9. Peluk Cium

1.5K 53 5
                                    

Baru pulang kerja Rega harus menemani Yuna belanja, dengan malas Rega menyetujui keinginan istrinya.

"Padahal belanjaan masih banyak," Rega seperti anak kecil terus saja bicara.

"Aku lupa belanja beras, kamu nggak mau makan memangnya?" Ucap Yuna yang sudah siap berangkat.

"Naik motor?" Tanya Yuna, Rega hanya mengangguk.

"Mendingan naik mobil, belanja banyak cuaca juga mendung." Saran Yuna melihat langit yang gelap.

"Gak papa, percaya sama perkataan suami."

Dengan senyum terpaksa Yuna manggut setuju.

***

Dengan wajah pasrah Yuna melipat tangan di dada dengan air hujan mengguyur tubuhnya.

Yuna basah kuyup, hujan sangat lebat. Rega sedang mencari tempat untuk meneduh hingga akhirnya ia melihat tempat yang bisa untuk meneduh.

Keduanya meneduh di tempat sepi, dari sekian banyak tempat Rega malah memilih tempat sepi yang seram.

"Susah banget dibilangin," Yuna begitu kesal tapi ia tidak mungkin marah-marah juga jadi hanya bisa diam menahan rasa kesal dan dingin yang semakin menusuk.

Di saat Yuna sedang menahan dingin, Rega malah fokus memperhatikan tubuh Yuna yang tercetak karena pakaian basah.

"Lo pasti kedinginan," Rega memakaikan jaket kulitnya ke tubuh Yuna.

"Gak usah." Yuna ingin melepaskan jaketnya tapi Rega malah memeluknya.

"Gue juga dingin," bisik Rega membuat Yuna pasrah.

Rega menarik tangan Yuna untuk duduk selagi menunggu hujan reda. Rega memeluk Yuna dari samping, tubuh Yuna begitu kaku karena tidak biasa berdekatan dengan pria.

Rega menatap wajah cantik Yuna, tangannya terangkat membelai wajah cantik itu.

Cup

Tanpa bisa menahan lagi Rega langsung mencium bibir Yuna. Yuna mengangkat tangannya, Yuna yang ingin menampar Rega memilih mengurungkan niatnya karena Rega adalah suaminya.

Melihat Yuna yang bisa menerima perbuatannya, Rega kembali mengecup bibir Yuna disertai dengan hisapan lembut.

"Mmhh..." Yuna melenguh lembut. Rega menatapnya dengan senyum tertahan, tangan Rega merapikan rambut Yuna yang menutupi wajah.

Rega merangkum wajah Yuna lalu kembali mencumbunya, seakan tidak puas Rega terus mencumbu bibir istrinya.

"Ini salah," ucap Yuna sedikit menjaga jarak.

Tidak peduli dengan apa yang dikatakan Yuna, Rega menarik tubuh Yuna semakin merapat dengannya lalu kembali mencumbunya.

"Na..nanti ada yang lihat," Yuna begitu gugup sampai terbata-bata.

"Gue gak peduli," jawab Rega dengan nafas yang memburu.

Keduanya kembali melanjutkan ciuman yang lebih panas di tempat yang terbuka.

***

Saat sampai rumah keduanya saling diam satu sama lain, saat hujan reda Rega memilih langsung pulang karena hari sudah gelap dan Yuna menggigil kedinginan.

Yuna langsung ke kamarnya untuk mandi dan mencari kehangatan. Setelah selesai mandi dengan tubuh yang masih menggunakan bathrobe, Rega tiba-tiba masuk tanpa mengetuk pintu.

Rega menelan ludah melihat kaki mulus Yuna, Yuna lebih indah dari bayangannya sendiri.

"Biar gue bantu," ucap Rega mengambil sisir rambut dari tangan Yuna.

Rega duduk di ranjang lebih dulu di susul Yuna, setelah kejadian tadi keduanya menjadi canggung.

Tangan Rega menyisir rambut Yuna yang panjang, dari atas Rega bisa melihat jelas belahan dada Yuna.

Cup cup

Rega memberikan kecupan di leher Yuna, mendapatkan perlakuan seperti itu membuat Yuna mengepalkan tangannya.

Cup

"Aahh geli..." Yuna membuka mulutnya karena tak tahan lagi.

Cup cup

"Ahh sudah..." Tubuh Yuna menggeliat tak tahan dengan sensasi geli yang diakibatkan oleh ciuman Rega di lehernya.

"Mmhh..." Yuna begitu pasrah dalam dekapan suaminya. Rega benar-benar tidak mendengarkan kata kata Yuna, melihat Yuna yang kegelian membuat Rega semakin menjadi.

Bukan hanya kecupan tapi hisapan juga Rega lakukan di leher mulus Yuna. Tangan Yuna menyentuh lengan Rega yang melingkar di perutnya.

"Yuna..." bisik Rega serak penuh dengan gairah.

Melihat tubuh Yuna yang sedikit terbuka membuat Rega tidak bisa mengendalikan dirinya.

Rega membaringkan tubuhnya Yuna dengan bibir yang saling bertautan.

Yuna yang pasrah membuat Rega semakin menginginkan hal lain, nafasnya sudah memburu.

Rega berada di atas tubuh Yuna, tangan Rega meraba kaki lembut Yuna. Rabaan Rega semakin naik ke atas.

"Aku belum..."

"Tidak papa," Rega memotong ucapan Yuna dengan cepat, bahkan Yuna belum menyelesaikan ucapannya.

"Aku malu..." Lirih Yuna disela-sela ciuman panasnya.

"Aku suamimu," bisik Rega dengan kata-kata yang sopan dan lemot tidak seperti biasanya.

Yuna mengangguk meskipun ia masih saja merasa malu karena di balik bathrobe itu tidak ada apa-apa lagi jadi tangan Rega langsung menyentuh kulit tubuhnya.

Rega menarik satu kaki Yuna ke tubuhnya, Rega meremas pinggul Yuna dengan lembut tapi penuh tekanan.

"Enghh..." Yuna melenguh merasakan sentuhan hangat suaminya.

"Aku ngantuk..." Ucap Yuna terengah-engah.

Rega menahan tangannya yang akan membuka tali bathrobe Yuna, Rega tersadar bahwa dirinya terlalu terburu-buru untuk saat ini.

To Be Continued...
























Mission LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang