12.

403 49 2
                                    

Dia malaikat yang pernah ku temui sejauh ini selama hidup.
- Zoro Bekasi -

Zoro sedang sarapan pagi. dengan secangkir kopi hangat dan juga roti kering yang sanji berikan.

"kau ingin sarapan dengan apa marimo?"

"ah, tidak jadi marimo. kita hanya memiliki roti saja, juga selai"

tidak perduli mau apa itu sarapannya, dibuatkan oleh sanji saja sudah cukup rasanya. eh?

"marimo, gua bakal keluar hari ini dan mungkin bakal pulang lebih larut, lu cuma disini-sini aja kan?" Zoro mengangguk.

"bagus deh, lu kalau makan minta aja sama si bibi, bilang aja bahan masukan habis, lu sekalian minta dimasakin." Zoro lagi-lagi hanya mengangguk. "itu juga, kalau mau pergi pastiin kunci di titipin ke bibi kost, jangan teledor."

"iya alis keriting, kau bawel sekali."
Zoro menggerutu, tangannya menopang sebelah wajahnya dan menatap Sanji dengan sangat jengkel.

"seperti itu wajah mu saat orang lain berusaha mengkhawatirkan mu, marimo?"

"ya, wajah ku selalu seperti ini asal kau tau, alis keriting. dan seumur-umur belum ada yang menasihati ku sepanjang ini, karena dari kecil hidup ku jauh dari orangtua."

"pantas perilaku mu terkadang tidak terdidik, rumput laut."

Ah, sakit. zoro merasa hati kecilnya tergores
sanji ini benar-benar mengatai dirinya?

"orangtua ku telah tiada, entah seperti apa wajah dan sosok mereka, jadi.. itu wajar buat mu?" Zoro meminum tegukan terakhir kopinya, lalu pergi pamit dengan sekilas menepuk bahu kiri Sanji.

Dan meninggalkan sanji yang termenung berdiri memandangi kepergian zoro. Sial, dia benar-benar salah berkata-kata.

"aku memang bodoh kalau berbicara dengannya. sial, zoro..maaf" Jauh dari orangtua yang sanji pikirkan itu jauh seperti hidupnya.

namun ternyata zoro lebih dark darinya.. dunia memang luar biasa kejam ya.

"aku akan meminta maaf, walau sulit untuk ku katakan nanti!"

TBC
04062023

PARTNER2: ZOSANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang