Setelah sekian lama berusaha melarikan diri, akhirnya Taeyong telah sampai dan sudah berada di depan gerbang kediaman Jung. Nafas nya terhela, ia memegangi dada nya hingga menutup mata; merasa lega. Ia beruntung tadi, mendapatkan supir taksi yang sudah lumayan berumur, namun supir taksi tersebut sangat ramah. Bahkan menenangkan dirinya, melihat bagaimana raut wajah nya yang panik begitu memasuki taksi tersebut.
Taeyong melirik sedikit ke arah gerbang besi yang menjulang tinggi di depan nya kini. Melongok ke dalam, pintu gerbang nya hari ini terbuka setengah. Tidak seperti biasa, tertutup rapat. Apakah Tuan nya sudah bagun? Biasanya, Jaehyun sudah bangun dan sudah duduk-duduk di depan air mancur ikan di sana.
"Mobil siapa? Apa Nyonya sudah pulang?" Taeyong menoleh kesana kemari beberapa kali, memastikan bahwa dirinya sudah aman. Ketakutan nya masih sedikit tersisa, tapi kini sudah tidak terlalu, ia hanya pergi menyiapkan keberanian untuk pulang nanti.
Taeyong menarik diri untuk masuk ke dalam gerbang, meninggalkan gerbang yang terbuka setengah nya itu. Mendekati buah mobil berwarna hitam yang terparkir secara asal di halaman kediaman Tuannya itu. Otak nya terus bertanya-tanya, ia belum pernah mendapati mobil disini. Selama ia bekerja.
Taeyong tidak ambil pusing, mungkin memang benar Nyonya nya sudah pulang? Kebetulan sekali, Taeyong membawa makanan, mungkin Tuan dan Nyonya nya bisa makan bersama setelah ini. Dan Taeyong berharap, Jaehyun akan senang akan hal—
"Hey, apa-apaan kalian?!"
Taeyong membolakan matanya, melotot bengis dengan jemari telunjuk nya mengacung ke arah depan. Menuding empat pria bersama satu wanita di seberang sana. Dua dari empat pria itu memegangi tangan Jaehyun, sedangkan wanita dengan setelan dress berwarna merah itu menoleh ke arah nya dengan mata terpicing.
Taeyong menggertakkan gigi nya, melihat bagaimana keadaan Jaehyun dengan raut wajah nya yang tidak terbaca. Ada apa dengan hari ini? Kenapa orang-orang nampak sangat menyebalkan?!
"Ku kira disini lah tempat kedamaian untuk hari dingin yang suram ini, ternyata aku salah." Taeyong menghela nafas, dengan masih menggenggam erat totebag yang ia bawa-bawa sejak tadi. Mungkin makanan nya sudah dingin sekarang. Makanan yang ia buat dengan susah payah, kini sudah berkurang rasa nikmat nya karena mendingin. Benar-benar dengan para manusia kurang ajar.
"Ada apa ini? Kenapa Tuan saya di tahan? Kemana Nyonya?" Taeyong menatap ke arah tangan Jaehyun yang di cekal oleh 2 pria berbadan besar serta berwajah garang itu. Berpakaian serba hitam dengan kacamata hitam yang membuat wajah mereka terlihat komedi di mata Taeyong. Tapi ini bukan saat nya untuk berkomedi ria.
Wanita dengan dress merah serta make up menantang dengan lipstik menyala itu, mendekatkan diri kepada Taeyong. Menyempatkan diri untuk menatapi Taeyong dari atas hingga bawah, bibir tajam nya menyunggingkan senyum miring; seakan merendahkan Taeyong lewat tatapan serta ekspresi bibir itu. Bunyi yang berasal dadi sol high heels yang beradu dengan keras nya lantai kediaman ini, mulai menginterupsi pendengaran Taeyong. Manik bulat nya memicing waspada, wanita ini... siapa? Jangan-jangan —
"My name is Elena, I came here specifically to meet a man named Jung... Jaehyun?" wanita itu menoleh ke belakang, melirik sedikit ke arah Jaehyun yang nyatanya hanya diam sambil sesekali meringis; merasakan cengkeraman yang semakin mengerat pada lengan nya. Dan ini sudah berlangsung sekitar satu jam yang lalu.
Taeyong menarik satu alis nya ke atas, masih dengan menatap wanita dengan manik berwarna biru itu. Cantik, tetapi Taeyong tidak menyukai nya. Begitu sombong dan arogan, bukankah wanita baik pada umumnya memiliki sifat yang jauh dari kata tersebut?
"Ya... and? Why are you holding him back?" Taeyong mengangkat tangan nya; menengadah, sambil mengarahkan nya ke arah dimana Jaehyun duduk di atas kursi roda dengan kedua lengan di jegal kebelakang. "I don't understand, one thing is, let him go. And let's finish this—
KAMU SEDANG MEMBACA
Title (JAEYONG)
RandomJung Jaehyun, pria dengan paras rupawan nyaris sempurna, fisik nya yang selalu di puja-puja, wajah nya yang mampu menghipnotis ribuan mata, serta kasih nya yang di idam idamkan setiap wanita yang melihat nya, walau dalam sekali tatap. Naas, di umur...