Meski sudah tidak bekerja di cafe, kebiasaan bangun pagi hari tidak pernah musnah dari dalam diri seorang Lee Taeyong. Ia terlelap tepat pukul satu dini hari, setelah selesai beres-beres apartemen nya dan membersihkan diri. Dan kini, jam menunjukan pukul lima, taeyong sudah terjaga dari tidurnya.
Taeyong bangun, membersihkan tempat tidur nya dan menyemprotkan pengharum ruangan agar tempat tidur nya tetap bersih, wangi, dan bebas serangga. Itu, taeyong benci tempat kotor, apalagi berserangga. Terkadang ia terheran-heran, bagaimana orang dapat bertahan dengan ruangan yang kotor bahkan ada banyak serangga?
Oke, mari beralih.
Setelah berkutat dengan tempat tidur nya, taeyong mengganti celana tidur nya menjadi celana training selutut, taeyong juga memakai kaus nya. Karena, semalam ia tidur tanpa atasan. Cuaca panas, namun saat AC di hidupkan malah menjadi sangat dingin. Taeyong memutuskan untuk setengah telanjang saat tidur.
Taeyong memasangkan apron ke tubuh nya, pagi ini ia akan membuat sarapan sederhana saja. Omelette dengan salad buah kesukaan nya. Taeyong juga telah menyiapkan jus jeruk, yang ia simpan di dalam lemari pendingin.
Oh ya, pagi ini nampak begitu cerah. Cahaya matahari yang menembus tirai putih di dapur taeyong, menyentuh kulit halus taeyong hingga terdapat rasa hangat di sana.
Taeyong menyalakan radio, sebelum memegang alat-alat dapur itu. Menghidupkan benda persegi yang mengeluarkan suara samar samar serak. Siaran pagi ini, di bawakan oleh seorang pria bernama Johnny Seo.
Taeyong tersenyum tipis, tangan nya memegang kontrol pada kompor nya, mengecilkan api. Tangan yang tak bergitu besar, namun kekar penuh urat menonjol itu berkutat mengocok telur di dalam mangkuk, telinga nya yang tajam menangkap suara dari radio, taeyong kembali mengingat masa-masa nya menjadi penyiar radio. Suara nya tersebar ke seluruh penjuru radio Korea Selatan. Sungguh pekerjaan yang mengasikkan. Santai, namun tidak membosankan.
Pekerjaan tersebut memang menghasilkan uang yang tak seberapa, namun menurut taeyong itu bukahlah hal yang harus di anggap serius. Hidup itu perlu di nikmati, kita hidup hanya sekali. Manfaat kan waktu waktu yang masih ada, senangkan diri sendiri, manjakan diri sendiri. Tidak perlu melihat orang lain, kita mungkin mementingkan perasaan mereka bahkan berusaha tetap menjaga perasaan mereka, namun, pernahkan kalian berfikir? Kita belum tentu di sepesial kan sedemikian oleh orang lain.
Tidak perlu memaksakan sesuatu, kebahagiaan diri sendiri sudah cukup. Lakukan apa yang menurut mu itu terbaik untuk dirimu sendiri, hidup mu tidak tergantung omongan atau respon orang lain.
Harum dari telur dadar mulai menginterupsi area sekitar, taeyong memegangi gagang teplon sambil membolak-balik balikan omelette agar tidak gosong.
Omelette sudah jadi, sekarang taeyong hanya perlu menyiapkan jus serta salad buah nya. Taeyong sudah seperti herbivora yang memakani sayuran itu setiap hari. Tapi tak apa, selagi tidak membahayakan.
Ting Tong
Baru saja taeyong membuka pintu kulkas, hendak mengambil sayur untuk di cuci dan jus jeruk. Bel apartemen nya sudah berbunyi. Pintu apartemen seakan melambai meminta agar segera di sentuh.
Taeyong menutup kembali pintu kulkas nya, hidup seorang diri di tengah keramaian kota memang bukan hal mudah. Semua harus ia lakukan sendiri, meski ia malas walau hanya untuk membuka pintu apartemen.
Ceklek!
Pemandangan pertama yang taeyong lihat ketika membuka pintu apartemen adalah, Ten yang berdiri dengan jaket tebal, dan senyum lebar.
"Siap—
"Good morning, Darling?"
Taeyong menatapi pemuda Thailand di depan nya untuk beberapa saat, mata tajam nya menelisik ke sana, sebelum akhirnya ia menganggukkan kepala nya dengan singkat, ia menyingkir dari pintu, berdiri di belakang pintu lebih tepat nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Title (JAEYONG)
RandomJung Jaehyun, pria dengan paras rupawan nyaris sempurna, fisik nya yang selalu di puja-puja, wajah nya yang mampu menghipnotis ribuan mata, serta kasih nya yang di idam idamkan setiap wanita yang melihat nya, walau dalam sekali tatap. Naas, di umur...