PROLOG

2.1K 125 2
                                    


Minghao atau biasa dipanggil Hao, ia merupakan seorang pelajar tingkat akhir di Carats High School. Ia sedang fokus pada pelajarannya karena sudah mendekati ujian akhir sekolahnya. Ia pun juga memiliki seorang sahabat, yaitu bernama Boo Seungkwan atau biasa dipanggil seungkwan atau kwanie. Mereka saling kenal sejak masa awal MPLS di awal mereka masuk SMA. Minghao merasa sangat beruntung memiliki sahabat seperti seungkwan karena ia tidak memiliki teman siapapun selain seungkwan di sekolahnya. Banyak yang tidak mau dan tidak menyukai dengan Minghao karena parasnya yang begitu indah sehingga disukai para wanita maupun para seme di sekolah. Mungkin yang gak suka sama Minghao karena iri kali ya gara-gara gak bisa seindah sama secantik Minghao. haha. oke lanjutt

Minghao kini hanya tinggal bersama ayahnya di sebuah rumah yang bisa dibilang sederhana. Ibunya sudah meninggal sejak 2 tahun yang lalu karena sakit-sakitan. Ia sebenarnya anak dari keluarga ternama. Sejak kecil semua kebutuhannya terpenuhi dari sekolah yang mahal bahkan sampai les privat. Namun semuanya berubah saat Minghao memasuki SMA, yaitu perusahaan ayahnya bangkrut. Penyebabnya karena ada karyawan yang membawa kabur uang yang begitu banyak membuat perusahaannya rugi besar hingga gulung tikar. Mau tidak mau Minghao harus mengambil beasiswa disekolanya karena biaya yang tidak cukup. Untung saja ia merupakan murid yang begitu pintar di sekolahnya. Namun, sejak saat itu juga ibu nya mulai stres dan sakit-sakitan karena merasa tidak bisa membeli apa yang diinginkan. 

Ayah Minghao pun berusaha mencari pinjaman agar istrinya bisa mendapatkan pengobatan yang lebih baik. Tanpa diketahui istrinya dan minghao, ayahnya nekat meminjam uang kepada seorang mafia yang dikenal akan sifat dingin dan kejamnya karena ia tidak mengenal kata ampun bagi siapapun yang berani mengusiknya dan tidak membayar yang berhutang dengannya. Ayah Minghao meminjam uang yang cukup banyak, namun ia tidak sadar resiko apa yang akan dihadapinya nanti. Setelah itu, dengan segala pengobatan yang dilakukan untuk ibu MInghao. Namun akhirnya ibu Minghao memilih untuk menyerah, memilih untuk meninggalkan Minghao dan suaminya. Dan kini satu-satunya harapan Minghao yaitu ayahnya yang kini juga sedang berjuang melawan sakitnya. Sebenarnya ia ingin kerja part time karena kondisi sang ayah yang sedang sakit, tetapi ia dilarang oleh ayahnya dengan alasa untuk lebih fokus dengan sekolahnya saja. Sebenarnya ayah Minghao sangat butuh uang untuk membayar utangnya yang sudah tertunggak cukup lama, tapi ia tidak mau mengorbankan anak kesayangannya yang masih polos untuk bekerja. Ayah Minghao tidak mau Minghao mengetahui tentang memiliki utang kepada seorang mafia paling kejam. Biarlah ia yang menanggung resikonya sendirian.


. . . . .

"Haoo~~~"

Sapaan seseorang ke pemuda manis yang sedang fokus pada buku yang dipilihnya di perpustakaan

"Iya, ada apa seungkwan?" tanya Minghao tanpa mengalihkan pandangannya dari buku tersebut.

Seungkwan merasa kesal dengan sahabatnya karena ia diabaikan saat ia memanggilnya. Seungkwan pun dengan cepat mengambil buku dari tangan minghao yang membuat sang empu terkejut dan kesal karena merasa terganggu akan acara membacanya.

"Ihh, seungkwan balikin buku hao. Hao belum selesai baca bukunya" ujar minghao dengan memelas dan berusaha mengambil bukunya dari seungkwan.

"Makanya dengerin kwan ngomong dulu. Janji deh kwan langsung balikin pas udah kwan kasi tahu" balas Seungkwan dengan berusaha membujuk Hao. 

"Ya udah, seungkwan mau omongin apa? jangan lama-lama nanti keburu bel masuk" ujar MInghao dengan perasaan yang masih sedikit kesal. menggemaskan.

Seungkwan hanya bisa menghela nafas dengan kelakuan sahabatnya. "Untung saja Hao masih polos, kalo gak Kwan udah pukul hao" Batin seorang seungkwan

"Jadi gini hao, tadikan kita dikasi tugas kelompok dari ssaem. Jadi, kapan kita kerjakan Hao? Apakah Hao bisa setelah pulang sekolah langsung kerjain?" Ujar Seungkwan sambil natap hao dengan tatapan berharap.

Hao yang melihatnya pun hanya bisa terkekeh kecil. Ia merasa gemas dengan wajah seungkwan ketika lagi berharap sesuatu.

"Haha, wajah kwan sangat lucu. Tapi hao minta maaf, untuk tugas kelompoknya jangan hari ini ya? Hao mau jaga ayah, soalnya bibi hari ini lagi pulang ke kampung halaman karena anaknya lagi sakit. Tapi hao janji besok pulang sekolah kita langsung kerjakan tugas kelompok kita" ucap hao sambil natap seungkwan gak enak sekaligus dengn perasaan tidak enak tentang ayahnya.

Seungkwan yang mendengar ucapan Minghao pun juga langsung kaget dan merasa bersalah.

"Ayah Hao sedang sakit? Kwan boleh berkunjungkah? Sekalian melepas rindu soalnya kwan sudah lama gak ke rumah Hao" ujar Seungkwan sambil menatap Minghao khawatir

 Minghaopun menggeleng karena ia benar-benar ingin lebih fokus untuk menjaga ayahnya seorang diri.

"Kwan gak perlu repot-repot kok. Besok aja sekalian kita kerja kelompok gimana? Biar ayah gak sendirian. Ya udah, kalo gitu yuk ke kelas soalnya udah mau bel masuk" Ucap Minghao sambil menarik pergelangan tangan Seungkwan dan juga tidak lupa dengan buku yang sempat tertunda ia baca.

. . . . . 

Di sebuah gedung besar, lebih tepatnya berada di lantai paling atas yaitu lantai 23 terdapat seorang pria tampan dengan kulitnya yang eksotis dan tidak lupa dengan kacamatanya yang bertengger di hidung mancungnya ketika sedang di depan komputer. Pria itu sedang dalam mood yang buruk dan menjadi semakin buruk ketika mendengar suatu berita yang tidak mengenakkan di telinga. Kini posisinya duduk di kursi kerjanya dengan kaki yang diangkat ke atas meja kerjanya dengan tatapan dingin.

"Si tua itu belum bayar hutangnya juga, Cheol?" Ujar pria itu dingin. Karena ia sudah sangat muak dan malas jika harus menghadapi tikus kecil yang berani melanggar perjanjian yang sudah disepakati dari awal.

"Belum juga Kim. Aku juga udah bosan menghubungi si tua itu hanya untuk menanyakan sasuatu yang tidak penting" ujar seorang pria yang dipanggil 'cheol' itu.

Pria itu hanya bisa menghela nafas panjang. Ia sangat malas hanya untuk meladeni tikus kecil yang tidak berguna itu, dan ia sebenarnya bisa saja mengikhlaskan uangnya itu. Namun ia tidak suka dengan orang yang suka 'ingkar janji'.

"Baiklah Cheol, kosongkan semua jadwalku hari ini dan siapkan mobil karena kita akan ke rumahnya dan langsung habisi dia dan anaknya. Aku sudah muak dengan orang yang suka ingkar janji" 

"Baik, Kim. Secepatnya dilaksanakan" Ujar si Cheol atau nama panjangngnya Seungcheol. Ia dengan segera ia pergi keluar meninggalkan pria tersebut diruangan seorang diri.

Kau sedang bermain-main dengan aku rupanya. Baiklah akan kutunjukkan sebuah permainan yang sebenarnya. Ujar batin pria tersebut sambil menyeringai. Dengan segera ia memperbaiki jasnya yang sedikit berantakan dan keluar dari ruangannya karena ia tidak sabar untuk 'bermain' dengan tikus kecil itu. 

.

.

.

.

-TBC-

.

.

.

Oke segini dulu ya. 

Maaf kalo lama updatenya:( soalnya lagi dilanda kesibukan wkwk. Semoga kalian suka ya dengan awalnya. Sampai jumpa di part selanjutnyaaa

.

.

.

Jangan lupa vomment (vote & comment) nya yaa

See you~~~

MAFIA  [GYUHAO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang