1 : Rasa Lelah Sang Pahlawan

2.7K 148 27
                                    

Assalamualaikum semua, saya hadirkan fanfic sederhana dari fandom Boboiboy ini atas req dari SaSaQash yang pengen cerita tentang Boboiboy sama Reverse.

Dan secara khusus untuk SaSaQash , maaf bila cerita ini ngak sesuai ekspektasi. Harap maklum, saya juga manusia dan masih fakir ilmu :)




.

.

.

.






Pahlawan...

Satu suku kata tersebut akan mengingat siapa saja pada sosok hebat yang berdiri kokoh di depan semua orang, yang rela melempar diri ke dalam jurang bahaya demi menjadikan tubuhnya sebagai tameng untuk ribuan atau mungkin jutaan nyawa yang bahkan tak mengenalinya.

Di balik keindahan estetika alam semesta yang tidak terbatas, terdapat cerita yang jauh lebih dalam tentang pahlawan, takdirnya dalam mempertaruhkan segalanya demi melindungi kedamaian dan keadilan di seluruh galaksi.

Perjalanannya bukanlah sekadar kekuatan super dan petualangan yang mengasyikkan.

Menjadi pahlawan galaksi bukanlah hal sederhana seperti yang anak-anak umumnya pikirkan; memiliki kekuatan super yang keren dan menjadi tokoh utama di sebuah cerita tertentu — berlari ke sana-sini sambil menyelesaikan masalah-masalah yang bergiliran muncul, dan melawan para penjahat yang mengancam.

Pahlawan galaksi tidak selalu menang dalam setiap pertempuran, tetapi mereka tidak pernah menyerah.

Kebenaran selalu menang pada akhirnya.

Seorang pahlawan galaksi memang memiliki kekuatan yang luar biasa, tetapi itu hanyalah permukaan dari beban yang mereka pikul.

Siapa yang pernah tahu betapa dalam trauma orang yang menyandang gelar tersebut, menghadapi beribu kematian di depan mata, mendapat setiap serangan atau luka mengerikan, dan menanggung tanggung jawab besar atas keselamatan semua orang.

Dalam setiap kemenangan yang mereka peroleh, ada pengorbanan dan trauma yang tersembunyi. Menyaksikan kehidupan yang hilang, menderita rasa sakit fisik dan kekacauan emosional yang mendalam, serta menghadapi ancaman yang terus menerus.

Namun, di tengah ketegangan dan kesedihan, terdapat momen keindahan yang menghiasi perjalanan seorang pahlawan. Saat dia bertemu dengan ras alien yang penuh kasih, menemukan perdamaian di antara perbedaan, atau menyaksikan keajaiban alam semesta yang memukau.

Banyak hal yang dapat dipetik pada setiap momen.

Tapi_

Semua itu tak begitu terasa baik untuk Boboiboy, superhero dari Bumi, pahlawan galaksi terkenal, emas TAPOPS, pelindung power sphera, atau apapun gelar yang pantas dia sandang.

Begitu banyak musuh yang telah Boboiboy hadapi dengan tingkatan kekuatan dan motif yang berbeda.

Semakin kuat lawan-lawannya, semakin gencar pula Boboiboy mengeluarkan kekuatannya untuk menyeimbangkan pertarungan. Namun, sebagai gantinya kendali dirinya semakin melepas. Kekuatan yang seharusnya belum waktunya muncul bangkit tanpa dapat dibendung oleh tubuh yang lebih lemah. Boboiboy menjadi seperti wadah kaca yang hancur setelah ditumpahi lava, kehilangan kesadaran, kehilangan jati dirinya, dimakan dan dikendalikan oleh kekuatan itu sendiri.

Kekuatan itu hanya sebatas benda tak terlihat, tidak memiliki hati, tanpa perasaan, wujud, dan mengambil alih segalanya, tanpa membedakan musuh atau kawan.

Untuk kedua kalinya Boboiboy nyaris menghancurkan segalanya. Sebuah planet setengah hancur tanpa penghuni sebagai gelanggang pertarungan mereka hancur terpisah dan kehilangan gravitasi, mengapung-apung di antara satelit planet.

Boboiboy berdiri di depan mayat sang musuh yang telah terkoyak-koyak tanpa wujud. Teman-temannya yang lain, yang berpartisipasi tergeletak tak jauh dari sana dengan luka-luka parah akibat serangan Boboiboy.

Bertepatan dengan kekacauan yang terjadi, anggota yang di kirim TAPOPS tiba tepat waktu, berlarian untuk membantu dan memberikan pertolongan.

Boboiboy masih terpaku di tempat dengan tatapan kosong. Tubuh dan pakaian penuh noda darah, begitupun wajahnya.

Dia... seperti... pembunuh. Tidak, ini pertama kalinya Boboiboy membunuh lawannya. Kenapa? Kenapa harus dia lakukan?

Tatapannya yang kosong menggambarkan kelelahan yang mendalam dan penuh dengan rasa bersalah. Boboiboy menyadari bahwa kekuatannya yang luar biasa telah membuatnya kehilangan kendali dan melukai orang-orang terdekatnya. Dia merasa seperti monster yang mengerikan, meskipun tujuannya adalah untuk melindungi.

Boboiboy perlahan-lahan memalingkan pandangannya dan melihat ke sekeliling. Dia melihat kerusakan yang dihasilkan oleh pertempuran, tetapi juga melihat keberanian dan dedikasi orang-orang di sekitarnya. Mereka adalah pahlawan-pahlawan sejati yang berjuang demi keadilan.

Tanpa sadar air mata jatuh dari kelopak matanya, antara haru, sedih, rasa bersalah dan emosi rumit lainnya yang kusut dalam otaknya.

Sejak pertempuran itu, Boboiboy mengisolasi diri di sebuah ruangan khusus TAPOPS. Teman-temannya tak satupun yang berani menjenguknya, yang mungkin trauma atas serangan mengerikan Boboiboy ketika itu. Satu-satunya teman yang berani mendatanginya hanyalah Fang, yang meskipun masih terguncang atas pertempuran tersebut, dia dapat dengan lembut mengajak Boboiboy untuk keluar atau melihat-lihat sekitar.

"Boboiboy, bukalah pintunya. Sudah berapa minggu kau seperti ini?" Fang berkata sambil mengetuk pintu, namun tak digubris oleh sang penghuni seakan-akan ruangan tersebut memang tak ada penghuninya.

"Beberapa hari lagi kalian akan dipulangkan untuk mengambil cuti. Kuharap kau beristirahat dengan baik saat di bumi. Aku pergi..." Sekali lagi Fang berkata, mulai melangkahkan kakinya menjauh.

Dia tahu mustahil Boboiboy akan menjawab, bahkan Komandan Koko Ci ketika bicarapun dia abaikan. Laksamana Tarung yang terkenal sangat garang dan sangat disegani pun bernasib sama – Boboiboy abaikan tanpa rasa takut.

Boboiboy seperti tak memiliki jiwa lagi. Dia yang terkenal ramah dan bersahabat, serta aktif dan positif menjadi orang yang berbeda sama sekali. Dan meskipun Boboiboy dalam suasana hati yang buruk, biasanya dia dapat memperlihatkan fasad yang baik. Namun, sekarang dia menjadi orang yang berbeda sama sekali. Menjadi sangat pasif dan mengurungkan diri dalam cangkangnya, tak mau sedikitpun memperlihatkan batang hidungnya.

Dok! Dok! Dok!

Pintu itu tiba-tiba di ketuk lemah dari dalam, membuat Fang menghentikan langkahnya. Boboiboy akhirnya mau merespons?

Pemuda surai ungu itu kembali ke depan pintu dan mendengarkan apa yang ingin Boboiboy katakan.

"Te-teman... teman-teman bagaimana? Apakah... apakah mereka... mereka... ba_" Suara itu sangat ragu dan lirih, tetapi masih dapat di dengar cukup jelas oleh mereka berdua. Nadanya terdengar lemas dan sendu, dipenuhi emosi yang tak menyenangkan.

"Mereka baik-baik saja!" Fang memutuskan menyela, tahu ke mana inti perkataan tersebut.

"Kudengar mereka terluka parah..."

Fang tahu meski dengan sebuah besi yang membatasi pandangan mereka, dia dapat menebak wajah sedih Boboiboy dari nadanya yang hancur.

Pemuda rambut landak itu tertawa sambil mengibaskan tangannya. "Patah tulang bukan masalah, kan? Usus yang robek? Atau daging yang terkonyak... atau mungkin... leher yang hampir putus. Hahaha..." hiburnya sekedar lelucon. Justru hal itu membuat Boboiboy terdiam dan tak lagi menggubris ucapan Fang.

"O-oke, canda, Boboiboy. Serius, mereka ngak apa-apa..." hibur Fang dengan keringat dingin yang menetes dari pelipisnya. Sekali lagi dia mengetuk pintu. "Boboiboy... Oi! Oii! Oiii! Aku cuma bercanda. Teman-teman ngak apa-apa. Kalau kenapa-napa mereka pasti sudah mati."

Tak mendapat jawaban apapun selama 15 menit terakhir, Fang memutuskan beranjak dari sana dengan harapan kecil bahwa Boboiboy kembali buka suara. Namun, setelah dia berjalan cukup jauh, dia tahu harapannya hanya angan-angan semata.

Cruel 『Reverse & Boboiboy』 ( ✓ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang