"Saya terima nikah dan kawinnya, Evelyn Aluna Prayoga dengan mas kawin tersebut dibayar tunai."
"Bagaimana para saksi? Sah?"
"Sah!"
Ini adalah pertama kalinya dalam hidup Lyn, ia ingin tiba-tiba terkena serangan jantung dan mati di hari pernikahannya.
"Selamat, ya!"
"Samawa, ya!"
"Congrats, mas bro, dan mbak sist!"
Mempelai berdua itu terus menyalami para tamu dengan raut bahagia. Yah meski hanya mempelai pria yang full senyum di sini. Sementara Lyn dengan paes Solo dan kebaya tradisional serba hitam yang cantik dan luar biasa tetap tak bisa menyembunyikan situasi hatinya yang kosong dan putus asa.
Tian.
Sebastian Putra Gumilar penyebabnya. Pokoknya semua ini gara-gara dia! Lyn yakin sekali dengan jalan hidup dan semua mimpinya selama ini. Termasuk hubungannya dengan Tio yang selalu baik-baik saja dan penuh cinta. Siapa sangka takdirnya menjadi berbalik tiga ratus enam puluh derajat karena munculnya saudara kembar Tio yang secara tiba-tiba merebutnya dengan cara tak terduga.
Kotor.
"Jeng, emang bener, ya, gosip itu?" Ibu-ibu bergaun biru lirih berbisik.
"Gak tau juga sih, Jeng, tapi katanya sih gitu. Iya 'kan, Bu?" Ibu-ibu dengan gamis merah muda menjawab sembari melirik temannya.
Ibu-ibu dengan sanggul dan jambul khatulistiwa menimpali, "Iya, bener, orang suami Saya ikut menggerebek saat itu. Kayaknya sih mereka tertangkap basah meskipun Lyn bersikeras nggak mau ngaku."
"Hayo, ibu-ibu lagi pada bahas apa hayo? Nggak boleh ngegosip lho, Bu." Sekonyong-konyong muncul pria muda dari belakang mereka menyela pergosipan yang sedang seru-serunya.
Lyn melihatnya. Ia juga mendengar rumor yang beredar tentangnya. Lyn tidak sepenuhnya menyalahkan mereka, namun ia tidak menyangka tetangganya tetap bergosip bahkan di acara pernikahannya.
"Selamat, ya, bestie-ku yang rada tolol ini akhirnya laku juga."
Mark Lie. Cowok cindo sahabat Lyn sekaligus orang yang sama yang menyela rumor tadi. Apapun yang terjadi, bahkan jika seluruh dunia meragukan Lyn, Mark akan selalu menjadi sahabat yang percaya sepenuhnya pada Lyn.
"Diem lu, mending buruan nyusul sana ngelamar Esta." Lyn tersenyum dan melirik gadis di samping Mark. Esta, tunangannya.
Kembali duduk dengan bosan, Lyn tak pernah mengira akan seperti ini rasanya menjadi ratu sehari. Bukan begini ekspetasinya, dan bukan Tian harusnya yang jadi mempelainya. Dari sekian milyar wanita di dunia, kenapa juga harus Lyn yang menjadi target utama Tian.
Pernikahannya bukanlah perjodohan. Sayangnya tidak se-klise itu. Juga bukan perjanjian nikah kontrak seperti alur drama favoritnya. Andai sesederhana itu, ia pasti bisa dengan mudah menceraikan Tian.
Lyn ingin menangis. Ingin sekali. Tapi harga riasannya sekian juta, terlebih lagi ia tak mau terus menggerus martabat keluarganya. Ia hanya menatap Tian penuh dendam, ia mulai membayangkan mencampur sianida di kopi yang Tian minum besok pagi, atau dengan sengaja mendorongnya dari tepi bukit hingga mati.
"Selamat menempuh hidup baru, ya, meskipun agak plot twist dikit." Membuyarkan lamunan, Lyn mendongak dan menemukan Aca dan Jeff, serta Iris dan Ello di belakangnya. Mereka adalah teman kerja Lyn sekaligus supporter nomor satu Lyn-Tio pada masanya.
Tian menyalami teman Lyn satu persatu, tidak peduli dan tidak mau tau apa yang mereka pikirkan tentangnya. Yang penting Tian pemenangnya.
Tiba-tiba seorang pria masuk ruangan dan mencuri perhatian. Semua mata langsung tertuju dan semua tamu seolah menantikan hal yang sama. Sebuah drama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Abience
RomanceHubungan Tio dan Lyn yang berlangsung bertahun-tahun terpaksa kandas karena kembalinya Tian--saudara kembar Tio setelah tiga tahun menghilang. Dijebak dengan skandal pabrik bekas hingga digrebek warga dan dinikahkan paksa, Lyn terpaksa merelakan mi...