•Bab°°25

8K 1K 33
                                    

~Happy Reading~
.

.

.

Khai membuka matanya perlahan, setelah terbuka sempurna dia memperhatikan sekeliling nya.

'dimana ini..'

Khai yang merasakan sesuatu di kakinya segera bangkit untuk melihat, ternyata kaki nya sudah di perban. pertanyaan Khai saat ini, Siapa yang membawanya kesini dan mengobati kaki nya?

Ceklek

"Syukurlah kamu sudah bangun," Khai menoleh, dia tidak bisa berkata atau bereaksi apapun saat melihat orang di depannya ini.

"Ayah Rindu kamu Khai,"

Grissham, orang yang membawa Khai dari taman menuju kediaman nya di negara ini. Ya, pria itu datang ke negara ini setelah mendapat info soal anak-anak nya.

Selama ini Grissham selalu mencari mereka, apalagi setelah dia di temui mendiang istrinya lewat mimpi.

Dia mendekati Khai yang terdiam menatapnya sayu, Grissham tersenyum tipis, dia merindukan tatapan mata sayu itu..

"Bagaimana keadaan mu khai?" Khai tidak menjawab membuat Grissham menghela nafas pelan.

"Maaf kan ayah, ayah sungguh menyesal Khai.." Grissham menatap Khai dengan penuh penyesalan, Khai hanya menatap mata itu. Dia sedang mencari kebohongan di dalamnya.

"Menyesal untuk apa?" Akhirnya Khai membuka suara.

"Untuk semuanya, untuk kebodohan ayah selama ini. Ayah sudah sadar ayah salah, seorang anak seharusnya di sayangi dan di jaga apapun kondisinya, bukan di tuntut untuk menjadi sesuatu sesuai keinginan orang tuanya.."

"Ayah sadar, ayah orang tua yang buruk Khai.." Khai menatap tak percaya air mata yang keluar dari mata tajam itu. Dia mengalihkan pandangan nya, Khai tidak tau harus percaya atau tidak.

Sudah terlalu banyak Khai terbuai dengan perlakuan seseorang.

Termasuk orang tuanya..

FLASHBACK ON

Khai melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh, tujuan nya saat ini ke mansion orang tua kandungnya. Khai ingin mengadu, dia ingin menumpahkan kesedihan nya pada mereka.

Sesampainya disana Khai segera berlari masuk ke dalam mansion, tepat saat Khai berada di depan pintu bercat coklat emas itu. Khai mendengar..

"Mas gimana ya kalo Khai tau, dia pasti marah. Khai kan bilang dia ingin menjaga mereka, tapi kita malah mau menjauhkan dia dari mereka?"

"Tenang saja, Khai tidak akan tau jika kita diam. Dan lagi dia itu putra kita, dia hanya milik kita,"

"Hmm, tapi mas, aku gak mau berhenti kerja ya setelah Khai kembali kesini,"

"Ya ya terserah, lagipula aku akan mengajarkan dia jadi penerus perusahaan ku, dia juga sudah dewasa kan?"

Khai mengepalkan tangannya..

Dia mengerti sekarang, orang tuanya tidak pernah berubah. Dan tidak seharusnya dia terbuai dengan perlakuan mereka selama ini. Mereka hanya merasa bersalah, bukan berubah menyayangi nya dengan sangat.

Mereka masih menjadi manusia egois, yang tidak pernah memikirkan perasaannya sedikitpun.

Khai berbalik badan dan pergi meninggalkan mansion itu dengan emosi tertahan.

"Aku benci kalian!"

FLASHBACK OFF

Khai tidak ingin menjadi orang bodoh lagi..

"Kenapa Baru sekarang.." lirih Khai membuat Grissham terdiam.

"Karena kehilangan kalian menyadarkan ayah, jika kalian itu berharga untuk ayah, kalian adalah titipan ibu kalian, ayah bodoh sudah menyakiti putra ayah sendiri.."

Khai menepis tangan Grissham yang mengelus rambutnya, dia menatap Grissham datar.

"Aku tidak ingin terbuai dan berkahir kecewa lagi, jadi lebih baik anda pergi dari kehidupan kami.." Khai termenung, 'kami' dia dan ketiga adiknya. Ah, Khai lupa jika sekarang mereka sedang berselisih.

"Khai ayah mohon, beri ayah kesempatan.." mohon Grissham membuat Khai terkekeh pelan, entah apa yang sudah di lalui orang ini, sampai dia rela memohon seperti itu. Pada anak yang selalu di anggap lemah.

"Buktikan!" singkat Khai membuat Grissham tersenyum senang, dia memeluk Khai tiba-tiba.

"Akan ayah buktikan, terimakasih Khai.." Khai diam tidak berontak, dia malas mengeluarkan tenaga. Tidak lama Grissham melepas pelukan itu, dia mengelus lembut rambut Khai.

"Makan ya, setelah ini ayah akan menjemput adik-adik mu.."

Khai terdiam, kemudian mengangguk ragu..

.

.

.

Suara bel di apartemen mereka membuat Daifan berdecak, dia sedang melanjutkan pencarian kakak nya pagi-pagi sekali. Bahkan Daifan tidak tidur saat adik-adik nya yang lain tertidur.

Dengan malas Daifan berjalan menuju pintu, dia semakin kesal ketika bel terus berbunyi.

"Sebentar!!" Sentaknya sebelum membuka pintu itu. Dan ketika pintu terbuka, Damian mematung..

"Apa kabar anak ayah?"

"Untuk apa kau kemari!?" Grissham tersenyum kecut, dia sudah mempersiapkan diri nya untuk menghadapi sikap baru ketiga putranya yang lain.

"Ayah ingin menjemput kalian pulang," ucapnya to the point, Daifan terkekeh mendengar itu.

"Setelah semua yang kau lakukan, kau masih berani mengajak kami pulang?" Daifan menatap nyalang pada ayahnya itu.

"Ayah tau ayah salah, ayah minta maaf Daifan.."

"Sungguh, ayah menyesal dan ingin memperbaiki semuanya,"

"Aku tidak segampang itu percaya pada orang sepertimu!"

"Lebih baik sekarang kau pergi, karena kami tidak akan pernah ikut pulang bersamamu!!" Daifan hendak menutup pintu itu..

"Bagaimana jika Khai ada bersama ayah?"

Tapi ucapan Grissham membuat Daifan menghentikan aksinya.

"Sialan, kau apakan kakak kami haa!!?" Daifan mencengkram kuat kerah baju kemeja Grissham.

"Dia baik, jika kalian ikut bersama ayah.."


































Mau berapa kali up hari ini???

Sekian, terimakasih, hatur nuhun..

Luvv you pembaca setiaaaaa💕

~~~~~~~~~~~~~~~~~~
To be continued ~

Typo Tandai ~

Thankyouuuuuuuu 💕

13juni2023

BROTHER ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang