•Bab°°27

8.1K 1K 127
                                    

~Happy Reading~
.

.

.

Hari sudah malam, para lelaki Grissham kecuali Khai juga sudah mengobati luka mereka. Kini mereka sedang menikmati acara makan malam yang sudah di siapkan chef profesional.

Makan malam berlangsung secara damai tanpa ada percakapan sedikitpun, setelah selesai Grissham meminta anak-anak nya untuk berkumpul bersama di ruang keluarga.

"Kalian akan ikut ayah pulang kan?"

"Tidak," jawab Khai mewakili yang lain, Grissham menatap mereka sendu.

"Kalian masih belum memaafkan ayah?" Mereka diam membuat Grissham menghela nafasnya.

"Baiklah, ayah akan menunggu maaf dari kalian, tapi ayah mohon, kalian ikut ayah pulang ke Negara kita ya?"

Khai menghembuskan nafasnya kasar

"Kami sudah terlanjur berkuliah dan sekolah disini,"

"Hmm, kami tidak ingin pindah lagi," lanjut Daifan Membuat Grissham mengerti, baiklah tidak masalah jika alasan nya seperti itu.

"Baiklah, kalau begitu ayah saja yang pindah kesini," mereka menatap Grissham tak percaya, segampang itu dia bilang pindah.

"Bagaimana dengan perusahaan ayah?" Grissham tersenyum tipis mendengar Crish memanggil nya Ayah lagi.

"Ayah bisa mengurusnya dari sini, lagipula ada orang kepercayaan ayah untuk mengurus itu."

Mereka tidak ada yang membuka suara lagi, sampai sebuah bel berbunyi. Grissham yang memang tidak membawa pekerja kesini, bangkit untuk membuka pintu dan melihat siapa yang datang.

"Rio?"

Rio, dia tersenyum tipis menatap Grissham.

"Malam tuan, saya izin bertemu dengan Khai," Grissham mengangguk kemudian mempersilahkan Rio masuk kedalam, walaupun dia heran, darimana Rio tau Khai ada disini.

"Halo Khai," Khai menatap Rio berbinar, sedangkan ketiga manusia lain menatapnya tak suka. Bolehkan mereka berharap jika Rio tidak dulu menemui Khai, mereka juga ingin menghabiskan waktu bersama kesayangan mereka itu.

"Kak Rio!!" Khai bangkit dan berlari menghampiri Rio, melupakan jika kaki nya masih terluka.

"Shh..hehe masih sakit ternyata.." cengir Khai setelah menghentikan larinya di hadapan Rio, Rio melihat kaki Khai yang di perban. Dia membawa Khai ke gendongan nya dan mendudukkan dirinya di sofa yang kosong.

"Kaki Khai kenapa?"

"Sedikit cedera karena melompat dari lantai dua," mereka terkejut mendengar itu, memang mereka belum menanyakan bagaimana luka itu bisa di dapat Khai.

"Kakak melompat dari lantai dua? Bagaimana bisa?" Khai menatap Carlos yang bertanya, ini saatnya dia berkata jujur. Kebetulan ada Rio juga, Khai itu tidak suka menutupi sesuatu kejadian seperti ini.

"Waktu aku pergi dari apartemen, ada seseorang yang mengajakku ke tempat tinggal nya. Aku pikir dia baik seperti anaknya, ternyata dia beda.."

Mereka mendengar cerita itu dengan serius..

"Dia berkata jika aku sempurna, lagi, dia bilang jika aku cocok untuk putra nya. Selain itu dia juga mengecup bibir ku.."

'Brak!

Khai terkejut, dia menatap garang Daifan yang menggebrak meja, dilihatnya wajah semua orang disana sangat tidak ramah.

"Siapa yang berani melakukan itu?" Khai menatap gugup Rio yang berbicara dengan nada rendahnya. Ini pertama kalinya dia melihat Rio sedingin ini..

BROTHER ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang