01| Culik aku

6.5K 173 0
                                    

“Sepi, ya? ”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Sepi, ya? ”

***

Suara grasak-grusuk mengganggu ketenangannya, cowok yang memiliki garis rahang tegas dengan hidung Bangir itu mengetuk ujung meja, menunggu seseorang dari penyebab keributan depan pintu menampakkan wajahnya.

Tak berselang lama, pria berambut klimis masuk tergopoh-gopoh, berdiri di depan dengan perasaan campur aduk.

“Jeff, Caramel telpon. Tuh bocah katanya gak mau makan kalo bukan lo yang suapin. ”

Seseorang yang di panggil Jeff tadi mengangguk, tangannya terulur meraih sambungan telepon, mendekatkan di telinganya.

Suara Isak tangis langsung menyapa gendang telinga, akan tetapi bocah di sebrang belum juga bersuara.

“Kenapa, Cara?”

“Papa Jepp, Cala gak mau makan, Lala jahat paksa-paksa Cala. Cala Ndak mauuu... Cala maunya Papa Jepp, hikss... kangen ”

Bias suara khas dari bocah empat tahun itu terdengar sedih sekaligus menggemaskan, sembari menyahuti beberapa kata Jeffrey mendengarkan dengan seksama keluhan yang di alami bocah itu.

Setelah tadi siang emosinya terkuras seputar masalah pembangunan sebuah pusat perbelanjaan yang dia kelola, Jeffrey sedikit melunak. Ada manfaatnya juga Caramel telpon malam-malam.

“Papa masih di luar kota sayang. Cara nurut sama Bi Lala dulu, ya?” Sepuluh menit berlalu, kurang lebih, kesimpulannya gadis kecil itu sedang kangen berat.

Doni sebagai asisten pribadi lega, dia mengamati raut wajah atasannya dalam diam. Terhitung sudah enam bulan Jeffrey mulai menggarap lahan terbengkalai yang ada di daerah Bandung.

Seorang Jeffrey Graciano tidak akan repot-repot datang ke sini, jika pembangunan mall dan hotel bintang yang sedang berlangsung tidak ada masalah.

Tapi, beberapa pekerjaan di sana mengeluh tentang mandor mereka yang kurang kompeten, uang yang seharusnya untuk pekerja lembur malah di pakai buat kepentingan pribadi.

Jeffrey marah, semua orang kena semprot si Boss. Bahkan tanpa perlu banyak kata, Jeffrey langsung memecat si mandor di tempat.

“Tapi, Cala gak mau!” Teriakan histeris dari sambungan telepon membuat Doni ikut menoleh, Jeffrey menghela, berusaha sabar. “Papa udah ndak Cayang Cala, jahat hiks... ”

“Bi Lala nya ada di mana? Kasih telponnya ke Bi Lala.” Ucap Jeffrey melembut, Caramel nurut.

“Halo, Pak Jeffrey ini saya Lala.” Katanya menjeda, lalu suara Jeffrey terdengar. “Dari tadi siang Non Caramel gak mau makan nasi Pak, cuma minum susu saja, itu juga tadi.”

“Terus gimana demamnya, udah mendingan?”

“Masih tinggi, obatnya gak mau di minum masalahnya, Pak. ”

𝘿𝙄 𝘾𝙐𝙇𝙄𝙆 𝙈𝘼𝙎 𝘾.𝙀.𝙊Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang