10. Semakin Dekat

1.2K 43 2
                                    

"Masa sih? Keliatan banget itu belum ngantuk." Ucap Rega yang tidak ingin mengakhiri kedekatannya dengan Yuna.

"Tapi aku mau bobo..." Yuna tetap ingin tidur, ada rasa resah saat tangan Rega semakin menelisik bagian tubuhnya.

"Gue lapar."

"Apa?" Yuna menatap wajah suaminya.

"Lapar..., mau makan."

"Ohh..., biar aku masakin dulu. Tapi aku pakai baju dulu ya..." Yuna bangkit, ia merapikan rambutnya.

"Jangan!"

Yuna langsung menoleh, kaget juga dia mendengar ucapan Rega yang kencang itu.

"Nanti lama, gak kuat nih lapar banget." Rega dengan otak mesumnya tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan.

"Hhmm... Ok deh," Yuna menyetujui ucapan Rega yang sesat itu.

***

Rega memperhatikan istrinya yang sedang memasak, semakin diperhatikan Yuna memang sangatlah menarik.

Semakin kenal dengannya, Rega semakin menyukai sisi Yuna yang lainnya.

'Dia memang tahu bagaimana perempuan,' batin Rega yang harus berterima kasih kepada ayahnya Damar terlah menyatukan dirinya dengan Yuna.

"Ekhem...," Yuna berdeham untuk mengusir rasa gugup saat pinggangnya di peluk oleh Rega dari belakang.

Sentuhan Rega begitu halus, Rega meresapi setiap detik kedekatannya. Waktu seperti ini mungkin tidak terjadi dua kali dalam hubungannya.

"Kenapa?" Ucap Yuna.

"Kenapa apanya?" Rega balik bertanya, ia semakin merapatkan tubuh Yuna ke tubuhnya.

"Kenapa peluk peluk?" Yuna dengan santainya mengatakan hal itu.

"Karena kita sudah menikah," Rega tersenyum karena itu alasan kuat supaya Yuna tidak bisa membantah.

"Ohh..." Yuna kembali lanjut memasak.

Yuna memejamkan matanya merasakan hisapan bibir Rega di lehernya, Yuna tetap berusaha tenang di tengah rangsangan suaminya.

"Aku lagi masak," Yuna menahan tangan Rega yang ingin menurunkan bathrobe yang sedang ia pakai.

Setelah selesai masak, Rega menghabiskan makanannya. Rega awalnya hanya berbohong bahwa ia lapar tapi karena masakan istrinya sangat lezat akhirnya ia bisa menghabiskan semuanya.

***

Rega yang tidak ingin tidur mengajak Yuna untuk menemaninya nonton.

Yuna menelan ludah melihat layar televisi yang menampilkan adegan dewasa.

"Ini tontonan kesukaan mu?" tanya Yuna dengan suara lirih.

"Ntahlah."

Rega mendekap tubuh Yuna yang duduk dalam pangkuannya. Rega menelan ludah kasar dengan keadaannya saat ini.

"Kamu tegang..."

Bisik Yuna yang bisa merasakan milik Rega yang mengeras di bawah pantatnya.

"Yah..., kamu bisa merasakannya?" Yuna mengangguk dengan wajah lugunya.

Tak tahan lagi Rega menarik kepala Yuna, menciumnya dengan penuh nafsu. Yuna tidak ingin membantah, lagi pula hubungan keduanya sudah sah meksipun didasari oleh perjanjian.

"Mmhh..."

Yuna menyentuh tangan Rega yang meremas payudaranya, sentuhan yang membuat tubuh Yuna menggeliat.

"Ahhh.... ahhh... ahhh..."

Suara desahan yang berasal dari televisi begitu kencang, Yuna menoleh melihat apa yang terjadi di layar televisi itu.

Cup

"Mau seperti itu?" Bisik Rega dengan nafas yang memburu.

"Aku takut..." jawab Yuna sambil berbisik di telinga Rega.

"Mmmhh..."

Yuna menahan tangan Rega yang akan menyentuh inti tubuhnya, Yuna menunduk menatap tangannya.

"Aku gak bisa, lakukan hal lain selain itu." Yuna memeluk tubuh Rega.

Rega terdiam sejenak untuk meredam hasratnya yang membara. Rega harusnya tidak terburu-buru seperti ini.

Cup

"Maaf, aku terlalu terburu-buru." Rega mengecup puncak kepala Yuna.

Rega mematikan televisinya, ia membawa Yuna ke kamar. Ya, kali ini Rega membawa Yuna ke kamarnya.

Sebelumnya keduanya sudah bersepakat untuk tidur terpisah tapi tidak berselang lama keduanya seperti lupa dengan kesepakatan itu.

Rega membaringkan tubuh Yuna dengan perlahan, Yuna meraih selimut untuk menutupi tubuh bagian bawahnya. Rega membuka bajunya, karena ia terbiasa tidur telanjang dada.

Cup cup cup

Rega mencium bibir Yuna berkali kali, ciuman lembut itu semakin menuntut.

Yuna membiarkan Rega membuka tali bathrobe yang langsung memperlihatkan keindahan tubuhnya.

Tangan Yuna terangkat menyentuh wajah Rega, pria yang pertama bisa melihat tubuhnya.

Rega membuka kaki Yuna yang tertutup selimut supaya tubuhnya bisa lebih dekat.

"Tubuhmu sangat seksi," bisik Rega dengan suara serak menahan gejolak hasrat yang semakin menggebu.

Keduanya kembali saling berciuman, ciuman yang lebih panas dari sebelumnya. Rega menjulurkan lidahnya yang langsung menerobos masuk ke dalam mulut Yuna.

Cup cup cup

Ciuman semakin turun, terus turun, turun hingga berhenti tepat di dada Yuna yang membusung.

"Mmhh sshh..." Yuna mendesah tak bisa menahan sensasi aneh ketika putingnya dijilat oleh seorang pria untuk yang pertama kalinya.

"Enghh..." Tangan Yuna menyentuh wajah Rega. Hisapan itu membuat Yuna terdiam, sensasi nya semakin aneh dari yang sebelumnya.

"Ouhh..."

Rega sangat menikmati, satu tangannya memainkan payudara Yuna yang satunya lagi.

Yuna hanya bisa menerimanya dengan pasrah, hisapan itu semakin kencang memaksa Yuna untuk mengeluarkan suara suara aneh.

To Be Continued...



















Mission LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang