Di dalam ruangan Mrs. Odessa telah menjadi arena pertempuran yang tidak kalah sengit dengan kondisi yang berada di arena pertarungan tadi siang. Ketika Chryseis dan Elio membuka pintu untuk masuk ke dalam, tiba-tiba saja ada sebuah pot yang terlempar ke arah mereka dan hampir mengenai Chryseis jika saja tangan Elio tidak lebih cepat menangkapnya.
"Saya ingin Mrs. Odessa untuk mengeluarkan dia dari akademi", tunjuk seorang wanita dengan pakaian yang penuh gemerlap kepada sosok Elio. "Dia ini tengah melakukan percobaan pembunuhan kepada anakku, sebagai seorang ibu, hati saya sangat terluka."
Dengan lantang Elio pun menjawab, "Bukankah tadi suami anda juga hampir melakukan hal yang serupa, bagaimana kalau yang masuk tadi bukan saya? Anda akan terkena pasal yang sama, percobaan pembunuhan terhadap murid akademi. Kasihan sekali", beginilah Elio, ia suka sekali menjawab dan melihat musuhnya meledak-ledak karena terpojokkan, setelah berkata seperti itu, ia mendapat cubitan keras dari Chryseis yang masih berdiri di belakangnya.
Anak ini astaga, tadi hampir saja, aku terkejut sekali batin Chryseis yang memperhatikan Elio dari belakang
"Beraninya kau menjawab, tidak memiliki etiket sama sekali, sangat pantas untuk dikeluarkan", jawab sang ibu dari seniornya.
"Kau sudah datang Elio. Bagaimana kalau kita duduk dan berbincang sebentar", ucap Mrs. Odessa di tengah suasana panas ini.
"Saya tidak ingin mengobrol apapun terkait bocah terkutuk ini, yang saya inginkan hanya dia untuk angkat kaki dari akademi."
"Saya paham dan mengerti kekhawatiran anda, Duke Rorren, namun melempar vas bunga ke anak didik saya juga bukanlah hal yang benar, kan? jadi bisakah anda duduk dulu sebentar?", Mrs. Odessa tengah mengeluarkan aura hitamnya sekarang. Setelah semuanya terkendali Mrs. Odessa mulai membuka pembicaraan, "Jadi bagaimana Elio?"
"Bagaimana apanya? dia yang menantangku duluan bersama 4 temannya, lalu ia mengatakan kata-kata yang tak pantas padaku, lalu ku pukul saja, beres, aku menang"
Mendengar jawaban Elio, Duchess Lissy langsung menyauti, "Kata-kata tak pantas? Mana mungkin anakku melakukan hal yang tercela seperti itu, pintar sekali kau membolak balikkan fakta."
"Lihatlah, orang tua ini tidak bisa diajak berbicara", Elio menoleh dan mengucapkannya dengan suara yang besar kepada Chryseis, hingga ia mendapatkan cubitan kedua dari Chryseis.
Chryseis pun menengahi "Maafkan saya tuan dan nyonya, tapi bolehkan saya yang berbicara untuk mewakili pihak Elio ini?"
"Siapa kau?", tanya Duke Rorren
"Nama saya Chryseis, ketua perwakilan siswa di akademi ini, salam kenal, tuan"
"Apa yang ingin kau sampaikan?"
"Maaf telah lancang, tapi saya salah satu saksi pertarungan tadi, dan yang dikatakan Elio adalah benar bahwa ia ditantang oleh anak tuan dan teman-temannya lalu-"
"Teman-teman? Omong kosong macam apa ini? tidak mungkin anak aib ini setara dengan anakku, dia itu siswa rank A. Kau pasti menggunakan sihir kegelapan agar mampu melenyapkan anakku kan?", kata Duke Rorren
"Maaf lancang sekali lagi, tapi tadi anda sudah pergi ke ruang kesehatan bukan? apakah tuan putri Zelena memberi tau adanya kontaminasi sihir gelap, kurasa tidak ada? Jadi analisis yang anda katakan tadi tidaklah benar", jelas Chryseis sedikit kesal karena omongannya terpotong begitu saja, lalu bagaimana dengan Elio? Sudah dari awal ia itu tidak peduli lagi, jadi kerjaannya saat ini hanya bersandar pada sofa dan makan cemilan dari meja.
"Kau ini sebenarnya siapa, seenaknya saja menyebut analisisku tidak benar, kau hanya bocah ingusan yang belum mengenal dunia luar itu semacam apa, kau dari keluarga mana? Kau sama sekali tidak beretiket."
KAMU SEDANG MEMBACA
VARCHAS | TXT
FantasyKeturunan Gaxa, para stellar harus menghadapi keganasan kabut hitam yang mampu membawa kehancuran pada Gaea. . . . . . . TXT & LE SSERAFIM Fantasy, Action, Magic 09/05/2023