Bentangan tanah rerumputan yang di penuhi pepohonan dan bangku di bawah nya, cocok untuk berteduh sembari menikmati angin serta udara segar dari pepohonan. Bebungaan yang tumbuh di area sekitar pinggiran. Air mancur berbentuk patung ikan di tengah-tengah, membuat vibes tempat ini semakin terasa.
Taman kota; disini taeyong sekarang. Duduk di sebuah bangku, dengan jaehyun yang duduk di samping nya.
Iya, taeyong mengajak jaehyun kemari. Untuk refreshing saja, mumpung ini akhir pekan. Taman yang cukup ramai tidak menghalau semangat mereka untuk mendatangi tempat penuh keindahan ini. Dari kebanyakan orang yang datang kemari adalah untuk menikmati waktu bersama orang terkasih, beristirahat, mencuci pikiran di akhir pekan ini, melepas penat setelah melewati hari-hari penuh kegiatan yang cukup membuat mereka merasa berat.
"Anda mau?" taeyong menyendokkan salad buah yang penuh yogurt itu kepada jaehyun. Taeyong sempat membeli makanan pencuci mulut yang berbahan dasar buah buahan segar di campur dengan asam nya yogurt itu.
Jaehyun menganggukkan kepala nya, lalu ia membuka mulut nya; bersiap menerima suapan salad buah segar dari taeyong. Jaehyun menatap taeyong yang dengan telaten menyuapi nya, bahkan mengusap setiap noda yang tercipta di sudut bibir nya.
"Enak?" tanya taeyong, sambil tersenyum dengan alis terangkat. Ugh, manis nya... sama seperti salat buah nya.
Jaehyun mengangguk senang, "Kau tidak makan?" tanya nya. Jaehyun menipiskan bibir nya, menciptakan garis lurus serta lesung pipi tipis-tipis di kedua pipi tembam nya. Dan hal itu, membuat taeyong merasa gemas. "Untuk anda, saya tidak perlu—
"Beli lagi saja, ambil uang di dalam dompet ku—
"T-tidak, tidak perlu... saya masih cukup kenyang, Tuan." taeyong menyendokkan salad buah lagi, lalu mengarahkan nya pada jaehyun. "Ayo, aaaa..." taeyong ikut membuka mulut, menatap jaehyun agar mengikuti nya membuka mulut.
Hingga netra bulat nya menangkap pemandangan dimana jaehyun kembali melahap makanan yang ia sodorkan lewat sendok plastik itu.
"Kalau begitu, kita bisa berbagi."
Taeyong yang semula menatap ke arah salad di tangan nya, kini iris nya bergerak, menyeretnya pandangan nya menuju ke pria berlesung pipi.
Taeyong terkekeh, lalu ia kembali mengarahkan salad tadi ke bibir jaehyun. "Saya membeli salad ini karena saya tertarik dengan tampilan nya, bukan karena saya mau memakannya." ungkap nya, berbohong.
Pergi ke taman bersama majikan nya membuat taeyong merasakan sensasi tak mengenakan ketika ia hendak membeli sebuah salad di kedai yang tak jauh letak nya dari area taman. Salad nya hanya tersisa satu wadah. Dan, tidak mungkin taeyong makan salad sendiri? Di tambah, ingatan nya yang kembali berputar dan mengingat bagaimana reaksi pria Jung itu kepada makanan. Sangat suka.
Taeyong menyuapkan suapan terakhir dari salad buah hari ini, tersenyum menatap jaehyun yang bersemangat melahap buah buahan tadi. Taeyong membuang bungkus nya ke tempat sampah, membersihkan tangan nya serta bibir jaehyun, dan tidak lupa memberi minum kepada sang majikan.
"Mau pulang sekarang? Atau, tunggu sebentar lagi?" tanya taeyong sembari bersimpuh di depan jaehyun duduk. Netra nya menatap wajah si pria Jung. Pucat, namun tetap dengan kadar ketampanan nya.
"Tunggu sebentar lagi, boleh kah?" jaehyun menatap taeyong, mengerjap beberapa saat sebelum atensi nya teralihkan oleh suara tawa seorang bayi yang terletak tidak jauh dari mereka. Jaehyun dan taeyong sama sama menoleh ke arah datang nya suara, di mana terdapat seorang wanita cantik sedang tersenyum lebar sembari menatap putra cilik nya yang tengah bergurau bersama sang ayah. Bayi gempal itu nampak sangat bahagia, terlihat jelas dari tawa nya yang lebar, memperlihatkan deretan gusi halus yang belum di tumbuhi gigi.
Taeyong melirik ke arah jaehyun, lalu ia kembali menatap pasangan orang tua bersama bayi mereka itu. Taeyong tersenyum, "Tentu saja, kenapa tidak?" ucap nya.
"Aku tidak pernah pergi kemana-mana, sebelumnya." jaehyun menatap susunan ubin yang di pasang dengan rapih mengitari sekitar taman. "Maafkan aku." lanjut nya, masih dengan kepala yang tertunduk.
Taeyong mengganti posisi nya menjadi duduk di samping jaehyun, taeyong tersenyum tipis menatap wajah jaehyun yang kembali murung.
"Kenapa anda minta maaf?" tanya taeyong, merasa heran bahwasanya jaehyun meminta maaf kepada nya secara tiba-tiba. Jaehyun tidak mengangkat kepala nya, melainkan menatap tangan nya yang berada di atas pangkuan. "Aku selalu merepotkan mu, Taeyong." ujar nya, dengan nada penuh penyesalan.
Taeyong, mendengar penuturan pria tersebut. Lantas menghapus senyum tipis yang semula terpasang di wajah tampan nya. Merasa tidak senang saat pria yang lebih tua mengatakan kalimat itu.
"Akan saya maafkan, tetapi dengan satu syarat." taeyong menatap ke arah taman yang sudah di jamah oleh sinar matahari. Matahari pagi, tidak terlalu terik, jadi hanya akan terasa hangat di kulit.
"Katakan, apa yang kau inginkan?" jaehyun menolehkan wajah nya, menatap taeyong dari arah samping. Dan pada saat itu juga, jaehyun dibuat tertegun. Wajah taeyong dari arah samping, begitu sempurna. Rahang tegas nya nampak lebih jelas, hidung nya yang mancung, mancung alami yang sesungguhnya.
Taeyong menghela nafas sejenak, menunduk dan netra kelamnya begitu redup, seakan kehilangan cahaya. "Berjanjilah mulai saat ini, jangan pernah merasa sendiri. Jangan memendam semua nya seorang diri, anda juga perlu kebebasan. Jangan pernah takut untuk mengutarakan sesuatu yang anda kehendaki, anda harus tahu, saya akan berusaha untuk anda." taeyong mengusap tangan nya yang terasa halus; sehabis cuci tangan. "Walaupun saya hanya pendatang baru di kehidupan anda, namun anda harus percaya, saya hanya ingin menjadi berguna. Bukan hanya berguna dalam bentuk fisik, namun berguna juga dalam bentuk batin serta fikiran. Setidaknya, ceritakan apa yang anda rasakan." lanjutnya, dengan suara lirih yang bergetar.
Taeyong menangis?
Jaehyun yang mendengar hal itu, seakan di hantam lara yang mendalam. Dada nya kembali merasakan sakit, seakan kalimat yang taeyong utarakan tadi adalah benda tajam yang menghujam dada jaehyun dengan keras.
"Maafkan aku, Taeyong." jaehyun menunduk dalam, semakin ia menunduk, semakin ia merasa bahwa dirinya lah yang tidak berguna. Selalu menggantungkan semua nya pada orang lain, hanya karena dirinya cacat, semua orang jadi menaruh rasa kasihan pada dirinya. Jaehyun, benci di kasihani. Karena rasa iba itu, yang lama kelamaan akan berubah menjadi cemoohan serta sifat merendahkan.
"Kau tidak mengerti, Taeyong. Kau—
"Apa? Apa yang tidak saya mengerti? Kalau begitu, beritahu saya! Beritahu
saya mana yang tidak saya mengerti." taeyong mengusap air mata nya dengan kasar, ia terisak, menunduk sambil menutup mata nya dengan punggung tangan nya. Menahan deru air mata nya, namun itu tidak efektif."Taeyong..." jaehyun bergumam, tangannya bergerak hendak mencekal tangan taeyong yang menutupi mata nya dengan punggung tangan. "Jangan menangis," lirih nya.
Taeyong menggeleng, nafas nya memberat di sertai dada nya yang kian sesak.
"Katakan pada saya, jika anda ingin di ajak keluar rumah. Katakan pada saya, jika anda ingin makan sesuatu, apapun itu. Beritahu saya, jika anda merasa kesakitan. Bilang saja, jika—
"Taeyong..."
TBC;
APAANSIH
KRINJ ANJR😭
GATAU AH, JANGAN LUPA VOMENT YAAAA BIAR AKU SEMANGAT NGETIKKK NYAAA
KALO ADA TYPO, KASIH TAU YAA DI KOMEN AJA BIAR NANTI LANGSUNG AKU PERBAIKI
JANGAN LUPA MAKAN+ISTIRAHAT, SELAMAT BERLIBUR💕💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Title (JAEYONG)
AcakJung Jaehyun, pria dengan paras rupawan nyaris sempurna, fisik nya yang selalu di puja-puja, wajah nya yang mampu menghipnotis ribuan mata, serta kasih nya yang di idam idamkan setiap wanita yang melihat nya, walau dalam sekali tatap. Naas, di umur...