarnya bisa bu cuma ya begitulah saya merasa risih saja, saya juga malas mendengar olok-olokan dari mereka bu"jawabku sambil menarik nafas.

KRING..... KRING..... KRING........

Tak terasa bel istirahat pertama telah berbunyi, aku segera berpamitan kepada bu guru dan kemudian keluar dari ruang perpustakaan.

"Wah bu sudah istirahat saya pamit keluar dulu ya bu terimakasih"pintaku padanya sembari bangkit dan bergegas keluar dari ruang perpustakaan.

"Iya Wan, sama-sama"jawabnya singkat dari dalam ruangan perpustakaan.

Guru yang menyapaku ialah Bu Nadra, seorang guru yang menjabat sebagai kepala perpustakaan dan mengajar sebagai guru Bahasa Inggris di kelas XI. Setelah keluar dari ruamg perpustakaan, aku segera bergegas menuju kelas dan meletakkan kembali buku-buku ku ke dalam tas. Suasana kelas saat itu sangat sepi sunyi layaknya berada di sebuah tempat pemakaman umum yang sangat sepi tanpa adanya siswa satu pun selain diriku. Setelah itu kemudian aku menuju ke kantin untuk berbelanja beberapa makanan ringan dan minuman. Suasana disana sangat ramai riuhan suara siswa yang bising sekali di telinga ku sontak membuatku tak nyaman. Namun, pada akhirnya aku dapat melewatinya dengan aman. Setelah aku berbelanja di kantin, aku memutuskan untuk kembali ke kelas. Setibanya di kelas ada beberapa siswi yang sedang berbicara tentang guru yang akan rapat. Aku yang mendengar hal itu bertanya kepada mereka.

"Apa benar hari ini guru akan mengadakan rapat?"tanyaku sambil memakan sebuah gorengan tahu isi yang lumayan berminyak.

"Iya, aku dengar itu dari anak kelas sebelah. Kata mereka hari ini siswa akan dipulangkan lebih cepat"jawabnya singkat sembari senang riang gembira.

"Semoga saja, aku juga bosan disini kan lumayan kalau di rumah nisa tidur haha"ujarku dengan sedikit melantur dan tertawa terbahak-bahak.

"Duh, kamu bisa aja deh dasar haha"jawabnya singkat sambil tertawa lepas.

Tiba-tiba, terdengar suara pengumuman yang berasal dari speaker yang berbunyi

PERHATIAN! SISWA-SISWI SEKALIAN BERHUBUNG PARA GURU AKAN MENGADAKAN RAPAT, MAKA SISWA-SISWI AKAN DI PULANGKAN LEBIH AWAL. DI HARAPKAN KEPADACSELURUH SISWA AGAR KEMBALI KE RUMAH MASING-MASING SEKIAN TERIMAKASIH.

AAAAAAAAAAAAA YESSSSSSSS PUALNG LEBIH AWAL!

Begitulah teriakan para siswa-siswi yang kegirangan, kemudian para siswa keluar sambil berlari bersorak dan menuju ke parkiran sekolah. Aku yang kebetulan tak membawa pomsel dengan terpaksa harus pulang dengan berjalan kaki sepanjang dua kilometer jauhnya. Teman-teman pejalan kaki sangat bersemangat, cuaca yang cerah di pagi itu. Cahaya matahri bersinar terang sepanjang perjalanan pulangku, suasana di jalan raya sangat ramai, aku terus-menerus berjalan menyusuri jalan raya, hingga menemukan pertigaan menuju ke rumahku. Di pertigaan, ada sebuah gang kecil disitulah letak rumahku.

Setibanya aku di rumah, aku segera bergegas mengganti pakaian, ibu bertanya padaku akan kepulangan sekolah ku yang samgat cepat.

"Nak, kenapa hari ini kamu pulang lebih awal? Tumben tidak seperti biasanya"tanya ibu sembari menatapku di ruang keluarga pada pagi menjelang siang itu.

"Iya bu, guru akan mengadakan sebuah rapat di sekolah, makanya kami di pulangkan lebih awal"jawabku singkat sembari berjalan menuju ke dapur.

"Ya sudah, kamu makan saja ibu sudah memasak tempe goreng untukmu"ujarnya singkat sembari menyalakan televisi di ruang keluarga.

"Iya bu, ini juga aku sedang makan di dapur"jawabku singkat sembari duduk di kursi meja makan di dapur.

Setelah makan, aku beranjak menuju ke kamar dan memutuskan untuk tidur. Ini adalah pertama kalinya aku tertidur selelap ini, saat aku terbangun jam menunjukkan pukul 21:45 WITA, pertanda hari sudah berganti menjadi malam, suasana di rumah tampak sepi kedua orangtua ku pergi entah kemana, kemudian aku memainkan sebuah ponselku untuk beberapa saat. Namun, saat aku beranjak duduk, suasana di dalam pikiranku sangat buruk, aku seolah tak dapat berpikir secara jernih, disertai dengan lagu-lagu galau yang terdengar di ponselku membuatnya semakin menjadi-jadi. Secara tak sengaja air mata membasahi pipiku, tangisan ku di malam hari yang sepi sunyi itu membuatku sangat terpukul akan keadaanku. Aku merasa bahwa masalahku terlalu banyak sehingga tak sanggup untuk menangani nya sendiri.

Tangisan piluku di malam itu semakin membuatku kacau, menangis tanpa suara, sangat sakit sekali jika dirasakan seolah diri ini ingin teriak namun, seperti ada sesustu yang selalu saja menahan rasa itu. Malam semakin larut, aku merasa lelah dan aku memutuskan kembali tidur di kamarku.


Usik [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang