BAB 14: RUMAH DANDI

1K 101 4
                                    

DON'T FORGET TO VOTE!!

Happy reading!
*****

setelah menempuh perjalanan sekitar 2,5 jam, akhirnya mereka sampai di depan rumah Dandi.

rumah itu memiliki pekarangan yang di penuhi tanaman bunga hias, ada juga beberapa tanaman sayur seperti tomat dan cabai.

mereka keluar dari mobil setelah mobil itu terparkir, Dandi masuk membuka gerbang yang terbuat dari bambu.

"rumah gue gak bagus-bagus amat, jadi harap maklum ya"

Dandi membawa mereka masuk kedalam rumah, kedatangan mereka disambut hangat oleh ibu Dandi.

sebelum pulang memang Dandi sudah memberi kabar orang rumah bahwa dia akan pulang bersama teman-teman nya yang ikut.

"assalamualaikum ibu"

seorang paruh baya datang dengan senyum hangat di wajahnya, kemudian mereka bergantian menyalami wanita tersebut.

"waalaikumsalam, kalian baru sampe jam segini. ibu kira mau sampe sorean loh"

"di jalan macet Bu, biasa lah banyak yang mau liburan ke puncak"

ibu Dandi yang bernama nur itu membawa mereka untuk duduk di ruang tamu yang terlihat seadanya namun rapih.

"duduk duduk dulu, ibu buatin minum bentar ya"

"Anis mana bu?" dandi berjalan kearah pintu kamarnya sendiri yang ada di bagian kiri ruang tamu, rumah itu memang tidak terlalu besar tapi memiliki kamar yang banyak.

"Anis lagi ke rumah pak Yusuf, laporan kalo bakal ada tamu dari kota nginep disini"

nur berjalan kearah dapur untuk membuatkan mereka minum, tak lama kembali dengan nampan berisi minuman segar dan beberapa toples cemilan rumahan.

"sok di minum atuh, cape pasti di jalan"

mereka mengangguk sembari memberi senyum sungkan.

sungguh ibu Dandi ini sangat baik.

"di minum boy, kalem-kalem banget"

Dandi melempar candaan saat melihat teman-teman nya berubah menjadi coolboy semua, seingatnya tidak ada dari mereka yang pendiam.

kemudian mereka mengobrol santai disana masih dengan bersama ibu Dandi, mereka mencoba mengakrabkan diri dengan satu-satunya wanita disana.

"tadi berangkat jam berapa dari sana?"

nur melempar tatapan pada mereka saling bergantian.

Mateyas menjawab dengan sopan, "sekitar jam 3 bu"

"kok baru sampe jam 8 gini sih"

Dandi membuka toples berisi kue kering buatan ibunya, merogoh satu dan menyodorkan nya pada Arfan yang ada di sampingnya.

Arfan yang tadinya sedang minum kemudian menoleh kearah Dandi, dia ikut mengambil satu kue dari dalam toples.

"macet di Jonggol Bu, banyak yang ke puncak lewat jalur situ kayanya ngehindar macet"

"tapi malah jadi disitu yang macet"

ibu Dandi hanya mengangguk paham, memang di musim pergantian tahun seperti ini banyak yang memburu puncak sebagai tempat berlibur.

"dan, gue keluar dulu ngerokok. gak enak ngeroko disini" Oky pamit pada Dandi yang masih asik menikmati kue kering bersama Arfan.

Mateyas sendiri masih asik mengobrol dengan ibu Dandi, mereka membicarakan hal-hal kecil sekedar nya.

[BL LOKAL] PABRIK CINTA |OKY-ARFAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang