3. Satu sama

6 0 0
                                    

Sudah seminggu Yoceline resmi menjadi seorang mahasiswa. Belum ada tugas yang menyeramkan, seperti yang sudah di iming- imingi oleh kakaknya sebelum ia masuk kuliah. Meski begitu, Yoceline akan mengulang materi yang sudah diajarkan dan membaca buku yang sudah direkomendasikan oleh para dosen.

Selesai kelas, Yoceline berniat pergi ke perpustakaan. Ia ingin mencari sebuah buku yang tadi di rekomendasikan oleh dosennya dan bisa dipinjam di perpustakaan.

Sambil memakai tasnya, Yoceline menatap Kanzia yang masih memasukan barang- barangnya, "Zia, mau ke perpus nggak?"

"boleh, mau nyari buku yang dibilang bu Diar kan?"

Dengan anggukkan, Yoceline menjawab pertanyaan Kanzia. Ketika itu, Raisa dan Bora yang duduk di depan mereka menghadap ke belakang.

"Kalian mau ke perpus?"

Dengan kompak Yoceline dan Kanzia menjawab dengan anggukkan.

"kenapa?. Mau pada ikut?"

Yoceline menawarkan pada Bora dan Raisa. Pertanyaan itu malah dijawab dengan cengiran keduanya.

"males ah, mau pulang aja. Nanti gue pinjem kalian aja"

Seperti tidak merasa bersalah, Raisa dengan entengnya berbicara, dan ditanggapi dengan tatapan malas dari Yoceline.

"males terus, kalo shopping aja semangat empat lima kalian"

Komentar Yoceline hanya di tanggapi kembali dengan cengiran oleh keduanya. Margaret yang datang mendekat segera di tawari oleh Yoceline.

"mau ikut ke perpus nggak?"

"boleh deh, sekalian"

Dengan ikutnya Margaret, maka ketiganya berjalan bersama menuju perpustakaan. Dari gedung fakultasnya, letak perpustakaan memang cukup jauh. Letaknya searah dengan kantin dimana biasanya mereka makan. Meski gedung fakultas Yoceline cukup besar, kekurangannya hanya tidak ada kantin untuk mereka makan. Ada yang menjual makanan paling dekat, itu pun harus keluar dari kawasan kampus, dan yang paling dekat di kawasan kampus, ada di dekat perpus. Jadi, untuk makan saja, Yoceline harus berolahraga terlebih dahulu.

Ketiganya sampai di perpustakaan. Setelah meletakkan barang- barang mereka, karena memang tidak boleh membawa tas, dan hanya boleh membawa barang- barang yang dibutuhkan, mereka kemudian mendaftar lebih dulu. Yoceline yang memang baru pertama kali masuk ke perpus seketika kagum dengan betapa besarnya perpustakaan di kampusnya. Dilihat dari banyaknya buku, pasti perpustakaan ini memiliki koleksi buku yang cukup lengkap.

Dengan semangat, Yoceline berjalan masuk dan mendekati sebuah meja dimana terletak sebuah komputer di atasnya. Ia ingin mencari dimana letak buku yang direkomendasikan dosennya itu berada. Jika mencari langsung dan mengecek di rak satu persatu, Yoceline yakin ia baru akan menemukannya besok pagi.

Begitu sudah menemukan letak bukunya berada, ketiganya segera berjalan meninggalkan meja komputer tersebut dan berjalan menuju lantai dua, dimana rak buku yang mereka cari berada. Tidak perlu waktu lama, mereka segera menemukan dimana letak rak yang mereka cari.

Yoceline melihat buku di rak tersebut satu persatu.

"nah, ketemu nih"

Seruan pelan dari Yoceline membuat Kanzia dan Margaret langsung mendekat.

"banyak juga ya bukunya"

Kanzia berbicara sambil mengambil salah satu dari buku yang terlihat berbaris rapi. Ucapan dari Kanzia itu disetujui oleh Yoceline dan Margaret. Sudah mendapatkan apa yang mereka cari, ketiganya segera berjalan menuju peminjaman buku. Memang rencananya mereka hanya ingin meminjam buku dan langsung pulang.

Hallo DewanggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang