17. Theo

657 30 1
                                    

Pagi yang sangat menyenangkan karena hubungan yang mulai membaik tapi ada isi pesan dari seseorang yang membuat Yuna merasa kurang nyaman yaitu pesan singkat dari Joshua.

"Kenapa?" tanya Rega sambil mendekap Yuna dari belakang. Rega melihat perubahan ekspresi di wajah Yuna yang membuatnya penasaran.

"Tidak ada apa-apa, ayo sarapan sudah siap." Yuna menarik tangan Rega. Yuna mencoba mengalihkan perhatian Rega dengan makanan.

'Aku merindukanmu' isi pesan singkat yang dikirimkan Joshua untuk Yuna. Yuna sedikit terganggu dengan isi pesan itu.

Saat ini Yuna tersenyum menanggapi candaan dan gombalan receh Rega, meskipun pikirannya sedikit terganggu oleh isi pesan itu.

"Aku nanti izin keluar ada sesuatu yang harus dikerjakan."

"Iya, aku berangkat dulu ya..."

Cup

Rega memberikan kecupan lalu pergi meninggalkan Yuna, setelah Rega bener-benar pergi Yuna kembali mengecek ponselnya. Yuna melihat pesan baru dari Joshua yang ingin bertemu.

Yuna menyetujui ajakan itu, tanpa membuang waktu Yuna langsung bersiap.

"Dia itu selalu seperti itu," Yuna merasa terganggu meskipun sudah terbiasa.

Joshua memang suka mendekatinya sebelum ia akhirnya menikah dengan Rega si pria tengil yang sekarang mulai berubah.

...

Damar yang sedang bersama Joshua begitu penasaran dengan sahabatnya yang sedang tersenyum sendiri sembari memainkan ponsel.

"Akhirnya ada sedikit cahaya harapan." Ucap Joshua yang langsung merapikan penampilannya.

Damar tidak menanggapi tapi ia juga penasaran, Damar sangat tahu bagaimana Joshua. Damar bisa langsung bisa menebak bahwa yag membuatnya senang sepertinya Yuna. Meskipun Damar juga tidak terlalu.

Saat Joshua pergi, Damar diam diam mengikutinya. Bukan ia penasaran dengan Joshua karena Damar tidak terlalu peduli tapi Jika yang Joshua temui itu adalah Yuna maka Damar harus tahu. Yuna masih menjadi misteri besar untuk Damar.

...

Joshua langsung berdiri menyambut kedatangan Yuna, tanpa rasa ragu Joshua memeluknya tapi dengan cepat Yuna melepaskan diri.

"Jangan melewati batas," ucap Yuna dengan ekpresi dingin kaku seperti biasanya.

Joshua tersenyum, hal ini lah yang membuat dirinya semakin menyukai Yuna. Gadis cantik yang pintar menjaga diri dan tidak mudah tergoda kepada pria.

Joshua dengan sengaja menyentuh tangan Yuna tapi dengan cepat ia mendapatkan tatapan tajam dari si pemilik tangan. Tatapan tajam yang sangat menusuk.

"Saya pergi," Yuna bersiap untuk pergi tapi Joshua langsung menahannya.

"Baiklah, maaf." Joshua mengerti kalau gadis yang dihadapannya tidak bisa diajak bercanda seperti ini.

Yuna akhirnya kembali duduk, keduanya sama-sama terdiam sampai Joshua yang membuka suara.

"Bagaimana dengan pembicaraan waktu itu?" tanya Joshua yang berharap Yuna akan melanjutkan rencana untuk menjadikan dirinya pasangah palsu supaya berpisah dari Rega.

"Saya berubah pikiran, lupakan permintaan waktu itu. Jangan pernah mengirim pesan dengan kata kata aneh mu itu, rasanya sangat menjijikan."

Joshua kembali tersenyum menerima kata-kata pahit yang keluar dari mulut indah gadis yang ia sukai.

Kata-kata Yuna selalu berhasil menembus hatinya, bukan dengan kata-kata indah tapi kata-kata yang menyakitkan.

...

Setelah pertemuan singkat itu Yuna berjalan kaki menikmati suasana sekitar, Yuna terbiasa berjalan kaki sampai sekarang ia masih menyukai berjalan kaki menikmati pemandangan.

Langkah Yuna terhenti ketika melihat segerombolan laki-laki, Yuna seperti pernah melihat salah satu pria itu. Yuna mengeluarkan ponselnya, ia dengan cepat membuka galeri ponselnya yang terdapat banyak foto wajah orang lain. Yuna terbiasa memotret wajah orang yang pernah berurusan dengannya dan ia menemukan bahwa pria segerombolan itu adalah orang yang Yuna temui saat pesta pernikahannya, pria yang berniat melecehkannya. Yuna melihat ada lima pria yang mustahil bisa ia hadapi sekaligus.

Yuna menghubungi seseorang yang bisa membantunya di saat-saat seperti ini, Yuna membagikan lokasinya. Tidak perlu ada perbincangan karena keduanya sudah mengerti satu sama lain.

Yuna memilih untuk berbalik arah daripada harus berurusan dengan pria itu, Yuna berjalan menunduk tapi tiba-tiba saja ada pria yang menghalanginya.

Pria itu tersenyum menggoda Yuna yang sudah tidak bisa lari lagi, Yuna melihat ke belakang di mana para pria tadi menghampirinya.

"Hey, lihatlah istri pria kaya itu ada di sini sekarang!!" Salah satu dari mereka berkata dengan nada mengejek.

"Datanglah Theo," lirih Yuna dengan tangan perlahan mengambil sesuatu dari dalam tasnya.

"Mau apa nona cantik?" Tangan Yuna digenggam erat saat akan mengambil sesuatu dari dalam tasnya.

Yua melihat tangannya yang digenggam oleh pria asing itu, Yuna memperlihatkan ekspresi jijik.

"Lepaskan atau kau akan menyesal." ancam Yuna penuh penekenan di setiap katanya.

"Wow!! kelinci manis ini terlihat pemberani di depan para serigala yang lapar. Berani sekali lo mengancam hah?!!"

Semuanya tertawa sementara Yuna terus melihat sekeliling berharap pria yang ia sebut Theo itu datang. Senyum di wajah Yuna terlihat sangat jelas ketika ada tiga mobil datang menghampirinya.

Sama sekali tidak ada baku hantam tapi para pria kurang ajar itu sudah berada dalam salah satu mobil yang datang. Pria yang memiliki wajah tegas dengan penuh wibawanya berjalan menghampiri Yuna yang sudah berhasil ia tolong tepat waktu.

"Bagaimana? Kakak Lo ini terlihat luar biasa bukan?" Ucap pria bernama Theo yang memanggil dirinya kakak.

"Ya, meskipun terlambat." Yuna memperlihatkan raut wajah malas.

"Ayolah, ada apa dengan ekspresi wajah lo tuh?" Theo menarik tangan Yuna untuk masuk ke dalam mobilnya.

"Bawa mereka ke markas terdekat kita." Theo memerintah anak buahnya. Yuna hanya bisa mengerut keningnya jika sudah berhadapan dengan Theo.

"Berhentilah seperti ini, kamu bisa menghajarnya di tempat tidak perlu membawannya seperti ini." Yuna mengusap wajahnya frustasi.

"Tidak akan gue biarkan siapapun yang lolos jika sudah berani macam-macam dengan keluarga gue. Sampai kapanpun itu, lo harus mengingatnya dengan sangat jelas." Ekpresi Theo berubah drastis bahkan wajahnya terlihat memerah.

"Cepat selesaikan tugas lo, biar gue bisa menghabisi pria itu secepatnya." Perkataan Theo barusan membuat Yuna menahan nafasnya sejenak.

Keduanya tidak menyadari bahwa ada seseorang yang memperhatikan dari jauh yaitu Damar.

Damar yang semakin memiliki banyak pertanyaan setelah melihat kejadian ini.

Mission LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang