•Bab°°12

11.8K 1.3K 26
                                    

~Happy Reading~
.

.

.

"Lagi kak?" Khai mengangguk membuat Crish tersenyum senang, dia menyuapkan kembali potongan buah apel kedalam mulut Khai.

Seminggu sudah sejak kejadian kemarin, kondisi Khai juga sudah membaik karena terapi itu. Kini Khai hanya perlu melakukan fisioterapi, untuk memulihkan saraf-saraf tubuh nya.

Ceklek

Daifan dan Carlos datang dengan membawa dua kantong kresek berisikan makanan. Crish yang melihat itu segera menghampiri mereka dan meninggalkan Khai.

Khai hanya terkekeh pelan, selama dia disini, ketiga adiknya itu tidak pernah absen menjaganya. Apalagi Crish, dia seperti 24 jam bersamanya. Jika saja Khai tidak memaksanya untuk mandi dan istirahat.

Untuk baju ganti juga mereka membeli nya di mall, mereka benar-benar tidak mau pulang ke mansion.

"Kalian belum pulang?" Pertanyaan Khai membuat mereka menatapnya. Carlos mendekat, dia mendudukan dirinya di kursi sisi brankar.

"Belum, atau mungkin tidak akan," Khai mengernyitkan dahi tidak mengerti.

"Kami memutuskan untuk tidak tinggal di mansion itu lagi kak," lanjut Carlos membuat Khai menatapnya tak percaya.

"Kenapa? Itukan rumah kita?"

"Bukan rumah kita, itu rumah pria bajingan yang sayang nya ayah kita," Crish berucap dengan wajah kesal nya.

"Crish tidak boleh begitu, mau bagaimanapun dia ayah kita. Dia yang sudah merawat kita selama ini." Mereka menatap Khai sendu, bisa-bisanya kakak nya itu masih membela pria yang sudah menyakiti nya selama ini.

"Bagaimana bisa selama ini kita menyakiti orang sebaik dirimu kak," Crish mendekat dan memeluk Khai erat.

"Maafkan kami,"

Khai hanya tersenyum tipis, ucapan nya membuat mereka semakin menyesal. Padahal dia hanya mencoba untuk menjadi kakak yang bijak:)

"Tidak apa, itu sudah berlalu. Yang penting sekarang, kalian sudah menyadari jika kalian salah, dan berubah menjadi lebih baik."

Mereka tersenyum mendengar itu.

"Tapi serius, kalian tidak ingin tinggal disana lagi?"tanya Khai setelah melepas pelukannya dengan Crish.

"Hmm, Kami tidak mungkin membiarkan ayah menyakitimu lagi,"

"jadi lebih baik kami menjauhkan mu dari nya. Kita bisa tinggal di apartemen ku sekarang," Khai mengangguk mengerti. syukurlah, setidaknya dia tidak lagi bertemu ayah menyebalkan seperti Grissham.

"Selamat siang tuan muda Khai, pasien tersayang ku~" mereka semua memutar bola matanya malas, kedatangan Rio membuat suasana hangat itu menjadi sedikit suram.

Rio menghiraukan tatapan tak suka ketiga orang yang ada disana, dia menghampiri Khai dan memeriksa pasien, sekaligus teman masa kecilnya itu.

"Bagus, perkembangan nya sangat baik. Hanya perlu beberapa kali fisioterapi lagi, Khai bisa kembali beraktivitas seperti dulu." Jelas Rio membuat mereka tersenyum lega.

Sedangkan Khai, hanya diam tidak merespon. dia biasa saja, senang tapi tidak terlalu. Karena jiwa malasnya menolak untuk melakukan banyak aktivitas.

"Khai tidak senang?" Khai mendongak menatap Rio.

"Senang," jawab nya datar membuat mereka terkekeh. Rio mengangkat tangan nya untuk mengelus rambut Khai, tapi baru menyentuh..

Plak

BROTHER ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang