5 : Mari Bernegosiasi

948 96 27
                                    

Hitam yang kelam memenuhi pandangan mata Boboiboy, menyerbu dan membanjiri mata cokelatnya. Ia seolah terperangkap dalam sebuah ruangan yang terasa begitu sempit dan mencekam, seakan-akan berada di alam kegelapan.

Boboiboy mulai menyadari bahwa di tengah ketidaknyamanan ini, ia berada di dalam Void. Bukan seperti tempat yang ia kenal, kali ini Void terasa sangat kental akan kegelapan, sampai-sampai Boboiboy mengalami kesulitan dalam bernafas.

Dia merangkak dalam kegelapan yang menghantui, tanpa sepasang cahaya yang membimbingnya. Keadaannya sunyi, hanya suara langkah kakinya yang terdengar di tempat yang kelam. Hampa dan sepi, Boboiboy merasa seperti tersesat di dalam labirin tak berujung.

Tiap langkah yang diambil terasa berat, bagaikan beban kesendirian yang semakin mendalam. Namun, Boboiboy tidak menyerah pada kegelapan itu.

Setiap napas yang dihembuskannya penuh dengan tekad. Dikelilingi oleh ketidakpastian, ia terus maju, dengan harapan menemukan jalan keluar dari lilitan ketidaknyamanan yang mengelilinginya. Dia tahu bahwa harapan adalah satu-satunya penuntun yang tersisa.

Di kejauhan, pancaran sinar putih yang tipis menyinari jalannya. Bagi Boboiboy, sinar itu adalah kilauan harapan yang berkilauan di kejauhan, memanggilnya untuk terus maju. Hatinya dipenuhi semangat yang berkobar, memberinya kekuatan untuk melangkah lebih cepat menuju sinar samar yang menjanjikan.

Saat ia tiba di tempat itu, ia melihat sosok Reverse dengan punggungnya menghadap padanya. Senyum Boboiboy merekah lebar, mencerminkan harapan yang tak terbendung.

Dengan lembut, ia menepuk pundak Reverse, penuh dengan rasa cinta dan keinginan untuk memperbaiki segala kesalahannya.

"Reverse..." panggil Boboiboy dengan suara ragu namun penuh dengan kerinduan.

Reverse masih terpaku, tak seperti biasanya yang selalu Boboiboy kenal. Tidak hanya Void yang tampak aneh, tetapi Reverse juga terlihat sama anehnya. Siluet Reverse seakan-akan ditelan oleh kegelapan, redup hingga rambut putihnya hampir terlihat seperti kelabu.

Boboiboy menghela nafas dalam-dalam, menyadari betapa kompleksnya perasaan yang tengah ia rasakan. Sekali lagi dia menepuk pundak itu, kali ini cukup keras untuk ukuran persahabatan. "Reverse, ini aku! Aku kembali! Aku... aku ingin membicarakan yang kau tawarkan saat itu, tentang kau yang akan ke realita melalui ritual!"

Dalam gerakan yang aneh, Reverse tiba-tiba melakukan tindakan yang tak terduga. Tanpa disadari oleh Boboiboy, tangan pucat Reverse meluncur dengan cepat. Dalam hitungan detik, Boboiboy menemukan dirinya tergantung dengan tangan yang mencekik lehernya.

"Grrr... Reverse, apa yang kau lakukan?" seru Boboiboy, sambil berusaha keras melepaskan cekikan yang mempersempit napasnya. "Lepas! Mengapa kau melakukan ini?"

Boboiboy menyadari bahwa Reverse dapat menjadi kejam dalam pertemuan mereka, sering kali tanpa ragu memukulnya hingga terluka. Namun, dia selalu menganggap itu sebagai candaan dan bentuk cinta unik dari Reverse. Namun, kali ini ada sesuatu yang berbeda dalam tindakan Reverse.

Ketika Boboiboy menatap mata Reverse, ia melihat kilatan kegelapan yang mengintip di balik keindahan mata merah itu.

"Reverse...," bisiknya lagi.

Reverse tidak membalas dengan ramah, melainkan menghempaskan tubuh Boboiboy dengan kekuatan yang mengerikan. Ia menginjak-injak pundak Boboiboy dengan keras, menyebabkan rasa sakit yang tak tertahankan dan membuat Boboiboy meringis beberapa kali.

"Hahaha! Mengapa kau datang mencariku lagi, Boboiboy? Mengapa?" teriak Reverse dengan kemarahan yang meluap. "Harusnya jika kubilang ini pertemuan terakhir kita, maka kau jangan pernah menemuiku lagi! Jangan pernah!"

Cruel 『Reverse & Boboiboy』 ( ✓ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang