--

2 1 0
                                    

Apa yang kalian lakukan jika kalian sedang terserang serangan panik atau sedih ?

Kalau aku . Menulis .

Benar . Daridulu aku suka sekali menulis , meski tanganku penuh darah karna luka , aku tetap menulis . Padahal aku tau tak ada yang akan membacanya tapi aku tetap menulis .

Aku masih ingat . Aku punya 3 buku  , yang berisi segala tulisanku saat aku masih berusia 13tahun .

Kemarin , aku membacanya . Rasanya menyedihkan dan menggelikan secara bersamaan . Karna aku tak menyangka , jika diriku bisa mengungkapkan secara gamblang perasaannya di buku itu .

Sekarang . Meski aku menulis , aku masih tidak berani mengungkapkan apa yang aku rasakan . Aku takut . Takut semua orang mengatakan bahwa aku pantas mendapatkan segala kesakitan ini karna ini karma ku .

Berkali-kali aku mencoba untuk tidak jatuh . Tapi berkali-kali pula aku terjatuh . Aku bak ayam yang mencoba terbang tinggi seperti burung. Padahal aku sudah tau . Aku tak akan bisa terbang tinggi seperti burung tapi aku malah memaksa .

Dan itulah yang membuatku lebih sakit . Karna aku memaksa untuk terbang tinggi padahal kenyataannya terbang tinggi bagiku itu seperti penyakit .

Di buku itu diriku yang masih 13 tahun. Menulis . Bahwa cita-cita terbesarnya adalah mati . Mengingat-ingat itu diriku tiba-tiba menangis .

Aku selalu ingin mati tapi kenyataannya aku malah selalu memaksa untuk tetap bertahan . Di buku itu , diriku menulis . Seseorang yang paling pengecut adalah orang yang menyerah dan tak mau mencoba . Namun di halaman selanjutnya , dia menulis .

Tak apa menjadi pengecut dan tak mau mencoba . Yang penting dirimu aman terlebih dahulu.

Aku menyesal . Kenapa aku tak menjadi pengecut dan menyudahi percobaan ku untuk kuat menjadi manusia ? .

Di halaman selanjutnya dari kata itu . Diriku di masa lalu menuliskan . Bahwa dirinya masih ingin mati namun ada yang berbeda . Tulisan itu terlalu hidup . Maksudku diriku yang dulu menulis bahwa dia ingin mati dengan perasaan yang apik .

Halaman-halaman selanjutnya . Buku itu berisi hal yang sama . Namun di halaman belakang , diriku yang dulu membuat tantangan jika aku harus hidup lebih lama . Dan tak menjadi pengecut .

Dan lihat sekarang . Sekarang aku memang tak pengecut bodoh . Tapi kamu ingin tau apa? Aku adalah bentuk kemunafikan manusia yang nyata . Aku ingin mati karna aku merasa tuhan tak adil . Kataku saat membaca halaman terakhir .

Membaca satu buku saja sudah membuatku menahan muntah dan pusing karna memikirkan orang-orang yang membuatku ingin mati itu .

Aku ingin sekali untuk memaafkan mereka.  Namun apa dayaku? Aku hanya manusia dengan seonggok hati yang terlanjur rusak karna mereka .

Memaafkan pun tak melegakan bagiku . Jika tak kulihat mereka terjatuh , berlari dengan kaki yang tertancap paku , berdiri dengan menahan muntah , menangis karna diinjak sepatu fantovel hitam mengkilat , ditinggal sendirian , dikunci di kamar mandi , disumpahi karna hidup , disiram air , disorak i pengecut , disandung , didorong saat menuruni tangga , dipermalukan .

Bagiku aku akan sangat lega ketika melihat mereka menjadi sepertiku . Namun apa yang bisa kulakukan jika tidak menahan hasrat agar tak melukai mereka yang sudah membuatku sakit , hancur , seperti ini .

Meski sangat ingin melihat mereka hancur berkeping-keping tak tersisa , seperti diriku . Aku selalu bertanya kembali kepada diriku .

Memangnya kalau mereka merasakan apa yang kamu rasakan dulu . Mereka akan sadar , bahwa yang mereka lakukan dulu salah? .

Aku selalu menolak fikiranku ini . Aku ingin mereka merasakan seperti apa yang aku rasakan . Aku ingin mereka mati . Didepanku dengan memohon ampun dibawah kakiku . Namun jangankan melihat mereka mati . Melihat mereka meminta bantuanku sedikit saja . Hatiku sudah luluh , air mataku sudah jatuh , fikiranku sudah hilang tentang pembalasa dendam itu .

Tetapi . Mereka tak pernah tau , bahwa aku disini selalu ingin mati , kenapa mereka tak sedikit pun meminta maaf denganku? Aku juga ingin mendengar permintaan maaf mereka karna telah membuat hancur berkeping-keping .

Namun , mendengar suara mereka saja sudah membuat kakiku dan tanganku bergetar , perutku seperti  dililit , kepalaku pusing , mulutku menahan muntah . 

Aku tersadar bahwa aku memang sudah sehancur itu karna mereka . Bahkan jika aku tertawa . Didalam fikiranku masih bertanya , kamu ingin mati atau menikmati kenikmatan yang fana ini? .

Ternyata jawabannya sama . Jawabannya aku ingin menjadi ayam yang ingin terbang tinggi bak burung .

Aku terima apapun konsekuensi dari menjadi ayam yang terbang tinggi . Dan lihat sekarang . Diriku bernafas saja sudah kesusahan . Berdiri sudah tak kuat . Menulis sudah lemas . Tak punya siapapun karna menjadi si pemaksa .

Diriku yang dulu . Semoga kamu mengerti bahwa aku sudah berjuang keras saat ini . Jadi tak perlu lagi kamu menangis didepan rumah samping sekolah karna menunggu jemputan selama 4jam . Dirimu juga tak perlu menangis karna selalu dilihat seperti sampah . Dirimu juga tak perlu repot-repot menangis dengan berjalan selama 13km .

Kubuktikan sekarang bahwa aku berdiri disini karnamu . Kuperlihatkan kepada dirimu bahwa kamu memang kuat bak ayam yang menahan sakitnya menjadi burung .

Namun maafkan aku juga . Bahwa di detik ini . Aku memilih menyudahi segala pemaksaanmu untuk menjadi burung . Tolong maafkan diriku .

Maafkan diriku menyerah akan janjimu . Padahal masih sependek ini tapi aku sudah menyerah . Aku memang sudah tak sekuat kamu . Maka dari itu . Tolong jangan jadikan aku kuat sepertimu . Karna diriku pasti akan kesakitan .

Kuharap kamu mengerti . Sekali lagi terimakasih karna tak mati dan maaf karna kamu telah terlalu kuat sendirian . Maaf karna membiarkan diri ini memaafkan mereka dan membiarkan segala mimpi kita yang melambung tinggi berjatuhan .

Sekali lagi . Mohon maafkan dirimu di masa depan ini

Dariku . Untukmu .

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 05, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

c e r i m èTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang