1. beginning

6.9K 307 16
                                    


happy reading



"Kesini."

"Apa?"

"Kesini aku bilang." perintah Jay dengan nada tinggi.

"Gak." tolak Ningning, gadis itu masih tetap pada pendiriannya, berdiri di depan pintu tanpa niat ingin masuk ke apartemen kekasihnya itu.

"Jangan keras kepala, Ning." Jay menghela nafasnya kecil, "kamu gak mau kan aku marahin kamu di depan orang-orang?" lanjutnya.

Ningning menggeleng, "gak." singkatnya.

"Yaudah, kesini." Jay mengisyaratkan Ningning lewat tangannya agar menghampiri dirinya.

"Gak mau." Masih, Ningning masih tetap pada pendiriannya.

"Lo lama-lama bikin emosi."

Dengan muka penuh emosi, Jay menghampiri Ningning dan dengan cepat menarik lengan Ningning. Meski Ningning berusaha melepaskan cekalan Jay, namun tetap saja tenaganya tak sebanding dengan tenaga yang Jay miliki.

"Jelasin disini." Jay melepaskan cekalannya dan melempar tubuh Ningning pada sofa.

"Aku gak ngerti."

"Lo kan pelakunya?" Jay menunjuk wajah Ningning, "lo yang udah bikin Isa celaka?"

Ningning menggeleng, "gak." ia mengangkat tubuhnya dan duduk sambil melirik ke arah Jay, "kamu gak bosen nuduh aku? Kak Haechan udah tampar aku tadi, kamu mau nuduh aku juga sekarang?"

"Haechan nampar lo karna lo emang cocok buat di tampar." ucap Jay dengan perasaan dongkol melihat wajah Ningning se akan wanita itu tak mempunyai rasa bersalah, "kalo bisa gue mau liat Haechan ngelakuin yang lebih, bukan cuma nampar doang." lanjutnya.

"Udah aku bilang, bukan aku pelakunya." ucap Ningning, ia mengalihkan pandangannya pada jendela balkon apartemen Jay.

"Ngaku."

"Gak."

"Ngaku, sebelum gue kasih tau orang tua lo." Jay masih mendesak Ningning untuk mengakui perbuatan yang wanita itu lakukan.

"Aku emang gak tau apa-apa tentang kecelakaan itu."

Ningning memasang wajahnya kesal, bosan dengan tuduhan orang-orang pada dirinya tentang kecelakaan Isa yang terjadi pada tadi malam mengakibatkan kaki wanita itu patah dan harus memakai penyangga untuk sementara.

Tetapi bukan itu masalahnya, masalahnya adalah orang-orang menuduh Ningning melakukan itu pada Isa. Untuk apa? Orang-orang mengira Ningning cemburu pada Isa karna Isa adalah sahabat dekat Jay, tunangannya.

Bukan kah Ningning adalah sasaran yang tepat untuk di jadikan pelaku dalam kecelakaan ini?

Dan Ningning tak menyangka jika orang-orang akan menyalahkannya atas hal ini, bahkan kekasihnya saja tak percaya padanya. Lebih parahnya lagi Haechan yang merupakan Kakaknya itu tak mempercayainya, bahkan Haechan tak segan untuk menampar Ningning di rumah sakit saat Ningning melihat keadaan Isa.

"Rem mobil Isa blong." ucap Jay.

"Terus?"

"Gak usah pura-pura bego, lo nyuruh orang buat ngelakuin itu, 'kan?" cercar Jay.

"Aku gak ngelakuin itu," Ningning berdiri dari duduknya dan berniat untuk pergi dari sini, "jangan sangkut pautin aku sama kecelakaan Isa, lagian dia baik-baik aja 'kan?"

Jay mengeram kesal, "baik-baik aja lo bilang? Bitch, kaki Isa patah cuma gara-gara hati busuk lo."

"TERUS LO MAU GUE NGAPAIN SEKARANG? LO MAU GUE SUJUD-SUJUD KE ISA ATAS KESALAHAN YANG GAK PERNAH GUE LAKUIN?!" teriak Ningning dengan kencang, wajahnya sangat ketara jika wanita itu sangat emosi.

Ningning menghela nafasnya setelah di rasa dirinya sudah keterlaluan, "maaf." ucapnya pelan.

"Wow, ternyata gini aslinya Ningning." ucap Jay dengan senyum mengejek, tangannya ia sampirkan di depan dadanya.

Ningning menatap Jay dengan tanda tanya.

"Kalo liat kelakuan lo kurang ajar gini sama gue, mungkin orang tua gue bakal setuju kalo gue gagalin pernikahan kita."

Ningning gelagapan, "enggak, maksud aku gak gitu, Jay."

Jay mengangguk-angguk, "thanks, Ning. Lo udah bikin semuanya jadi mudah buat putusin lo." kekeh Jay.

"Gak kaya gitu, aku ... Aku minta maaf sama kamu." Ningning menundukkan kepalanya.

Jay kembali mengangguk, "gue maafin."

Ningning mengangkat kepalanya, "serius?" tanyanya tak percaya, pasalnya Jay tidak pernah memaafkannya semudah ini.

"Asalkan lo harus minta maaf sama Isa dan ngakuin kesalahan lo." Jay berjalan mendekati Ningning, "gimana, sayang?" tanyanya dengan senyum manis di sertai tangan yang membelai pipi Ningning.

"Udah aku bilang bukan aku pelakunya." kekeuh Ningning.

"Ada saksi yang denger lo nyuruh preman buat ngatur mobil Isa."

"Siapa yang bilang gitu?" tanya Ningning sambil mengerutkan keningnya.

"Ada. Lo gak usah tau, yang penting lo minta maaf sama Isa sekarang sebelum gue batalin rencana pernikahan kita." Jay jalan terlebih dahulu dan memberi isyarat agar Ningning mengikutinya dari belakang.

Sedangkan Ningning mengigit bibirnya kecil, ia sangat bingung. Jika ia meminta maaf pada Isa, itu berarti seakan-akan ia yang bersalah disini. Padahal Ningning tidak tahu apa-apa mengenai hal ini.

Jika ia tak meminta maaf, Jay bisa saja benar-benar akan membatalkan rencana pernikahan mereka. Itu tidak bisa terjadi, bagaimana pun Ningning sangat mencintai Jay.

Ningning tidak ingin jika Jay sampai membatalkan pernikahannya, sungguh tidak ingin.

Maka yang Ningning lakukan sekarang adalah mengikuti semua perintah yang Jay layangkan padanya, sekalipun itu akan menghancurkan harga dirinya.

to be continued

semua karakter dibuat-buat, tolong jangan membenci karakter yang saya gunakan untuk cerita fiksi ini. terima kasih dan mohon dukungannya. ❤️

f i a n c é - jay x ningningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang