Dalam himpitan kegelapan, cahaya terpecah menjadi butiran abu kerlap-kerlip yang menghilang ke ujung kelam tak berujung.
Gelap pekat melingkupi penglihatan Boboiboy. Kepanikan melanda dirinya, sementara kebingungan menyelimuti pikirannya. Ia merasa seperti tersesat di antah-berantah yang memuakkan, bertanya-tanya, apakah penglihatannya telah dicabut dan membuatnya buta, ataukah ia telah merentas ke alam barzah sambil menantikan kehadiran malaikat yang akan menanyakan segala perbuatannya di jagat dunia?
Ayolah, Boboiboy belum siap! Boboiboy bahkan belum menunaikan sholat isya tadi!
Warna hitam, bagai penari senyap memenuhi sudut pandangnya yang dahulu jernih. Kini, Boboiboy terdiam dalam keheningan.
Apa yang terjadi?
Dalam diam yang tergurat kegelapan, Boboiboy mencerna dengan penuh kesabaran, hingga akhirnya potongan-potongan cerita mengalir membentuk satu kesatuan yang utuh. Maka terbukalah ingatan pahit terakhirnya sebelum ia berakhir di tempat ini — Void, yang sungguh dibenci oleh Boboiboy.
Seperti sebuah tarian tak terlupakan, Boboiboy merasakan deja vu yang merasuk ke dalam jiwanya di dalam Void. Rasanya hal sama terulang-ulang kembali. Tanpa ragu, ia menghantamkan langkah-langkahnya melalui gelapnya tabir panggung, mencoba menemukan jejak yang hilang dan memanggil satu-satunya sosok yang begitu ingin ia cari di tempat tersebut, Reverse.
"Di mana engkau, Reverse? Reverse!" serunya membelah kehampaan yang menyelimutinya.
Dalam gelap yang tak berujung, Boboiboy menapaki langkahnya dengan mantap. Ia berlari menembus kepekatan kelam, bergabung dengan kegelapan yang merangkulnya. Seiring perjalanannya, pandangannya terfokus pada satu titik cahaya kemerahan yang menjulang dengan seseorang di tengahnya di kejauhan.
"Reverse?" bisik Boboiboy, telah hafal siapa yang ada di Void selain dia—seraya melaju dengan cepat menuju titik tersebut, hatinya terus berdegup dalam kegelisahan.
Semakin ia mendekat, semakin jelaslah bagi Boboiboy bahwa cahaya kemerahan itu membentuk sebuah pentagram yang melintang di tanah. Boboiboy melupakan keberadaan gambar yang mengganggu tersebut dan sepenuhnya memusatkan perhatiannya pada sosok Reverse yang berada di tengah-tengahnya.
"Reverse!" serunya, suaranya memenuhi kegelapan yang menyelimutinya.
Sekali lagi mencoba mengabaikan gambar mengganggu tersebut, Boboiboy fokus pada Reverse yang menatap lilin-lilin menyala yang semakin redup dan satu demi satu mulai padam.
"Reverse!" Panggil Boboiboy lagi.
Setelah lilin terakhir padam dan cahaya kemerahan pentagram mulai memudar, Reverse memusatkan pandangannya ke suara yang memanggil. Matanya yang merah menyala dalam kegelapan menatap Boboiboy dengan tatapan penuh kemurkaan.
"Bangs@t!" teriak Reverse.
Boboiboy tersentak, nafasnya terengah-engah, kegelisahan melingkupi dirinya dan membuatnya gemetar dengan ketakutan yang hampir melumpuhkan. "Ma-maaf. Sepertinya_"
"RITUAL INI GAGAL!" potong Reverse dengan tegas, tak memberi kesempatan pada Boboiboy untuk melanjutkan ucapannya.
Boboiboy mundur selangkah secara naluriah, menatap Reverse dengan rasa takut yang lebih besar.
"Apa yang telah kau lakukan, Boboiboy? Kau telah mengacaukan segalanya!" Reverse melangkah dengan cepat mendekati Boboiboy dan meraih pundaknya, mengguncangnya dengan kasar seakan ingin menghancurkannya. "Hanya satu orang saja yang perlu kau bunuh. Bukan bunuh diri, bangs4t!" Suaranya terengah-engah, dipenuhi oleh amarah yang meluap.
Boboiboy merasakan getaran yang mengguncang jiwanya, dan ia merasa takluk di hadapan kemarahan yang melanda Reverse. Ketakutannya semakin membelenggu dirinya, membuatnya hampir kehilangan kata-kata.
"Ma-maaf, Reverse. A-aku tidak_"
"AKU APA, BANG$AT! TIDAK APANYA? APA, HAH? APA LAGI YANG INGIN KAU KATAKAN?! KAU MEMBUATKU KECEWA BESAR! DASAR BAJI*NGAN! SAMPAH! DUNGU! IDIOT!"
PLAK!
Dalam sekejap, tamparan yang sangat kasar menghantam pipi Boboiboy, menyebabkan tubuh si surai cokelat tersebut terjungkal dan jatuh ke lantai kegelapan Void. Matanya terpaku pada sosok Reverse yang semakin menonjol, yang meluapkan amarah yang membebani dirinya.
Rasa sakit menusuk di pipi Boboiboy, dan kehilangan keseimbangan membuatnya lemas di tanah yang gelap. Dia merasa dirinya terperangkap dalam kekuasaan yang begitu kuat ketika matanya kembali bertemu dengan sosok Reverse yang terus memancarkan kemarahan padanya.
"Boboiboy, dengar!" Reverse berjongkok dan menempatkan lututnya di antara kaki Boboiboy, menghadapkan wajahnya kepadanya dalam jarak yang mampu membuat Boboiboy hampir lumpuh.
Dengan suara serak yang merayap, kata-kata Reverse berbisik menguar. "Aku sungguh kecewa padamu," katanya, semakin mendekatkan wajahnya ke Boboiboy seolah ingin mengeksploitasi privasi Boboiboy, serta memupuskan keberaniannya ke ketakutan yang melanda. "Kau sangat, sangat, sangat, sangat mengecewakan. Sampah!"
"Benar, aku sampah!" Boboiboy mendadak mendapatkan keberanian. Mulutnya berbicara secara spontan. "Meski aku mengecewakanmu, setidaknya aku tak mengorbankan seseorang untuk tujuan egois dan menjijikan! Ritual itu hal salah! Bukan begini cara kita agar bisa bersama di realita! Sejak awal bukan takdir kita untuk bersama!" Ia menatap pada mata merah Reverse yang melebar.
Begitu kata-kata itu keluar dari mulut Boboiboy, dia segera menyesalinya dan menyadari bahwa dia bertindak terlalu jauh. Penyesalannya semakin kuat saat melihat perubahan ekspresi wajah Reverse.
Ekspresi Reverse mulai berubah menjadi sesuatu yang tak pernah Boboiboy lihat, antara perpaduan kesedihan, kekagetan, kemarahan dan kekecewaan.
"Ma-maksudku... A-anu, Reverse_"
Sebelumnya Boboiboy bisa menyelesaikannya, dia diinterupsi ketika dia bertemu dengan pukulan di wajahnya. Meski sebelumnya sudah di tampar, Boboiboy tetap merasa sangat kaget dan tak percaya atas tindakan itu.
"Haa!" teriak Reverse sambil memberikan pukulan ketiga ke wajah Boboiboy. "Kau sekarang berani padaku? Aku adalah orang pertama dan orang paling setia padamu! Kurang apalagi aku ini?"
Tangan Reverse mencengkeram pundak Boboiboy.
Tubuh yang telah babak belur itu terjepit di bawah tekanan Reverse yang kuat, memaksanya untuk mendengarkan pesan yang disampaikan dengan tajam.
"Dengarkanlah, oh Boboiboy, dan biarkan kata-kataku meresap ke dalam pikiranmu, lalu renungkanlah..." Tangan itu meluncur ke leher Boboiboy, mengelilingi area yang rentan dan menekan dengan kuat. "Selama ini, kau hanya menjadi alat yang dimanfaatkan oleh TAPOPS. Kau pikir orang-orang TAPOPS benar-benar mengumpulkan power sphera untuk di lindungi? Renungkanlah, Boboiboy. Berapa kali stasiun sampah itu telah dibobol? Berapa kali pencurian terjadi tanpa terdeteksi? Apakah tempat itu benar-benar aman untuk menjaga Power Sphera?"
Boboiboy memilih untuk tetap diam. Ketakutan akan pukulan berikutnya dari Reverse membuatnya waspada, dan dia tidak ingin menimbulkan kemarahan yang bisa mengancam keselamatannya. Dia menyadari bahwa menyerang Reverse bukanlah pilihan yang bijaksana dalam situasi ini.
Di tengah keheningan itu, terdapat satu fakta yang terkadang luput dari perhatian Boboiboy: kekuatannya tidak dapat berfungsi di dalam Void. Meskipun mungkin ia merasa ingin melawan Reverse, kenyataannya adalah bahwa kemampuannya menjadi tidak berguna di tempat ini. Jadi, tetap diam adalah alternatif terbaik yang tersedia bagi Boboiboy.
"Hei!" seru Reverse sambil menangkup pipi Boboiboy, memaksa wajah mereka berhadapan. "Kau terlalu terbuai dalam lamunan saat mulutku mengucapkan kata-kata? Kau benar-benar lancang. Kehadiranmu di TAPOPS telah membuatmu menjadi semakin berani ya! Baiklah, biar aku berikan padamu semua informasi yang kutahu, sayang~"
Ha~ mungkin satu atau dua chap lagi fanfic ini akan selesai.
Sejujurnya aku merasa sangat pesimis menulis fanfic ini. Aku takut bahasanya terlalu berat dan bertele-tele, membuat kalian merasa bosan dan tak nyaman dengan fanfic ini.
Kira2, bagi kalian, fanfic sudah cukup bagus atau jelek? Apakah fanfic-ku mendapat nilai E? Atau D? Atau C? Atau... B ? Atau... A mungkin nilai mustahil untuk fanfic ini —(*plak!)
Lupakan...
KAMU SEDANG MEMBACA
Cruel 『Reverse & Boboiboy』 ( ✓ )
FanficBoboiboy lelah dengan omong kosong menjadi hero dari Bumi, pelindung power sphera atau apapun sebutannya. Dia hanya ingin kehangatan dan lari dari semua ketakutan yang dia simpan sendirian. Dia ingin bersama Reverse. Itu saja... Dia hanya ingin bers...