Untuk mengurangi area pencarian Elio, Chryseis langsung menuju danau Aerthous, tempat terfavorite Elio. Disana, dia melihat salah satu seragam junior yang mengintip dari balik tiang ke arah danau. Chryseis yang penuh akan rasa penasaran pun mendekatinya.
"Apa yang kau lakukan di sini?"
"ARGHHHH", gadis itu berteriak hingga terjatuh ke tanah. Bahkan kacamatanya ikut terpental entah kemana. Chryseis yang menyadari itu pun ikut membantu mengambilkan dan menyodorkan kacamata yang ia lihat kepada gadis juniornya ini.
"Maaf maaf, aku tidak tau kau akan terkejut hingga sebegininya"
"Tidak apa-apa, aku saja yang memang suka sekali terkejut." balas gadis itu
"Jadi, kau sedang mengamati apa disini?", Chryseis mencoba melihat arah pandang gadis itu, yang ia lihat adalah danau belakang yang sering disebut area kekuasaan milik Elio.
"Se-se-sebenarnya, aku disuruh Mrs. Odessa me-ma-manggil Elio, tapi-ta-tapi aku a-ak-aku tidak berani mendekatinya, dia sepertinya berada di kondisi hati yang buruk sekarang ", jelas gadis itu.
"Tidak apa. Biar aku yang menghampirinya, sekarang pergilah", ucap Chryseis
"Benarkah? Kau seius! Terimakasih ketua Chryse, terimakasih, terimakasih", gadis itu menjabat tangan Chryseis dengan bersemangat sekali, dan gadis junior itu pun segera pergi.
Chryseis tanpa basa basi segera mendekat ke pohon besar pinggir danau itu, belum juga ia berkata-kata, sudah ada suara yang menyelaknya terlebih dahulu,
"Berisik" kata seseorang yang tengah berselonjor kaki menikmati nuansa alam di atas dahan pohon yang teramat besar ini.
"Aku belum berkata apapun asal kau tau"
"Suara langkah kakimu saja sudah terdengar berisik"
"Dasar kepala api", ejek Chryseis." Kau dipanggil ke ruangan Mrs. Odessa", lanjutnya.
"Suka sekali wanita tua itu memanggilku, ada apa lagi? Jika tidak penting aku tidak sudi", jawab Elio.
"Jika dipikir-pikir kau tidak akan memperdulikannya sih, tapi ini terkait permasalahan serangan tadi siang, orang tua dari senior itu mempermasalahkannya"
"Ahh, mereka sudah disini? Cepat juga, jadi aku harus apa? Toh aku benar-benar tidak peduli", jawab Elio lebih menyamankan dirinya lagi.
"Aku sudah tau pasti kau akan mengatakan hal semacam itu", Chryseis sedikit memberi jarak, memasang kuda-kuda dan menendang pohon besar itu menyebabkan Elio yang tidak waspada terjatuh ke tanah.
Gedebug
"YAK KAU GILA", teriak Elio menatap tajam ChryseisChryseis menuju Elio,"Aku sudah putuskan tadi, kalau kau menolak berjalan sendiri ke sana, aku yang akan menyeretmu"
"Apa kau ini tidak jera-jera berurusan denganku"
"Entahlah", jawab Chryseis menaikkan bahunya, "Memang terakhir kali aku hampir mati sih, kejam sekali kau."
"Lalu kau pikir kau bisa dengan mudah menyeretku ke sana"
"KAU", ia membungkuk menunjuk dahi Elio yang masih terduduk diatas tanah itu,"masih tanggung jawabku", ucapnya, "Selama kau masih bersekolah di akademi ini, tentu aku akan tetap melindungimu."
"Ck, sudah ku bilang kan, abaikan saja aku. Urus saja kepemimpinanmu itu tapi tidak usah mencampuri urusanku, kenapa kau peduli?."
"Itu tidak bisa", Chryseis mulai berdiri tegak dan menghadapkan wajahnya ke danau, "tidak mungkin aku membiarkannya, sekeras kepala apapun kau memintaku.", jelas Chryseis dengan nada sedih
KAMU SEDANG MEMBACA
VARCHAS | TXT
FantasyKeturunan Gaxa, para stellar harus menghadapi keganasan kabut hitam yang mampu membawa kehancuran pada Gaea. . . . . . . TXT & LE SSERAFIM Fantasy, Action, Magic 09/05/2023