Harum nya bawang yang di tumis dalam sebuah wajan yang di diami sedikit minyak, serta gemercik minyak panas yang nampak menggoreng paha ayam. Api kompor yang tak begitu besar; menghindari kemungkinan terjadi gosong pada masakan yang hendak di sajikan.
Terlepas dari hal itu, jaehyun duduk dengan tenang di atas kursi roda. Manik elang nya menatap lurus ke arah pemuda yang sibuk dengan alat-alat memasak.
Taeyong yang memasak, pemuda itu tadi bertanya kepada jaehyun apakah jaehyun sudah makan, dan pria Jung itu hanya menggelengkan kepala nya saja. Jujur, dari kemarin siang ia belum makan sama sekali. Ia terus saja meminum air putih. Karena, memang tidak ada yang bisa di makan. Semua yang ada di lemari es adalah makanan mentah, harus di olah. Dan, nyatanya tidak ada yang mengolahkan.
Istrinya? Mana mungkin wanita itu mau repot-repot memasak untuknya dirinya? Cukup untuk diri sendiri, makan di luar pun jadi. Tak perlu pusing memikirkan suami nya di rumah, sendiri, dan mungkin akan kelaparan.
Sungguh hubungan di dalam rumah tangga yang menyedihkan.
Tuk!
Lamunan jaehyun seketika buyar, saat mendengar suara pantat piring yang mendarat di atas meja makan. Nampak taeyong tengah menata nasi, sayur, lauk, serta menyiapkan piring kosong sebagai alas makan.
Taeyong tersenyum, ia memegangi pinggang nya yang di lilit oleh tali apron, ia mengangguk kecil penuh rasa puas.
"Selesai!" ujar nya dengan nada semangat. Lalu, dengan cepat ia menolehkan kepala ke arah jaehyun. "Tuan, mari makan!" ia menghampiri majikan nya, memegang erat dorongan kursi roda di belakang jaehyun. Lalu membawanya ke meja makan, tepat di depan piring kosong yang sudah ia siapkan tadi.
"Tuan harus makan yang banyak!!" taeyong mengambil piring milik jaehyun yang masih kosong, lalu ia mengambil nasi dan menaruh nya ke piring tersebut. Tak lupa dengan sayur nya, taeyong juga mengambil garpu untuk menusuk ayam goreng.
"Tuan, bisa pegang ini? Hati-hati, masih panas." taeyong tersebut sambil mengarahkan gagang garpu itu pada tangan jaehyun yang tidak di perban.
Taeyong menyendok nasi dengan sayur tersebut, meniup nya sedikit. Sebelum akhirnya di arahkan ke mulut jaehyun.
Jaehyun merasakan bibir nya hangat, hangat karena makanan yang menyapa bibir tebal nya. Jaehyun menatap ayam di tangan kiri nya, lalu beralih menatap taeyong.
Taeyong yang di tatap oleh jaehyun, ia tersenyum sambil mengangguk. Seakan meyakinkan pria Jung itu, persis seperti meyakinkan seorang bayi ketika makan.
Jaehyun membuka mulut nya, menyikat makanan yang ada di sendok tersebut. Mengunyah nya, tak lupa dengan ayam di tangan nya. Jaehyun menikmati ini, akhirnya ia kembali merasakan perut serta kerongkongan nya di jamah oleh makanan.
Taeyong tersenyum tipis, hampir tidak terlihat. Merasa senang ketika jaehyun mau membuka mulut nya dan menerima suapan dari nya. Pria Jung itu makan dengan sangat lahap, membuat taeyong semakin senang memasukan makanan ke dalam mulut jaehyun.
"Makan dengan perlahan, Tuan. Saya tidak akan memintanya, semua makanan ini milik Tuan." taeyong terkekeh geli, melihat betapa gesit nya jaehyun melahap setiap nasi yang bersarang di sendok itu. Paha ayam itu pun juga, nampak sudah hampir habis. Sesekali akan keluar kepulan asap samar dari sana, menunjukkan bahwa ayam itu benar-benar masih panas. Tetapi jaehyun tidak memperdulikan nya, ia terus makan dengan lahap.
"Kemarikan tulang ayam nya, dan minum ini." taeyong menarik tulang ayam yang dagingnya sudah tandas itu. Lalu, memberikan segelas penuh air putih kepada jaehyun. Jaehyun sudah selesai di suapi, kini ia sudah kenyang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Title (JAEYONG)
De TodoJung Jaehyun, pria dengan paras rupawan nyaris sempurna, fisik nya yang selalu di puja-puja, wajah nya yang mampu menghipnotis ribuan mata, serta kasih nya yang di idam idamkan setiap wanita yang melihat nya, walau dalam sekali tatap. Naas, di umur...